Masyarakat setempat menyebutnya karaka, kepiting besar yang dengan mudah ditemui di muara sungai di sekitar Kabupaten Mimika. Termasuk jenis kepiting bakau (Spesies : S.serrata, S.tranquebarica, S.paramamosain, S.Olivacea, Scylla sp.). Kepiting jenis yang satu ini asli berasal dari tanah papua yang habitat hidupnya ada di pedalaman hutan bakau sekitar pesisir pantai, nama kepiting itu sendiri didapatkan dari nama sebuah pulau KARAKA yang sebagian penduduknya masih hidup serba kekurangan - termasuk dalam hal fasilitas publik (terutama ketersediaan sekolah disana sangat minim).
	Masyarakat papua pesisir pantai mencari karaka sebagai penghasilan utamanya disamping mencari ikan sebagai nelayan yang sudah dikerjakan turun menurun, nelayan biasanya menangkap karaka di lubang-lubang pohon bakau yang banyak tumbuh dipantai. Mengunjungi Timika, Papua seakan belum lengkap tanpa menikmati karaka.
Kepiting karaka yang ditangkap biasanya yang memiliki ukuran besar (1 ekor beratnya hampir mencapai 1 kg), ini disebabkan rasanya yang lezat ketimbang kepiting yang ukurannya kecil. Karaka memiliki kandungan lemak yang rendah (sekitar 1gr/100gr) dan asam lemak jenuhnya juga rendah (0.1gr/100gr) dan kaya akan omega-3.
Karaka bisa dimasak dengan berbagai cara. Sebagian masyarakat Papua memasaknya dengan cara ditumis dalam campuran bumbu, sebagian lagi hanya membakar Karaka dan memberinya garam.
Panaskan minyak lalu tumis bumbu halus, serai, daun jeruk dan lengkuas hingga harum. Masukkan kepiting dan air, masak hingga kepiting masak (± 15 menit). Tutup saat memasak, untuk mempercepat proses.
Angkat kepiting, sisihkan. Lalu masukkan nangka dan kentang dalam kuah berbumbu tadi, masak hingga lunak.
Tambahkan terong dan santan, masak hingga lunak sambil sesekali diaduk agar santan tidak pecah.
Sajikan kepiting dan sayur untuk melengkapi menu istimewa hari ini.
Sumber : https://cookpad.com/id/resep/275815-kepiting-karaka
            Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
                    
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
                    
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
                    
            aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
                    
            Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang