Tidak seperti biasanya lemang, yang kebanyakan bahan baku dimasukkan ke dalam bambu, melainkan makanan satu ini bernakan lemang—sama seperi lemang yang berisi ketan hitam, putih, atau ketan lainnya, yang membedakan adalah pembungkus dari bahan baku lemang, yaitu tanaman kantong semar. Lemang kantong semar (lokal: Lemang kancung beruk) adalah makanan khas desa Lempur Lekuk 50 Tumbi, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Lemang yang dimasak di dalam kantung semar (Nephentes) ini memiliki rasa yang khas dan merupakan sesuatu yang unik. Kantung Semar sendiri adalah tumbuhan pemakan serangga. Kantung semar hidup dengan cara menjebak mangsanya. Mangsa akan mati saat masuk ke dalam kantung. Katup akan segera menutup dan mangsa tenggelam ke dalam kantung yang berisi air. Lemang ini dapat dimakan langsung atau dengan menambahkan kuah srikaya. Sayangnya makanan ini susah sekali untuk ditemukan, pasalnya masyarakat setempat hanya membuatnya setahun sekali yaitu pada saat Kenduri Seko (Kenduri Adat). Bahkan masyarakat Kerinci tulen asli pun kadang belum tentu rutin menemukan santapan unik ini. Makanan ini oleh masyarakat setempat dinamakan dengan Lemang Kancung Beruk. Kantong Semar dicuci bersih, dibiarkan tangkai kantung semarnya tetap menempel--Sebab kantong akan bocor, jika tangkainya dibuang.Selanjutnya, masukan adonan lemang ke dalam kantung semar yang sudah dicuci bersih. Ada dua macam adonan lemang, yaitu adonan berisikan beras ketan putih dengan inti kelapa muda dan gula enau atau adonan berbahan campuran tepung beras, santan, dan gula. Kukus lemang hingga matang. Lemang Kantong Semar yang sudah matang akan tampak terlihat dari tepung yang tidak lagi lengket. Kantung semar atau “periuk kera” tumbuh subur di hutan atau kebun karet. Selama ini banyak orang mengenalnya hanya sebagai tanaman hias. Namun, sayangnya, masyarakat lokal setempat belum mempunyai kemampuan untuk mengembangkan makanan ini, alasannya ada beberapa kendala yaitu selain tumbuhan ini hanya terdapat di daerah tertentu di kerinci (seperti didanau lingkat Kecamatan Gunung Raya, Arah Seribu Kecamatan Tanah Kampung, Merangin) mereka juga terkendala dalam masalah pembiayaan dan promosi. Dengan dijadikannya kecamatan Gunung Raya sebagai tujuan ekspedisi, diharapkan kita dapat lebih tahu bagaimana cara mengolah masakan tersebut, dan juga dapat membantu masyarakat sekitar dalam mempromosikan masakan lemang yang unik tersebut ke masyarakat luas sehingga dapat dijadikan salah satu pembangunan ekonomi kreatif masyarakat lokal dibidang kuliner
http://traveltodayindonesia.com/kelezatan-rasa-tradisional-lemang-kantong-semar-kerinci/
matortor.wordpress.com
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.