Pada mulanya dunia ini kosong dan gelap adanya. Roh Yang Maha Kuasa Pedrjadiq Bantikng Langit Pertikaaq Bantikng Tuhaaq yang bertahta di Langit Sulau Dasa, Langit Usuk Wari tergerak hatinya ingin berbuat sesuatu. Diciptakannya suatu tempat bernama Batuq Diikng Dingkiikng Leputukng Rangkakng Bulau. Di tempat tersebut dimukimkannya Roh Laki-Laki dan Roh Perempuan masing masing bernama Imang Mengkelayekng dan Bawe Lolaakng Kintrakng. Hasil perkawinan kedua Roh itu memperanakkan Olo Taman Ketolo (Matahari), Bulaatn Taman Ketalaatn (Bulan), Bintakng Taman Ketaniq (Bintang-bintang). Batuq Diikng Dingkiikng Leputukng Rangkaakng Bulau jadi terang benderang oleh cahaya Matahari, Bulan dan Bintang-bintang. Namun tempat itu terlalu sempit buat mereka. Jumlah mereka terlalu banyak terutama bintang-bintang. Diantara prabintang yang banyak itu yang paling terkenal ada 12 yaitu Pengkuluuq, Piyuluq, Poti, Sempuaatn, Bemanuk, Berurukng, Belentookng, Bemari, Perejotek, Perejowek, Suriq Odiq, Kotop Konom. Sepanjang hari dan sepanjang malam mereka merengek dan menangis minta dibuatkan tempat yang lebih luas. Tangisan mereka didengar oleh Perjadiq, maka diutusNya Roh Maha Mendengar dan Maha Hadir bernama Ayus Junyukng, Roh Maha Mengetahui dan Maha Murah bernama Siluq Urai, Roh Maha Mengadakan bernama Tak Tungkaatn Ayaatn danKakaah Tungkaatn Anai, Roh Maha berberbuat bernama Sengkereaakng dan Sengkerepaakng. Mereka diberi tugas membuat tempat yang lebih luas bernama Langit Tana (Langit dan Bumi). Tak Tungkaatn Ayaatn dan Kakaah Tungkaatn Anai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Sengkereakng membangun bumi dan Sengkerepakng membangun langit.Pekerjaan berjalan lancar berkat pengaturan dan pedoman dari Ayus Junyukng dan Siluq Uraai. Setelah bekerja tanpa henti selama 8 hari 8 malam Langit dan Bumipun selesai. Matahari, Bulan dan Bintang-bintang pun tertawa riang, dan pergi berkeliaran sekehendak hatinya.
Matahari berjalan mengitari langit menurut 3 macam rute, sebelah utara katulistiwa, pada katulistiwa dan sebelah selatan katulistiwa.Rute sebelah utara digunakan untuk mengingatkan manusia agar bersiap-siap memasuki musim penyiapan lahan u ntuk ladang (menebas, menebang dan membakar). Rute menyusuri katulistiwa dimaksudkan untuk mengingatkan manusia agar bersiap-siap memasuki musim tanam. Rute sebelah selatan katulistiwa dimaksudkan untuk mengingatkan manusia agar bersiap-siap memasuki musim panen. Perjalanan ini dilakukan Matahari secara konsisten sepanjang tahun.
Para bintang juga tidak mau tinggal diam. Mereka pergi dengan mebuat lintasan tersendiri YAITU GARIS LURUS YANG MEMOTONG KATULISTIWA dari arah Timur Tenggara ke arah Barat Laut. Intensitas cahaya yang memancar ke bumi dipengaruhi oleh para bintang ini, yang membentuk iklim tahunan. Itu sebab para bintang ini disebut Bintakng Tautn (Bintang Tahun). Bintang ini menjadi pedoman para petani dalam menggarap ladangnya. Ketika sebuah bintang sedang melintasi katulistiwa saing hari dan bertepatan dengsan keberadaan matahari ditempat yang sama, maka saat itu disebut Dotutn Bintakng. Cahaya matahari yang sampai ke bumi merupakan kombinasi antara cahaya matahari dan cahaya bintang. Dotutn Bintakng berarti Matahari dan Bintang pada jam 12 siang sama-sama tegak lurus bumi. Dotutn Bintakng ini merupakan pedoman para petani dalam membakar ladang agar mendapat hasil panen yangbaik dan aman. Pedoman yang paling baik adalah membakar ladang pada saat kehadiran Dotutn Bintakng Poti atau Bintakng Sempuaatn. Bila petani membakar ladangnya pada saat Dotutn Piyuluq, maka padi yang ditanam akan diserang burung pipit. Pembakaran ladang yang dilakukan pada saat Dotutn Bintakng Bemanuk maka akibatnya akan terjadi rembetan api bisa membakar hutan yang ada di sekitarnya (“seraau”). Selanjutnya bila pembakaran dilakukan pada saat Dotutn Bintakng Berurukng, maka padi yang ditanam akan terserang hama ulat.
Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/02/16/mitos-asal-usul-langit-dan-bumi-menurut-suku-dayak-benuaq-subgrup-lawangan/
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang