Mapag Toya merupakan salah satu ritual pertanian masyarakat Hindu di Bali. Mapag Toya merupakan bentuk ungkapan syukur kepada penguasa air (Tuhan). Ritual ini juga bermakna memohon ijin agar diberikan air yang melimpah untuk kesuburan tanaman pertanian.
Dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian masyarakat Bali” yang ditulis oleh Ni Wayan Sartini dari Universitas Airlangga dan dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 07, Nomor 02, tahun 2017 disebutkan mapag atau mendak memiliki arti ‘menjemput’. Sedangkan kata toya berarti ‘air’. Jadi mapag toya memiliki makna ‘menjemput air’.
Upacara ini merupakan bagian dari ritual pertanian sebagai symbol menjemput air di sumber air sebagai sumber kehidupan agar tanaman padi dapat tumbuh subur tanpa kekeringan. Upacara ini biasanya dilakukan di Pura Panghulun Subak (Subak Hulu).
Dalam mantra yang diucapkan yang mengiringi ritual, disebutkan Bhatara Gangga sebagai dewi atau bhatari yang bersemayam di Sungai Gangga. Dalam agama Hindu Sungai Gangga adalah sungai suci sebagai sumber air yang dapat mengalirkan air kesegala penjuru termasuk sawah-sawah.
Peneliti dari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar yang terdiri dari I Made Krisna Dinata, I Nyoman Sueca, dan Ni Nyoman Mariani dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Nilai Pendidikan Agama Hindu Dalam Upacara Ngusaba Padi di Pura Subak Uma Utu, Desa Adat Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan” yang dipublikasikan dalam Jurnal Penelitian Agama Hindu, Volume 2, Nomor 1 tahun 2018 menyebutkan Ritual Mapag Toya menggunakan sarana banten yaitu banten pakelem yang menggunakan bebek selem atau ayam selem dan setelah itu dilanjutakan dengan melakukan persembahyangan bersama pemangku.
Maksud dan tujuan dari pada ritual ini adalah untuk menginformasikan dan sebagai pertanda kepada krama Subak bahwa sawah yang ada di areal subak sudah mulai dialiri air. Ritual ini memberikan sebuah pesan bahwa sawah yang ada di areal Subak telah dialiri air sebagai bahan atau kebutuhan sawah untuk melakukan penanaman padi di sawah.
sumber : https://www.beritabali.com/read/2018/09/28/201809270020/Mapag-Toya-Bentuk-Ungkapan-Syukur-Kepada-Penguasa-Air.html
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...