Hiduplah seorang putri raja pada zaman dahulu. Sang putri raja dikaruniai wajah yang sangat menawan. Amat jelita. Akan tetapi sifat dan perilakunya sangat buruk. Tidak terpuji. Merasa dirinya adalah putri seorang raja, Sang Putri sangat manja. Segala keinginannya harus dituruti. Jika tidak dituruti ia akan merajuk dan marah-marah. Sang Putri juga dikenal pemalas. Ia kerap menghabiskan waktunya untuk berhias untuk kemudian mengagumi kecantikannya sendiri. Satu sifat buruk pada diri Sang Putri yang lain adalah kesombongannya. Sang Putri merasa dirinya adalah perempuan yang sempurna, selain putri seorang raja, ia juga mempunyai wajah yang sangat cantik.
Sang Raja pernah memberikan sebuah puri yang indah untuk putrinya itu setelah putrinya itu meminta setengah memaksa. Puri itu sangat indah, terletak di kaki gunung. Selain luas lagi megah bangunannya, puri itu juga dilengkapi dengan taman yang sangat asri. Berbagai tanaman bunga ditanam di taman indah itu. Serasa untuk melengkapi keindahannya, terdapat sebuah danau di dekat puri itu.
Danau di dekat puri itu berair sangat jernih serasa dapat digunakan untuk berkaca. Jika Sang Putri berada di purinya, Sang Putri kerap mandi di danau itu. Sang Putri tidak memperkenankan siapa pun juga untuk mandi di danau berair jernih itu tanpa izinnya. Sang Putri akan meminta ayahandanya untuk menjatuhkan hukuman yang berat kepada siapa pun yang mandi di danau itu tanpa izinnya.
Pada suatu hari Sang Putri berada di purinya. Seperti biasanya, Sang Putri mandi di danau itu seorang diri. Dayang-dayangnya bahkan tidak diperkenankannya untuk mendekati danau itu. Sang Putri seperti ingin menguasai sepenuhnya danau itu sendirian, enggan berbagi dengan siapa pun juga.
Ketika Sang Putri tengah mandi, seorang perempuan tua berpakaian kumal lagi compang- camping datang ke danau itu. Entah dari mana asal si perempuan tua itu karena mendadak ia muncul ke dekat danau. Sepertinya ia ingin mandi atau mencuci muka di danau itu.
Sang Putri sangat terperanjat mendapati kedatangan Si perempuan tua berpakaian kumal itu. Ia segera mendatangi dan bertolak pinggang di hadapan Si perempuan tua. Katanya dengan wajah menyiratkan kemarahannya dan jari telunjuk kanannya teracung ke arah Si perempuan tua, “Hei perempuan tua, siapa engkau?”
Si perempuan tua terperanjat. Ia hanya terdiam, menatap keheranan pada Sang Putri.
“Mau apa engkau ke danau ini? Mau mandi?”
Si perempuan tua masih tetap terdiam. Ia seperti kebingungan dan keheranan mendengar sergahan Sang Putri.
“Hei perempuan tua! Tulikah telingamu hingga tidak mendengar pertanyaanku?” kedua mata Sang Putri melotot ke arah Si perempuan tua. “Atau jangan-jangan engkau buta pula hingga tidak bisa melihat jika danau ini milik pribadiku? Danau ini hanya khusus untukku, putri raja, bukan untuk perempuan tua dekil seperti engkau ini!”.
Si perempuan tua tetap terdiam. Bibirnya tampak gemetar seperti berat baginya untuk menahan kemarahan.
Mendapati Si perempuan tua tetap terdiam dan juga tidak beranjak pergi, Sang Putri kembali menyergah dengan kasar, “Perempuan dekil, lekas engkau pergi menjauh dari danau ini! Pergi! Air di danau yang sangat jernih ini akan kotor terkena tubuhmu yang dekil lagi berbau itu!”
“Betapa sombongnya engkau ini,” akhirnya berkata pula Si perempuan tua.
“Apa katamu?” Sang Putri langsung menyela. “Lancang sekali mulutmu! Apakah engkau itu tidak mengetahui dengan siapa engkau ini tengah berhadapan?”
“Aku tahu, aku tengah berhadapan dengan seorang putri raja,” jawab Si perempuan tua. “Namun, apakah karena engkau seorang putri raja lantas engkau dapat sewenang-wenang dengan orang lain?”
“Apa pedulimu?” Sang Putri bertambah marah. “Aku putri raja, aku bebas berbuat apa pun yang aku suka, termasuk mengusirmu! Pergi engkau hei perempuan dekil buruk rupa!”
“Engkau memang putri raja, namun tidak seharusnya putri raja bebas bertindak sewenang- wenang! Tidak seharusnya putri raja bebas mengumbar ucapan kesombongannya! Meski putri raja, engkau sesungguhnya tetaplah manusia adanya. Ucapan kasar lagi sombongmu itu tidak pantas keluar dari mulut manusia. Ucapanmu sungguh-sungguh berbisa dan hanya ular hitam berbisa saja yang bermulut seperti itu!”
Seketika Si perempuan tua selesai berujar terjadilah keajaiban. Langit mendadak berubah menjadi gelap. Mendung tebal bergulung-gulung, sangat menakutkan untuk dilihat. Tiba-tiba cahaya menyilaukan mata menerangi kegelapan langit yang kemudian disusul dengan suara petir yang sangat menggelegar. Petir mengerikan dari langit seakan ditujukan pada tubuh Sang Putri. Seketika tubuh putri raja itu terkena petir, berubahlah wujudnya. Ia tidak lagi bewujud seorang perempuan yang sangat cantik wajahnya, melainkan seekor ular hitam berbisa!
Sang putri raja terkutuk menjadi seekor ular berbisa karena kesombongannya!
Ular hitam berbisa jelmaan putri raja terlihat sangat sedih. Air matanya bercucuran. Air mata penyesalan. Mulutnya terlihat bergerak-gerak dan suaranya yang mendesis seolah-olah meminta maaf atas perlakuan buruknya terhadap Si perempuan tua. Namun, airmata dan penyesalannya hanya tinggal airmata dan penyesalan semata-mata karena wujud sang putri raja tetap berwujud seekor ular hitam berbisa.
Dari langit tiba-tiba terdengar suara yang tertuju pada ular hitam berbisa jelmaan sang putri raja, “Karena kesombonganmu, engkau memang tidak pantas menjadi manusia. Engkau hanya pantas menjadi seekor ular berbisa untuk selama-lamanya!”
Kutukan telah jatuh dan tetap untuk sang putri raja.
Meski menggunung penyesalannya, tetaplah sang putri raja berwujud ular hitam berbisa. Wujudnya tidak bisa lagi kembali seperti semula. Dengan airmata yang terus mengucur, ular hitam berbisa itu memasuki danau. Ia sangat malu hingga harus bersembunyi di dasar danau. Ia menemukan sebuah batu besar berongga di dasar danau yang dapat digunakannya menjadi tempat persembunyian baginya.
Terkenanya sang putri raja oleh kutukan hingga berubah wujudnya menjadi ular hitam berbisa diketahui para penduduk yang berdiam di sekitar danau itu. Mereka lantas menamakan danau itu dengan Cikaputria yang berarti danau tempat sang putri mandi.
HENDAKLAH KITA MENJAUHI SIFAT SOMBONG KARENA KESOMBONGAN AKAN MERUGIKAN DAN MERUNTUHKAN KITA DI KEMUDIAN HARI.
Sumber: https://dongengceritaanak.com/category/cerita-rakyat/banten/
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.