Marikerubu merupakan salah satu kelurahan di bagian barat Kota Ternate. Kawasan ini ternyata cukup dikenal karena juga memiliki objek wisata yang sudah terkenal. Sebut saja misalnya pohon cengkeh Afo. Cengkeh tertua di dunia yang telah mati itu tersisa beberapa generasinya yang masih dirawat pemiliknya. Selain cengkih Afo, kawasan ini merupakan jalur pendakian yang menjadi jalan masuk bagi mereka yang ingin mendaki puncak Gunung Gamalama.
Menelusuri lebih jauh nama kelurahan di ketinggian itu ternyata cukup unik. Dalam bahasa Ternate, marikerubu terdiri atas dua kata, yakni mari 'batu' dan kerubuh 'gemuruh atau bersuara'. Namun, biasanya warga menyebut marikerubu ini dengan nama 'batu bicara'.
Nama marikerubu ini diambil karena ada sejarahnya. Konon, di marikerubu tepatnya di bagian barat terdapat jejeran batu besar dan batu kecil. Di kawasan tersebut ada salah satu batu yang ukurannya besar yang bergemuruh tiada hentinya. Kini batu itu masih ada, tetapi sudah tidak lagi bersuara.
Di kelurahan Marikerubu terdapat sebuah pohon cengkeh yang besar dan berumur sudah beratus tahun. Pohon afo namanya. Kata afo berasal dari bahasa daerah Ternate yang artinya besar. Pohon afo merupakan satu- satunya pohon cengkeh yang tersisa dan menjadi cikal bakal tumbuh subumya cengkeh di Temate, diambil dari nama pohon afo, yaitu pohon dengan batang yang cukup besar.
Pada zaman dahulu, saat Belanda melancarkan aksinya membasmi cengkeh di Temate agar stabilitas harga cengkeh yang mahal dapat terjaga, pohon cengkeh itu tetap aman karena terlindungi oleh pohon tersebut.
Kelurahan Marikerubu dengan luas wilayah 410 hektar memiliki tiga wilayah atau lingkungan, yaitu lingkungan Marikerubu, Tongole atau Air Tege-Tege, dan lingkungan Torano. Ketiga nama itu memliki hubungan yang bersejarah. Dalam bahasa Temate, tongole merujuk pada makna orang yang kuat. Ada dua versi menyebutkan nama pertarna Tongole. Tongole pada awalnya terdapat dua nama yang ditentukan olehmasyarakatsetempat, yakni 'Tomoledan Momole. Tongole atau Tomole berarti 'orang kuat', sedangkan Torano berasal dari kata baluwaro yang artinya 'telah mengetahui'. Ketiga kawasan ini mempunyai jumlah penduduk yang kini mencapai 4.600 jiwa.
Alkisahnya, pada waktu itu ada batu yang bersuara (marikerubu) dan tiba-tiba ada yang menjawab dari jarak jauh bahwa "sudah mengetahui" (baluwaro), penjaga gunung (Momole) akan turun di Tongole.
Secara genologisnya, warga yang mendiami ketiga kawasan itu umumnya adalah warga pendatang yang bukan penduduk asli. Marikeru dan momole sebagain besar berasal dari masyarakat Sanana, sedangkan warga Tongole berasal dari Tabagnga. Kemudian, masyarakat tersebut berbaur dengan penduduk asli Temate.
Pemukiman pertama warga Marikerubu berada lebih jauh naik ke puncak atau di daerah yang lebih tinggi dari pemukiman sekarang. Saat ini, mereka sudah mulai turun. Buktinya, mereka mulai turun dari pemukiman mereka sebelumnya. Hal ini terlihat dari kumpulan makam yang tersebar di tanah kawasan hutan yang kini sudah dikelola menjadi kebun. Alasan mereka tinggal di dalam hutan itu diperkirakan untuk menghindar dari penjajah. Selain menyelamatkan diri dari penajajah, alasan tinggal di daerah yang lebih tinggi adalah agar mereka mudah bertahan hidup dengan sumber mata air, selain hasil kebun untuk makanan mereka. Kini dapat dilihat dari bekas peninggalan sejarah, seperti kumpulan makam yang posisinya lebih dekat dengan beberapa mata air di sana, yang tersebar lebih dari sepuluh tempat serta adanya bekas rumah tinggal yang juga dekat dengan sumber mata air.
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...