Jika kalian pernah mengunjungi gerai makanan Medan seperti Lapo ni Tondongta atau Lapo Marpadotbe pasti kalian tidak asing dengan minuman ini, Badak Sarsaparila! Jangan khawatir, meski namanya cukup mengintimidasi namun, minuman ini ternyata sangat digemari oleh para pecinta lapo untuk menemani ketika menyantap hidangan. Badak Sarsaparila merupakan minuman legenda yang kerap kali pada masa kejayaannya sekitar tahun 1960-1990 kerap kali disandingkan dengan minuman soda khas barat lainnya, seperti Coca-Cola. Minuman ini sudah berumur lebih dari 100 tahun, loh! dimulai ketika tahun 1916, saat seorang berkebangsaan Swiss bernama Heinrich Subreck, mendirikan sebuah pabrik minuman bersoda bernama NV Ijs Fabriek di Pematang Siantar, Medan. Badak sendiri merupakan brand hasil produksi dari pabrik tersebut, nama 'Badak' didapat dari kecintaan Subreck terhadap alam Indonesia. Kemudian pada akhir 1960, isu nasionalisasi aset negara semakin marak, akibatnya Subreck terpaksa menyerahkan seluruh perusahaannya kepada salah satu karyawannya yaitu Elman Tanjung. Kemudian, Tanjung mengubah namanya menjadi Pabrik Es Siantar. Pabrik ini memroduksi produk andalannya yaitu Badak Sarsaparila, sebuah minuman bersoda rasa tumbuhan herbal yang berasal dari Meksiko. Tak hanya itu, pabrik ini juga memroduksi jeruk, anggur, serta air soda. Badak Sarsaparila kerap dikonsumsi saat adanya upacara-upacara adat di Medan, setiap keluarga akan berpesta sembari membuka beberapa botol dari Badak Sarsaparila ini sendiri. Namun sayangnya, keberadaan Badak Sarsaparila seolah berada diambang kepunahan, angka produksinya terus menerus, terdorong oleh pamor yang ditawarkan oleh produk asal Barat. Meskipun, minuman ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari, namun hendaknya mari melestarikan minuman legenda asal Pematang Siantar, Badak Sarsaparila! #OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang