Tari Legong Keraton Lasem merupakan ibu dari seluruh tari yang ada (khususnya tari perempuan). Tari Legong Keraton Lasem disebut sebagai ibu dari seluruh tari karena memiliki seluruh gerak tari dasar. Hal ini menjadi alasan mendasar bagi penari pemula, terutama kalangan anak-anak wajib mempelajari tari legong sebelum mempelajari tari lepas yang lain.
Apalagi gerak tari seperti agem, tandang, tangkep dan tangkis pada tari pelegongan sangat berbeda dengan tari lainnya serta memiliki penjiwaan yang khas. Sebaiknya anak-anak mempelajari tarian ini mulai sejak kelas 1 SD mengingat badannya masih lentur.Karena memiliki seluruh gerak tari dasar maka Tari Legong memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi dan seluruh gerak tari dasar itu harus mampu dilakukan dengan sempurna.
ila dibandingkan dengan tari yang ada pada umumnya, Tari Legong Keraton Lasem merupakan tari dengan durasi waktu yang paling panjang. Durasinya mencapai 28 menit, sehingga perlu fisik yang prima untuk menarikannya. Sedangkan tari yang ada pada umumnya hanya memiliki durasi waktu sekitar 7-15 menit
Pada sisi lain, para penari memerlukan waktu minimal satu tahun untuk dapat menguasai seluruh gerakan Tari Legong Keraton Lasem. Berbeda dengan tarian umum lainnya yang hanya memerlukan waktu latihan hanya 3-6 bulan. Tari Legong Keraton Lasem dulu pertama kali berkembang di wilayah Sukawati, Ubud hingga Peliatan. Tapi sekarang sudah berkembang pula di selurah Bali, termasuk di Kota Denpasar. Hingga kini tidak diketahui pencipta dari tarian tersebut. Konon asalnya dari Sukawati, tetapi ketika dikonfirmasi ke sana tidak ada yang berani mengklaim sebagai pencipta tarian ini. Tarian ini diperkirakan sudah ada sejak jaman raja-raja di Bali.
sumber: https://www.beritabali.com/read/2018/12/09/201812080015/Legong-Keraton-Lasem-Ibu-Dari-Tari-Yang-Sepi-Peminat.html
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang