SETIAP daerah di Indonesia memiliki kain khas tradisional. Mulai dari songket, sarung, batik, dan juga tenun. Kain-kain tersebut tersebar di seluruh wilayah Tanah Air, dengan ciri motif dan warna yang lebih spesifik tergantung identitas yang ingin di tampilkan dari setiap daerah. Batik adalah salah satunya. Jika pada umumnya batik dikenal sebagai kain khas Jawa, ternyata batik juga tersebar di Sumatera hingga Papua. Bagi Anda penggemar atau kolektor kain batik sudahkah memiliki batik Papua? Nah, sebelum membeli batik Papua, sebaiknya kenali dulu ciri khas, bahan, dan harga batik Papua.
Salah seorang pedagang batik di pasar oleh-oleh kota Biak Numfor, Papua Barat, yakni Nowela menuturkan, kain batik Papua memiliki beragam corak dan warna. Biasanya warna kain batik Papua lebih didominasi warna-warna cerah.
"Warna yang orang pilih biasanya merah, oranye, kuning, biru, atau hijau cerah," jawab Nowela singkat kepada Okezone di Biak Numfor, belum lama ini.
Untuk motif, wanita berambut keriting ini mengatakan, motif yang menjadi ciri khas Papua lebih menonjolkan motif-motif alam dan adat. Seperti tumbuhan, hewan darat, hewan udara, hewan laut, rumah adat, dan alat musik tradisional.
"Ada motif bunga sulur, terumbu karang, ikan, rumah ada suku sasak, cicak, kadal, cenderawasih, buaya, rumah ada suku asmat, tifa (gendang), koteka, danau sentani, alur batang kayu, dan patung-patung khas Papua," ucapnya panjang-lebar.
Sementara itu, corak batik Papua yang paling favorit adalah motif burung cenderawasih. Motif ini paling banyak permintaannya karena sangat mencirikan ikon Papua. Sehingga wisatawan banyak mencari.
Untuk harga sendiri, batik Papua dibanderol dengan harga yang cukup mahal namun reasonable. Tergantung jenis bahan dan tingkat kesulitan pembuatan motifnya.
"Batik cap dan batik tulis tentu harganya lebih mahal yang tulis, kalau bahan, tersedia bahan sutera dan semi sutera," terang wanita yang sudah lama berdagang di pasar Biak ini.
Batik tulis yang berbahan sutera, dibanderol mulai dari Rp400.000 hingga satu juta per-meter. Sedangkan batik cap semi setera berkisar Rp75-200.000.
Lebih lanjut, Nowela mengatakan, kain batik biasanya dibeli wisatawan sebagai buah tangan. Sementara di Papua sendiri, batik kerap dipakai untuk acara-acara resmi pemerintahan dan acara adat.
Sumber : https://lifestyle.okezone.com/read/2017/10/26/194/1802973/uniknya-motif-etnik-batik-papua-mana-sih-yang-paling-favorit
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja