Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Mitos Kepulauan Bangka Belitung Muntok, Bangka Barat
Legenda Batu Balai
- 20 Desember 2014
Pada zaman dahulu, di tengah-tengah hutan di Mentok hiduplah seorang perempuan tua. Ia mempunyai seorang anak yang bernama Dempu Awang. Kehidupan mereka sangat sederhana. Mereka hidup dari hasil ladang yang ditanami ubi, keladi, dan lain-lain.
Karena hasil ladang yang mereka peroleh sedikit sekali, Dempu Awang bermaksud merantau mencari pekerjaan yang lebih baik. Ia pun mengemukakan maksud itu kepada ibunya. Ternyata sang ibu mengizinkan Dempu Awang merantau.
 
Beberapa hari kemudian, Dempu Awang pamit pada ibunya untuk merantau. Ia menumpang perahu layar. Karena tidak mempunyai uang untuk membayar ongkos naik perahu, Dempu Awang bersedia menjadi anak buah perahu itu.
Sepeninggal Dempu Awang, ibunya tinggal seorang diri di tengah hutan. Ia selalu berdoa agar anaknya selamat dan mendapat pekerjaan. Tak terasa sepuluh tahun telah lewat. Berkat doa ibunya, sekarang Dempu Awang telah menjadi seorang yang kaya raya. Namun, ia tidak pernah memberikan kabar kepada ibunya.
 
Sementara itu, di rantau, Dempu Awang telah berkeluarga. ia mempunya istri yang cantik dan anak orang kaya.
Suatu hari, Dempu Awang bermaksud pulang ke kampung halamannya untuk menemui ibunya. Berangkatlah ia bersama istrinya ke Mentok dengan naik perahu layar miliknya sendiri. Tak berapa lama, sampailah perahu layar Dempu Awang di perairan kampung halamannya.
 
Ketika melihat ada perahu layar berlabuh, nelayan-nelayan yang sedang berada di pantai perairan itu mengayuhkan sampan-sampan mereka ke perahu itu. Ketika sudah dekat, mereka melihat seorang anak muda bersama seorang perempuan berdiri di pinggir geladak. Anak muda itu memberi isyarat agar para nelayan itu ke perahunya.
 
Beberapa nelayan naik ke perahu. Anak muda itu segera menanyakan keadaan ibunya. Para nelayan itu mengatakan bahwa wanita tua itu masih hidup dan berada seorang diri di tengah hutan.
Mendengar itu, Dempu Awang minta tolong kepada nelayan-nelayan itu agar membawa ibunya ke perahu. Dempu Awang ingin memastikan apakah wanita itu ibunya atau orang lain yang mengaku ibunya.
 
Wanita tua itu dijemput oleh para nelayan dan dibawa ke perahu. Ketika Dempu Awang melihat wanita tua renta itu menaiki tangga perahu, cepat-cepat disuruhnya pelayan untuk mengusir wanita tua itu. Dempu Awang malu mengakui ibunya yang sudah tua renta dan berpakaian compang-camping di hadapan istrinya.
“Jangan suruh dia naik ke perahu! Dia bukan ibu saya. Dia petani yang tidak ku kenal,” kata Dempu Awang.
“Dia adalah ibunda Tuan,” kata para nelayan. Sementara itu, di pinggir perahu wanita tua itu berkata, “Benar, saya adalah ibumu yang kau tinggalkan di hutan beberapa puluh tahun yang lalu. tanda goresan di keningmu bekas luka terjatuh itu adalah cirinya.”
Mendengar perkataan wanita itu, Dempu Awang menjadi marah dan tidak memberi kesempatan kepada perempuan tua itu untuk naik ke tangga perahunya. Melihat kejadian itu, istrinya mengatakan “Terimalah ibumu. Jangan menjadi anak durhaka dan tak usah malu.”
“Jangan suruh dia naik ke perahu! Dia bukan ibu saya. Dia…,” kata Dempu Awang.
 
Tanpa mempedulikan kata-kata istrinya, Dempu Awang mendorong perempuan tua itu hingga terjatuh dari tangga perahu ke dalam sampan yang membawanya tadi. Para nelayan sangat sedih melihat keadaan wanita itu, lalu mengayunkan sampannya pulang.
Di dalam sampan, wanita tua itu berlutut sambil mengangkat kedua belah tangannya ke atas. Ia mohon kepada Yang Maha Kuasa agar memberikan balasan yang setimpal kepada Dempu Awang. Dempu Awang telah menjadi anak durhaka, tidak mengakui ibu kandungnya.
Sewaktu Dempu Awang akan berlayar meninggalkan perairan kampung halamannya, tiba-tiba turun angin ribut serta hujan lebat ditambah guntur dan petir. Saat itu juga, perahu Dempu Awang pecah terbelah dua, lalu karam. Setelah angin ribut dan hujan reda, ternyata perahu bersama Dempu Awang telah menjadi batu, sedangkan istrinya menjadi kera putih.
 
Menurut kepercayaan orang-orang di Mentok, batu itu sampai sekrang masih ada dan terletak 3,5km di sebelah utara Mentok. Batu-batu itu berukuran lebih kurang 8 x 6m dan tingginya 5m.
 
Pada zaman dahulu, di samping batu ini terdapat kantor pemerintahan serta tempat orang-orang kampung di sekitar itu bermusyawarah. Tempat yang demikian ini disebut “balai” sehingga batu itu dinamakan “batu balai”. Sampai sekarang batu balai masih terpelihara dengan baik di mentok.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya