Ketupat Kandangan, atau yang biasa disebut dalam bahasa Banjar sebagai katupat Kandangan adalah hidangan khas suku Banjar Kalimantan Selatan yang berasal dari Kandangan, kabupaten Hulu Sungai Selatan. Hidangan ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: ketupat, kuah, dan lauk.
Komponen pertama yang wajib adalah ketupat. Merupakan sebuah kewajiban ada ketupat dalam hidangan ini, namanya saja sudah Ketupat Kandangan, kalau tidak ada ya, bukan hidangan ketupat dong namanya. Ketupat memang salah satu bahan yang sangat banyak digunakan dalam kuliner Banjar. Selain ketupat Kandangan, ketupat juga digunakan dalam hidangan Banjar lain, yaitu soto Banjar. Tekstur ketupat yang digunakan sedikit kasar dan mudah pecah, sehingga sewaktu dikonsumsi bentuknya sudah agak hancur seperti nasi.
Komponen kedua dalam hidangan ini adalah kuah. Kuah ketupat adalah kuah yang dibuat dengan mencampurkan rempah-rempah seperti kemiri, serai, kapulaga, kayu manis, cengkih, pala, bawang merah, dan bawang putih. Kandungan santan membuat kuah terlihat berwarna putih keruh dan menciptakan rasa yang gurih dan lezat.
Komponen ketiga adalah lauk. Lauk yang digunakan untuk hidangan ketupat Kandangan pada umumnya adalah ikan gabus atau biasa disebut haruan. Beberapa alternatif lauk adalah ikan patin, gurame, telur rebus, dan ayam. Ikan gabus biasanya diasap terlebih dahulu sebelum dimasak di dalam kuah santan. Lauk lain dapat direbus atau dipanggang terlebih dahulu sebelum dimasak dalam kuah santan.
Ketupat Kandangan biasanya dijual di rumah makan yang buka pada pagi hingga siang hari, mulai pukul 06.00 WITA hingga kira-kira pukul 13.00 WITA. Hidangan ini sangat diminati oleh masyarakat Banjar, terutama untuk sarapan karena porsinya yang pas, tidak terlalu besar, dan juga kuahnya yang terasa ringan, sehingga cocok untuk disantap pada pagi hari. Hidangan ini tersedia di seluruh Bumi Kayuh Baimbai, Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, jika berkunjung sempatkanlah diri untuk mencicip lezat dan gurihnya hidangan khas ini!
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...