Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Sejarah dan Kebudayaan Jawa Barat Bogor
Menilik Sejarah dan Keunikan Jalan Pecinan Suryakencana Bogor

Jalan-jalan ke Bogor rasanya belum lengkap jika belum mencicipi kuliner khas Bogor. Salah satu tempat dimana kita bisa menemukan berbagai macam kuliner khas Bogor adalah di Jalan Suryakencana. Kita bisa menemukan soto, laksa, sate, cungkring, dan makanan khas lainnya yang saying bila dilewatkan. Selain itu, banyak juga toko-toko dan pasar yang membuka bisnisnya di jalan ini. Jalan yang tegak lurus dengan Kebun Raya Bogor ini mempunyai sejarah yang menarik untuk disimak.

Sebenarnya, Jalan Suryakencana adalah bagian kecil dari jalan yang membentang panjang dari Anyer hingga Panarukan. Tentu kita masih ingat hal itu merupakan salah satu program kerja Gubernur Jendral Daendels pada tahun 1808 yaitu de Groote Postweg atau Jalan Pos. Jalan Pos 1000 km ini melintasi berbagai kota di Pulau Jawa seperti Jakarta (Batavia), Bandung, Cirebon, Surabaya, dan lainnya. Dalam pembangunannya, jalan ini memakan korban ribuan pekerja pribumi yang mati karena dipekerjakan secara paksa dan keji.

Pada tahun 1905, jalan ini dikenal sebagai sebuah pusat perekonomian kota sehingga diberi nama Handelstraat. Hal inilah yang menjadi cikal bakal Jalan Suryakencana. Handelstraat sendiri mempunyai arti Jalan Perniagaan dan dipilih sebagai daerah sentral masyarakat Etnis Tionghoa di Bogor (Buitenzorg). Hal ini tidak terlepas dari Wijkenstelsel yang dilakukan pemerintah, yaitu pembagian zona daerah berdasarkan etnis. Mungkin kita pernah berpikir mengapa etnis Tionghoa senang sekali berdagang. Salah satu penyebabnya adalah kebijakan ini. Karena etnis Tionghoa tidak boleh memiliki tanah di pedesaan pada zaman itu, maka mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara berdagang. Maka dari itu, sampai sekarang pun Jalan Suryakencana sebagian besar dihuni dan dimanfaatkan sebagai tempat berjualan oleh bangsa Indonesia yang merupakan keturunan etnis Tionghoa.

Di bagian utara kawasan ini pada zamannya adalah sebuah pasar yang bernama Pasar Baroe atau Pasar Bogor yang merupakan pasar tertua di Bogor. Pasar ini dilengkapi dengan bangunan cagar budaya yaitu Klenteng Hok Tek Bio (Vihara Dhanagun) yang dipakai sebagai tempat beribadah serta perayaan hari besar. Cagar budaya lainnya terletak di belakang Pasar Bogor. Terdapat Hotel Pasar Baroe yang dibangun pada tahun 1800-an. Hotel ini dibangun bersamaan dengan dua hotel tersohor di kota ini. Berasitektur Indies yang dipadukan dengan corak Eropa dan Tionghoa, dahulu bangunan ini menjadi priadona para pelancong dari etnis Tionghoa, Eropa, Arab, atau bahkan Pribumi pada saat itu. Namun, semuanya kini sudah terkena dampak modernisasi sehingga jauh dari perhatian dan penanganan dari berbagai pihak yang bertanggung jawab. Tempat yang dulunya pasar tradisional sekarang sudah berpindah. Pasar tradisional itu telah berubah menjadi Plaza Bogor dan pasar tradisional tadi berada di bagian belakang gedung. Dimulai tahun 1950, nama Handelstraat telah diubah oleh pemerintah Kota Bogor menjadi Suryakencana sehingga sekarang lebih dikenal sebagai Kawasan Pecinan Suryakencana.

Jalan Pecinan Suryakencana memiliki berbagai nilai sejarah dan kebudayaan yang dapat kita cermati. Pemerintah Kota Bogor bersama PU-PERA memerlihatkan nilai pluralisme yang tergabung atas kebudayaan Tionghoa dan budaya Sunda. Hal itu terlihat dari gerbang depan jalan ini yang diberi nama “Gerbang Lawang Suryakencana”. Gerbang ini sangat unik karena mengadopsi dari berbagai kebudayaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Kita dapat melihat salah satunya dari bagian atas Gerbang Lawang yang tertambat sebuah Kujang, senjata tradisional khas Sunda. Keunikan lainnya adalah Gerbang Lawang Suryakencana ini dijaga oleh dua patung berwujud macan. Kenapa macan? Simbol macan dipilih karena simol macan merupakan symbol dari Kerajaan Sunda terbesar yang bernama Kerajaan Pajajaran. Warna putih menggambarkan seorang raja yang dihormati oleh Suku Sunda yang bernama Prabu Siliwangi. Sedangkan macan warna putih dipilih sebagai penyeimbang warna putih tadi. Sesuai dengan dilosofi Tionghoa, yaitu Yin dan Yang.

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline