Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Sastra Jawa Tengah Purbalingga
Legenda Desa Siwarak
- 5 Agustus 2018

Dahulu kala ketika agama Islam mulai berkembang di Pulau Jawa khususnya di Purbalingga terdapat dua mubaligh bernama Akhmad dan Mohamad beserta 2 pengikut setianya yaitu bernama Bangas dan Bangis. Dalam usaha mengembangkan agama Islam kedua mubaligh tersebut memperoleh tantangan dan tekanan dari pemerintah Kerajan Majapahit dimana pada saat itu Majapahit berada pada posisi puncaknya. Seorang senopati bernama Ki Sutaraga ditugaskan untuk membendung penyebaran agama Islam di wilayah lereng Gunung Slamet. Selama tugasnya Ki Sutaraga telah berhasil mematahkan usaha agama Islam, sehngga dalam menghadapi kekuatan Ki Sutaraga, Akhmad dan Mohamad terpaksa melarikan diri dan bersembunyi di sebuah Gua yang saat ini lebih di kenal sebagai Gua Lawa.

Di Gua lawa kakak beradik bernama Akhmad dan Mohamad ini memperoleh ilham dari Tuhan Yang Maha Esa agar Akhmad dan Mohamad merubah namanya demi keselamatan dan meneruskan perjuangannya, kemudian tanpa pikir panjang Akhmad mengganti nama menjadi Taruno dan Mohamad merubah namanya menjadi Taruni. Setelah mengganti nama menjadi Taruno dan Taruni kakak beradik ini kemudian keluar dari Gua tempat persembunyiannya.

Sementara itu tindakanng Ki Sutaraga dalam membendung perkembangan Agama Islam di lereng Gunung Slamet tetap berlangsung. Pada saat itu indonesia masih dalam zaman Transisi dan belum mengenal kebebasaan beragama sehingga setiap orang yang memeluk agama Islam ditindas karena pada saat itu di muut rajalah undang-undang yang berlaku bagi rakyatnya. Dalam suasana yang mengekang Akhmad dan Mohamad itu, kedua mubaligh tersebut terpaksa bergerak dibawah tanah, demi mencapai perjuangannya menyebar agama Islam ke arah utara dan upaya mengganti nama merupakan suatu keuntungan bagi mereka sebagai usaha menghilangkan jejak dari Ki Sutarag karena Ki Sutaraga maupun Prajurit-prajurit Majapahit lainnya sama sekali tidak bisa mengenali wajah kedua orang itu. Begitulah Mubaligh pada zaman peralihan itu mempunyai cara tersendiri dalam mengatur taktik dan strategi perjuangannya dalam mengembangkan agama Islam.

Suatu hari Ki Sutaraga bertemu dengan dua orang yang mengaku bernama Taruno dan Taruni. Ki Sutaraga bertanya kepada mereka dimana Akhmad dan Mohamad berada. Taruno dan Taruni masing-masing mengatakan bahwa mereka sering bertemu dengan Akhmad dan Mohamad tetapi kedua mubaligh yang bernama Akhmad dan Mohamad telah mati dua hari yang lalu diterkam oleh Harimau dan dimakannya. Mendengar jawaban tersebut senopati Majapahit bernama Ki Sutaraga tersebut sangat percaya dan merasa bangga.sungguh menggelikan, padahal kedua orang yang ia tanya tidak lain adalah Akhmad dan Mohamad yang selama ini mereka cari dan mereka baru saja keluar dari gua tempat persembunyiannya yaitu Gua Lawa.

Kabar tentang musibah ini kemudian disampaikan oleh Ki Sutaraga kepada prajurit-prajurit majapahit. Prajurit-prajurit Majapahit menyambut musibah tersebut dengan sorak-sorai tanda gembira. Namun sebaliknya pengikut setia Akhmad dan Mohamad yang bernama Bangas dan Bagis ketika mendengar sorak-sorai prajurit-prajurit Majapahit justru mereka merasa dicemooh. Semakin keras sorak-sorai para prajurit Majapahit terdengar semakin panaslah dada Bangas dan Bangis dibakar oleh kemarahan. Tanpa perhitungan untung dan ruginya Bangas dan Bagis menantang Ki Sutaraga perang tanding. Namun Ki Sutaraga yang disamping sakti dan waskita itu sama sekali tidak menanggapi tantangan Bangas dan Bangis karenanya hati Bangas dan Bangis menjadi semakin lebih panas dan penasaran. Dan dengan dada penuh kemarahan tiba-tiba Bangas dan Bangis menyerang Ki Sutarga. Melihat gelagat yang tidak baik itu, Ki Sutaraga hanya bertolak pinggang sambil berkata "Hai kalian Bangas dan Bangis ! kamu berdua adalah manusia-manusia yang tidak tahu diri, tinggkah lakumu seperti binatang saja layaknya" demikianlah karena kesaktiannya ucapan Ki Sutaraga dengan mendadak sontak Bangas dan Bagis berubah sipat dan wujudnya menjadi dua ekor binatang badak yang dalam bahasa jawa adalah Warak. Melihat kejadian tersebut para prajurit Majapahit berteriak-teriak "Warak....warak...warak..!" akhirnya setelah diliputi ketengangan para prajurit Mjapahit dikumpulkan oleh Ki Sutaraga dan Ki Sutaraga meminta para prajurit untuk menyaksikan ucapanya "hai.. prajurit-prajurit, dengar dan saksikan karena peristiwa yang menimpa kedua orang itu yakni Bangas dan Bangis yang yang karena ulahnya sendiri telah berubah menjadi warak. Makan supaya kalianlah yang menjadi saksi dihari kemudian bila hutan ini dapat tumbuh menjadi pedesaan, maka desa tersebut aku beri nam desa SIWARAK".

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline