Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makanan Kalimantan Barat Singkawang
Kue Keranjang - Singkawang - Kalbar
- 10 Februari 2018

Kue keranjang atau dalam bahasa Cina disebut dengan Nian Go (年糕) merupakan salah satu kue khas etnis Tionghoa yang dibuat dengan bahan campuran gula merah dan tepung ketan. Kue keranjang dapat disimpan dalam waktu yang sangat lama, bahkan jika dijemur dapat menjadi keras seperti batu dan awet tahan lama. Kue keranjang memiliki tekstur yang kenyal dan lengket dan merupakan kue wajib yang harus ada dalam perayaan Tahun Baru Imlek.

Kue keranjang ini biasa digunakan oleh masyarakat Tionghoa sebagai sesajian untuk upacara sembahyang bagi para leluhur mereka yaitu tujuh hari menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. Selain itu kue keranjang tidak biasa dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah perayaan Tahun Baru Imlek).
 
Bahan – bahan yang dibutuhkan :
  • 600 gram Beras ketan yang berkualitas baik
  • 900 cc Air bersih
  • 900 cc Gula pasir dicampur dengan gula aren
  • 112 cc Air
  • 2 sendok makan Cuka
  • Keranjang kecil secukupnya (berukuran 10 – 12 cm dengan tinggi 7 cm)
  • Kertas cellophaan atau daun daun pisang secukupnya
Cara membuat Kue Keranjang yang Spesial dan Sederhana :
  1. Mula – mula yaitu beras ketan dicuci hingga bersih dengan air yang mengalir lalu rendamlah dengan air dalam wadah yang berukuran besar selama satu malam, setelah itu tiriskan.
  2. Kemudian beras ketan dan 900 cc air dimasukkan ke dalam blender lalu haluskan hingga adonan tercampur secara merata dan lembut.
  3. Selanjutnya siapkan kain lap atau serbet bersih dan pindahkan adonan kue keranjang ke serbet tersebut dan ikat serbet lalu gantung agar airnya menetes dan adonan menjadi kering.
  4. Berikutnya adalah ambillah adonan yang sudah kering tadi lalu uangkan di tempat yang datar (bisa menggunakan loyang) kemudian berilah beban berat di atas adonan agar adonan padat.
  5. Setelah itu keluarkan gumpalan – gumpalan yang terdapat pada adonan kue keranjang tadi, lalu potong – potong adonan setebal jari tangan.
  6. Kemudian siapkan panci rebusan lalu tuangkan air yang banyak ke dalam panci tersebut, panaskan di atas kompor dengan nyala api sedang hingga air mendidih.
  7. Selanjutnya masukkan potongan adonan kue ke dalam panci tersebut dan rebus hingga adonan mengapung dan matang, lalu angkat dan tiriskan.
  8. Tahap selanjutnya yaitu masaklah 112 cc air bersama dengan gula pasir dan 2 sendok makan cuka di dalam panci dengan api kecil lalu aduk – aduk hingga mengental dan berambut, kemudian angkat.
  9. Selanjutnya beri sedikit demi sedikit gumpalan ketan dengan gula yang baru Anda masak barusan sembari diaduk – aduk hingga benar – benar tercampur merata.
  10. Langkah terakhir yaitu tuangkan adonan ke dalam keranjang – keranjang kecil yang sebelumnya sudah dilapisi dengan kertas cellophaan atau daun pisang.
  11. Kemudian kukus adonan selama kurang lebih 3 jam di atas api besar hingga matang.
  12. Jika dirasa sudah matang, angkat dan keluarkan kue dari dalam keranjangnya lalu letakan di atas piring saji.
  13. Kue keranjang sudah siap dihidangkan.

 

Sumber : http://nurhayatiseputarkuekhassingkawang.blogspot.co.id/2017/02/20-kue-khas-singkawang.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline