|
|
|
|
Legenda Danau Waitulia Tanggal 26 Nov 2018 oleh Riani Charlina. |
Pada suatu hari ada seorang anak berjalan di sebuah hutan bersarna ibunya. Mereka sedang mencari kayu bakar dan sejenis umbi-umbian untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pada saat sedang mencari kayu bakar, tiba-tiba sang anak mendengar suara aneh yang berasal dari rumpun bambu yang lebat. Anak itu pun menjadi ketakutan dan memberitahukan kepada ibunya perihal suara tersebut.
lbu dan anak itu kemudian mencari tahu asal suara itu. Namun, tiba-tiba mereka melihat seekor ular kecil. Ular itu pun terkejut dan menghindar pergi melalui semak-semak. Melihat ular itu, sang ibu menjadi penasaran. Akhimya, ibu dan anak itu mengikuti arah ular itu pergi.
Sang ular temyata menuju ke sebuah danau. Sesampainya di danau, ibu dan anak tersebut sangat terkejut melihat sekumpulan ular yang sangat banyak memenuhi danau. lbu itu pun kemudian menarik tangan anaknya dan mereka segera bergegas pulang. Sesampai di rumah, ibu dan anak masih dihantui ketakutan setelah melihat peristiwa tadi.
Pada malam hari sang ibu bermimpi. Dalam mimpinya ia merasa berada kembali di tempat ia dan anaknya melihat ular. Ia melihat seekor ular yang sangat besar. Ibu itu pun kemudian mengikuti gerak ular dengan hati-hati dan akhirnya sampailah di tepi danau itu. Dengan perasaan bingung, si ibu terus memandangi ular-ular yang berada di sungai. Tiba-tiba muncul dua ekor buaya yang besar yang datang dari arah yang bersamaan. lbu itu pun semakin ketakutan. Dua ekor buaya terlihat mengacaukan air sungai. Suara ibu yang ketakutan itu pun akhimya mengejutkan sang buaya. Akhimya, buaya merasa geram dan akan menerkam sang ibu. Pada saat itulah, si Ibu bangun dan tersadar dari mimpi.
Keesokan harinya, sang lbu itu ingin memastikan apa yang terjadi dalam mimpinya semalam. Ia pun kembali ke danau. Dengan perlahan sang Ibu membuka ranting-ranting dedaunan yang menutupi pandangannya. Dan betapa terkejutnya ia ketika menyaksikan semua yang terjadi di sungai itu persis sama dengan apa yang terjadi dalam mimpinya semalam. Kejadian itu kemudian banyak dialami pula oleh penduduk desa lainnya sehingga cerita tentang ular itu lamakelamaan menyebar luas di masyarakat.
Yang menjadi sebuah keanehan, jika danau itu dikunjungi oleh orang-orang yang berniat jahat, ular dan buaya yang menjadi penghuninya tidak pemah menampakkan diri. Akan tetapi, jika orang yang datang memiliki hati yang bersih, ular dan buaya itu biasanya naik ke permukaan danau.
Warga masyarakat Kecamatan Mangoli Tengah, Kabupaten Kepulauan Sula, yang menghuni di sekitar danau itu kemudian menamai danau tersebut dengan sebutan Danau Waitulia. Waitulia berasal dari dua kata, yaitu wai 'air' dan tulia 'ular'. Dengan demikian, waitulia berarti danau yang ditempati banyak ular. Sampai saat ini masyarakat Mangoli Tengah masih memercayai cerita terse but sehingga masyarakat menganggapnya sebagai danau keramat.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |