Proses pembuatan obat tradisional Lulur Urat, yang biasa dilakukan warga Kampung Naga, Tasikmalaya, adalah sebagai upaya warga dalam menjaga kesehatan, khususnya untuk untuk menghangatkan badan, menyembuhkan keseleo atau salah urat.
Pembuatan obat tradisional ini biasa dilakukan oleh warga Kampung Naga. Bahan yang digunakan di antaranya: Ketan hitam, laja, Suliga, Bawang merah, Ki urat, Kerastulang, Jahe, Katumpang
Jenis teknologi yang digunakan tergolong manual-tradisional dan energi yang digunakan adalah energi matahari yang dimanfaatkan untuk mengeringkan hasil racikan.
Pisau, untuk mengiris-iris bahan obat-obatan,
Talenan, sebagai alas dalam melakukan pengirisan bahanbahan obat.
Lumpang, kayu sebagai alat untuk alas menumbuk atau meracik bahan-bahan yang sudah siap diolah.
Alu, yaitu alat untuk menumbuk bahan obat-obatan yang sudah dimasukkan ke dalam lumpang.
Tampah atau plastik, yaitu alat untuk menyimpang racikan obat untuk kemudian dikeringkan atau dijemur.
Panci atau alat sejenisnya (tergantung kebutuhan), yaitu alat yang dipakai untuk merendam beras ketan selama dua malam
Ketan hitam direndam dalam air secukupnya selama 2 (dua) malam supaya mengembang lalu ditiriskan.
Bahan-bahan yang lain seperti suliga, ki urat, jahe, laja, bawang merah, keras tulang dan katumpang, diiris kecil-kecil (disiksik).
Kemudian ditumbuk di dalam lumpang dengan menggunakan alu sampai hancur dan tercampur semua.
Kemudian masukkan ketan hitam yang telah direndam dan ditiriskan ke dalam lumpang ditambahkan dengan bahan lain yang telah dihancurkan, campurkan, kemudian tumbuk semuanya hingga lembut.
Setelah lembut kemudian dibentuk bulat (dipipihkan/ diemple-emple) dengan menggunakan sendok (± diameter 5 cm).
Kemudian dijemur hingga kering.
Lulur urat tersebut yang telah kering (berbentuk bulat pipih) diberi air secukupnya (maksudnya agar lulur urat tersebut larut dalam air).
Kemudian balurkan ke seluruh tubuh yang terasa sakit.
Lulur urat yang digunakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan
Sebaiknya waktu penggunaannya adalah malam hari (sebelum tidur).
Karena semua bahan dapat diperoleh di sekitar tempat tinggal, maka tidak diperlukan modal atau biaya untuk membeli kebutuhan tersebut, hanya tinggal memanfaat apa yang ada dilingkungan sekitar. Tidak diketahui pasti mengenai kapan asal mula pengetahuan tentang obat Lulur Urat ini dipakai di kalangan masyarakat kampung Naga.
Menurut informasi dari masyarakat setempat bahwa pengetahuan tersebut sudah merupakan pengetahuan yang turun temurun dari nenek moyang. Jadi tidak diperoleh keterangan yang pasti soal asal-usul pengetahuan ramuan tersebut.
http://www.wacana.co/2009/09/ramuan-tradisional-sebuah-warisan-budaya-yang-mulai-dicari/
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...