Setiap daerah di Indonesia mempunyai ciri khas dan tradisi tersendiri dalam melaksanakan prosesi pernikahan, salah satunya adalah tradisi kesenian Palang Pintu yang berasal dari Betawi. Palang Pintu berasal dari kata palang yang artinya penghalang dan kata pintu artinya tempat masuk, yang mana jika keduanya digabungkan maka akan memiliki arti menghalangi sesuatu yang akan masuk. Palang Pintu sendiri adalah sebuah tradisi yang dilakukan sebelum diselenggarakannya akad nikah di mana salah satu kerabat dari mempelai pria dan wanita beradu pantun dan silat yang akan harus dimenangkan oleh keluarga dari mempelai pria karena nantinya keluarga dari mempelai wanita harus memberikan jalan masuk untuk mempelai pria. Tidak hanya adu pantun ataupun silat, ada juga yang melakukan adu sholawat serta baca Qur’an di dalam tradisi Palang Pintu. Adu pantun, silat, maupun baca Qur’an ini dilakukan bukan hanya untuk hiburan semata, tetapi terdapat makna tersirat dari pelaksanaan tradisi Palang Pintu itu sendiri. Pantun memiliki makna bahwa seorang pria harus bisa membawa keceriaan dan kebahagiaan pada keluarganya, silat memiliki makna bahwa seorang pria harus bisa melindungi keluarganya dalam situasi dan kondisi apapun dan juga sebagai simbol bahwa sang pria sudah berusaha keras untuk mendapatkan perempuannya, dan baca Qur’an memiliki makna bahwa seorang pria harus bisa menjadi imam yang baik untuk keluarganya. Setelah berhasil melalui Palang Pintu, mempelai pria akan diperbolehkan masuk dengan diterima oleh kedua orang tua mempelai wanita dan diizinkan untuk menikahi anak perempuannya.
Tradisi Palang Pintu ini biasanya selalu ditunggu-tunggu oleh para tamu undangan karena prosesi ini menghibur dan mengundang gelak tawa. Dulunya tradisi Palang Pintu hanya dilakukan pada acara pernikahan namun sekarang Palang Pintu juga tak jarang dilakukan untuk menyambut pejabat atau orang penting yang datang ke suatu daerah, misalnya seperti yang baru-baru ini terjadi yaitu kedatangan para pemain Liverpool ke Setu Babakan di daerah Jakarta Selatan pada tanggal 8 Maret lalu yang kemudian disambut dengan tradisi Palang Pintu oleh warga setempat.
Indonesia memang sangat kaya akan budaya dan tradisi, salah satunya tradisi Palang Pintu ini. Tradisi Palang Pintu ini sendiri juga menjadi suatu keunikan dan ciri khas tersendiri bagi para warga Betawi. Maka dari itu, tradisi ini sangat perlu dilestarikan agar tidak punah nantinya.
Sources: https://belajarcerita.com/2017/05/20/sejarah-palang-pintu-betawi/
https://travel.kompas.com/read/2018/03/09/190000427/apa-itu-tradisi-palang-pintu-yang-sambut-pemain-legendaris-liverpool-
Photo source: https://tangselmedia.com/wp-content/uploads/2014/11/palang-pintu.jpg
#OSKM2018
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...