Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Sulawesi Tengah Palu
Kutika
- 30 Desember 2014

Kutika merupakan naskah yang terbuat dari kain kulit kayu dan ditulisi dengan berbagai macam tulisan tangan serta gambar dan simbol-simbol. Digunakan untuk melihat hari-hari baik dalam melakukan aktivitas kehidupan, seperti pernikahan, syukuran, dan lain sebagainya.

Sumber informasi dan foto: Museum Sulawesi Tengah

 

"Informasi Lain"

Naskah Kutika ditengarai berasal dari abad ke-17, artinya sudah berumur sekitar 400-an tahun, sehingga kuat dugaan berasal dari periode syiar Islam yang sama dengan masa Datokarama berdakwah.

“Ada tiga naskah Kutika. Satu berukuran besar dan dua lainnya berukuran lebih kecil. Ketiganya punya fungsi yang sama namun cara hitungnya berbeda,” ujar staf Seksi Teknis Museum Sulteng, Drs Iksam, M.Hum. Iksam menjelaskan, naskah Kutika tersebut digunakan sebagai panduan untuk melihat hari-hari baik berdasarkan perhitungan bulan Islam. Misalnya melihat hari-hari apa saja yang baik dalam bulan Muharram untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan rezeki. Seperti perkawinan, bercocok-tanam, membuat peralatan, pindah rumah, potong rambut, dan lain sebagainya. Karena itu jangan heran menemukan 12 bulan Hijriah dan tujuh nama hari dalam sebutan Hijriah (al-Ahad, al-Itsnayn, ats-Tsalaatsa‘, al-Arba‘aa, al-Khamiis, al-Jum‘aat, as-Sabt) dalam naskah Kutika.
 
Menurut Iksam, tidak semua orang dapat melakukan perhitungan dengan naskah Kutika. Ada orang tertentu yang pandai membacanya. Dalam masyarakat Kaili, orang itu disebut dengan Tona Na Tau atau orang pandai. Namun jangan salah mengartikannya dengan dukun atau sando. Menurut Iksam, ahli Kutika sama sekali berbeda dengan dukun. ”Bukan hanya masyarakat Kaili saja yang menggunakan Kutika saat itu, orang Bugis-Makassar yang tinggal di Lembah Palu juga menggunakannya sebagai panduan. Sampai sekarang saja masih ada yang menggunakan Kutika, seperti di Dolo, Biromaru, Lasoani, Kawatuna, Balaroa, dan Donggala Kodi,” ungkap Iksam.
 
Sumber: http://ryanrealistic.blogspot.com/2010/11/naskah-islam-kuno-sulteng.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU