Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Klenteng Jawa Tengah Pati
Klenteng Tjoe Tik Bio
- 14 Juli 2018
Juwana merupakan salah satu nama kecamatan yang terdapat di Kabupaten Pati. Letaknya berada di pesisir utara Pulau Jawa. Sebagai daerah pesisir, Juwana memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang. Oleh karena itu, Juwana pun menjadi salah satu kawasan tua yang ada di daerah pantai utara (pantura).
 
Sebagai kota tua, Juwana banyak memiliki peninggalan-peninggalan berupa bangunan lawas, di antaranya adalah Klenteng Tjoe Tik Bio. Klenteng ini terletak di Jalan Camong No. 1 Desa Kauman, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi klenteng ini berada di sebelah utara perusahaan rokok bernama PT Tapal Kuda Kencana.
 
Keberadaan klenteng ini tidak terlepas dari keberadaan orang-orang Tionghoa yang bermukim di Juwana. Ketika terjadi Geger Pecinan (juga dikenal sebagai Tragedi Angke, dalam bahasa Belanda Chinezenmoord yang berarti “Pembunuhan orang Tionghoa) di Batavia pada tahun 1740, lebih sepuluh ribu orang Tionghoa perantauan asal Tiongkok, dibantai oleh Verenigde Oostindische Compagnie (VOC), atau yang sering disebut dengan Kompeni Belanda. Mereka dianggap mengancam kongsi dagang Belanda. Pada waktu itu, di Batavia jumlah orang Tionghoa diperkirakan sudah melebihi jumlah serdadu VOC.
 
Akibat adanya tragedi tersebut, orang-orang Tionghoa yang berhasil lolos dari pembantaian di Batavia melarikan diri ke timur dengan menggunakan perahu, menyusuri sepanjang daerah pesisir menuju Jawa Tengah, Jawa Timur bahan sampai Bali. Sebagian di antaranya ada yang masuk ke alur Kali Silugonggo di Juwana, Pati. Agar lebih amam, para pengungsi masuk ke pedalaman hingga 10 kilometer dari muara hingga sampai di Desa Tluwah.
 
Di desa itu, orang-orang Tionghoa tersebut kemudian bermukim dan mulai berdagang untuk menyambung hidup paska tragedi di Batavia. Setelah merasa aman dan usaha dagang mereka semakin maju, orang-orang Tionghoa pelarian dari Batavia tersebut mendirikan klenteng Tjong Hok Bio.
 
Setelah hulu Kali Silugonggo menjadi pelabuhan, maka klenteng perlu dipindahkan di daerah hulu. Lalu dibangunlah klenteng Hok Khing Bio di Demaan 5 kilometer utara klenteng Tjong Hok Bio tapi ternyata lokasinya kurang bagus karena berada di antara kandang babi. Terakhir dibangun klenteng Tjoe Tik Bio di Camong, Juwana. Ketiga-tiganya dibangun antara tahun 1740 sampai dengan tahun 1780.
 
Dilihat dari lingkungan sekitar, bangunan klenteng Tjoe Tik Bio memiliki kekhasan sebagai bangunan peninggalan seni arstektur tradisional Tiongkok dengan dominasi warna merah. Sebelum memasuki halaman klenteng, pengunjung bisa melalui men lou wu, sebuah pintu gerbang berbentuk paduraksa untuk masuk ke dalam persil. Yang menarik dari pintu gerbang ini, diapit oleh pagar bertembok putih yang di atasnya ditaruh beberapa shi zi, yaitu singa batu atau ukiran singa batu yang biasa ditempatkan di muka klenteng.
 
Selama penulis mengunjungi sejumlah bangunan klenteng di seluruh Indonesia, baru menemui banyak shi zi hanya di klenteng Tjoe Tik Bio. Hal inilah yang menjadi salah satu kekhasan klenteng di Juwana ini. Setelah berada di halaman klenteng, pengunjung bisa melihat tempat pembakaran kertas-kertas doa berwarna merah di kiri kanan halaman. Di atas pembakaran ini pun, pengunjung juga akan menemui shi zi di atasnya.
 
Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan kompleks bangunan klenteng yang cukup lumayan terawat. Di sebelah kiri dan kanan bangunan utama dijumpai bangunan dengan tembok berbentuk gunungan, dan bagian atas temboknya berbentuk sudut puncak pada atap pelana. Bagian inilah yang dalam istilah arsitektur tradisional Tiongkok dikenal dengan shan qiang.
 
Sebelum sampai kepada bangunan utama, pengunjung terlebih dahulu melewati bangunan serambi depan. Di serambi itu, juga dijaga oleh shi zi di sebelah kiri dan kanannya, dan di tengahnya terdapat hiolo, bejana terbuat dari kuningan tempat menancapkan hio (dupa khas orang Tionghoa).
 
Pada serambi klenteng ini terdapat 8 kolom kayu berpenampang bujur sangkar, yang dalam istilah arsitektur tradisional Tiongkok disebut fang zhu, atau yang dalam bahasa Jawa dinamakan soko. Tak kalah menariknya adalah adanya ornamen di atas atap serambi tersebut, seperti huo zhu (mutiara api Sang Buddha) yang dijaga oleh kedua naga sedang berjalan (xing long).
 
Dari serambi, kemudian pengunjung bisa masuk ke dalam bangunan utama klenteng. Di dalam bangunan utama tersebut terdapat sejumlah altar untuk menempatkan patung dewa yang dipujanya. Di antaranya adalah altar Hok Tek Tjien Sien (Dewa Bumi) dan Kong Tek Tjoen Ong (Dewa Pelindung Orang-orang Perantau). Sedangkan sebagai dewa utamanya di klenteng ini adalah Makco Lam Hay Sien Nie Kwam Im Hoed Tjo, atau yang dikenal juga sebagai dewi yang penuh welas asih. Oleh karena itu, di klenteng Tjoe Tik Bio ini acapkali digelar perayaan ulang tahun Bwato (moksa) Dewi Kwam Iem yang diperingati tiap tanggal 19 bulan kesembilan penanggalan Imlek. *** [070914]
 
Foto: M. Agus Prijadi
 
Kepustakaan:
Chris, Heru. (2012, Edisi Oktober). Kelenteng Tertua Tapi Sengsara. Majalah Intan Dalam Debu, pp. 45.
https://kelenteng300.blogspot.co.id/2011/06/tjoe-tik-bio-juana-pati-jateng.html?view=flipcard

 

sumber: kekunaan.blogspot.com

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline