×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

DKI Jakarta

Asal Daerah

Kemayoran

MURTADO MACAN KEMAYORAN

Tanggal 18 Jul 2018 oleh Deni Andrian.

Pada zaman penjajahan Belanda, di daerah Kemayoran tinggal seorang pemuda bernama Murtado. Ayahnya adalah mantan kepala kampung (Bek) di daerah tersebut.
Murtado adalah anak yang baik. Ia suka menolong orang yang membutuhkannya. Maka Murtado disenangi oleh penduduk di kampung tersebut. Selain itu, ia tekun menuntut ilmu, baik ilmu agama mau pun ilmu pengetahuan lainnya. Tak ketinggalan, ilmu bela diri juga dipelajarinya hingga ia menjadi seorang jagoan yang rendah hati.

Pada waktu itu, keadaan masyarakat di daerah Kemayoran tidak tenteram. Penduduk selalu diliputi rasa ketakutan akibat gangguan dari jagoan-jagoan Kemayoran yang berwatak jahat. Belum lagi pajak yang di tarik oleh Belanda dan Tauke sangat memberatkan. Padahal, sebagian besar penduduk adalah petani miskin dan pedagang kecil-kecilan.
 
Sebenarnya daerah itu dipimpin oleh orang pribumi yang bernama Bek Lihun dan Mandor Bacan. Namun keduanya telah menjadi kaki tangan Belanda sehingga mereka sangat kejam dan hanya memikirkan keuntungan pribadinya saja.
 
Pada suatu hari, di kampung Kemayoran diadakan derapan padi (panen/memotong padi). Acara itu boleh dilaksanakan dengan syarat setiap lima ikat padi yang dipotong, satu ikat adalah untuk yang memotong, sedangkan yang empat ikat untuk kompeni. Mandor Bacan ditunjuk mengawasi jalannya upacara itu.
 
Dalam upacara itu, ada seorang gadis cantik ikut memotong padi. Murtado pun tak ketinggalan ikut di samping gadis ter sebut. Mereka rupanya sudah lama men jalin kasih. Tiba-tiba Mandor Bacan me lihat ke arah gadis itu dan berniat kurang ajar. Niat itu berhasil digagalkan Murtado. Rupa nya Mandor Bacan tidak terima. Lalu terjadi lah perkelahian. Dalam perkelahian itu Murtado memperlihatkan ketinggian ilmu beladirinya, sehingga Mandor Bacan dapat dikalahkan dan lari terbirit-birit meninggalkan tempat itu kemudian melapor kepada Bek Lihun.
 
Mendengar laporan mandornya, Bek Lihun menjadi marah. Berbagai upaya di lakukan untuk membunuh Murtado. Namun semua upaya itu dapat digagalkan Murtado. Sampai suatu hari, Bek Lihun mencoba mencelakai kekasih Murtado. Maka hilanglah kesabaran Murtado. Di tendang dan di hajarnya Bek Lihun hingga babak belur. Akhirnya Bek Lihun minta ampun dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Setelah kejadian-kejadian itu, maka mulai insyaflah Bek Lihun. Dia mulai menghargai Murtado.
 
Ketika itu beberapa gerombolan perampok di bawah pimpinan Warsa mulai mengganas di Kemayoran. Setiap malam mereka merampas harta benda penduduk. Kadang-kadang juga melakukan pembunuhan. Menghadapi hal ini Bek Lihun merasa kewalahan. Bahkan ia berkali-kali mendapat teguran dari kompeni karena tidak dapat menjaga keamanan di kampungnya sehingga pajak-pajak untuk kompeni tidak berjalan lancar.
 
Bek Lihun akhirnya meminta bantuan kepada Murtado. Murtado yang menyadari bahwa ia juga bertanggung jawab atas keamanan kampung tersebut menyetujui per mohonan Bek Lihun. Bersama dua orang teman nya yang bernama Saomin dan Sarpin, Murtado mencari markas perampok itu di daerah Tambun dan Bekasi, tetapi tidak ditemukan. Kemudian mereka pergi ke daerah Karawang. Di sana gerombolan Warsa dapat dikalahkan. Warsa sendiri mati dalam perkelahian itu. Oleh Murtado dan teman-temannya semua hasil rampokan gerombol an itu diambil dan di bawa kembali ke Kemayoran. Kemudian di kembali kan lagi ke pada pemiliknya masing-masing. Semua rakyat di daerah Kemayoran berterima kasih dan merasa berhutang budi kepada Murtado.
 
Penguasa Belanda pun sangat menghargai jasa-jasa Murtado. Mereka ingin mengangkatnya menjadi bek di daerah Kemayoran menggantikan Bek Lihun. Tetapi tawaran Belanda ini ditolak Murtado, karena dia tidak ingin menjadi alat pemerintah jajahan. 
“Lebih baik hidup sebagai rakyat biasa tetapi ikut menjaga keamanan rakyat,” gumamnya.
Murtado pun aktif berjuang untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajahan, penindasan, dan pemerasan.
 
 
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/09/murtado-macan-kemayoran.html

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...