Ornamen
Ornamen
Kuburan Batu Alam Londa Sulawesi Selatan Toraja
Kekayaan Semiotika Arsitektur dan Sosial Budaya di Desa Londa
- 3 Maret 2015

Terletak di Desa Londa, sekitar satu jam perjalanan dari kota Makale, ibukota dari Tana Toraja. Obyek budaya kuburan batu alam Londa, disinilah teman-teman sobat budaya makassar melanjutkan ekspedisi berikutnya (27/12/14). Sepanjang perjalanan, mata kami dimanjakan dengan berbagai macam arsitektur khas Toraja. Seperti rumah tongkonan, alang (lumbung padi),kuburan batu,berbagai ukiran, dll. Inilah khas dari Tana Toraja, inilah kebudayaan toraja yang masih kental dengan tradisi nenek moyang. Kebudayaan yang masih asli dan belum terjamah dari luar. Hal ini diapresiasi sangat tinggi oleh komunitas sobat budaya makassar yang jauh-jauh hari mempersiapkan ekspedisi Toraja. Saat memasuki obyek wisata Londa, terlebih dahulu saudara akan dimanjakan oleh souvenir khas Toraja. Seperti baju, gelang, sarung toraja, tau-tau (miniatur jenasah), badik, parang, bahkan kopi Toraja juga dijual disini. Tentunya saudara harus mengorek koceknya jika tidak ingin ketinggalan souvenir. Jangan takut untuk bertanya, kata pepatah "malu bertanya,sesat dijalan'. Prinsip itulah yang harus dipakai saat melakukan ekspedisi. Rian, salah seorang informan siap memberikan kami pengetahuan tentang Londa. Dari penjelasan dia, daerah ini merupakan kawasan pekuburan batu alam (liang batu) yang tidak terjamah oleh tangan manusia. Maksudnya, tidak ada proses pemahatan batu/melubangi batu seperti yang dilakukan oleh kuburan lain yang di Toraja. Di pekuburan ini terdapat banyak macam-macam benda yang bisa jumpai, seperti; tau-tau, piring , mangkuk, kandian dulang (piring kuno), patane, erong (peti mati kuno), dan sesajen ( sirih, tembakau, rokok, uang, dll). Menurut kepercayaan mereka, sesajen inilah yang dipakai oleh arwah yang telah meninggal dialam ghaib untuk menjalani kehidupan selanjutnya ( Puya = sebutan alam roh bagi suku Toraja). Meskipun terjadi proses kristenisasi yang dilakukan oleh bangsa portugis sebelum terjadi perang dunia II, masyarakat toraja pada umumnya masih menganut faham animisme dan dinamisme. Salah satu buktinya adalah upacara rambu solo (upacara mengantar arwah ke Puya) yang nota bene masih peninggalan aluk todolo. Ada perasaan takut mereka ketika harus meninggalkan kepercayaan nenek moyang, itulah alasan mereka mengapa masih mempertahankan tradisi ini. Prosesi upacara rambu solo sendiri bisa dilakukan kapan saja oleh keluarga dari jenasah, tergantung dari keinginan keluarga yang meninggal. Sebab upacara seperti ini adalah satu kewajiban yang harus dilakukan sebelum jenasah disemayamkan ditempat peristirahatan terakhirnya. Dalam tradisi upacara rambu solo, penetapan jumlah kerbau yang dipotong disesuaikan dengan kasta sosial yang ada. Seperti kua-kua (budak) satu hingga tiga ekor, karurung ( masyarakat merdeka) tiga hingga enam ekor, bassi ( para saudagar dan pendeta) tujuh hingga tiga belas ekor, dan bula'an tiga belas hingga dua puluh empat ekor, dan selebihnya itu adalah babi. Namun seiring dari perkembangan zaman, dunia seakan berputar. Banyak dari kalangan kua-kua sudah mampu memotong kerbau melebihi jumlah yang ditentukan, bisa sampai dua puluh ekor tergantung dari kemampuan ekonomi. Justru sebaliknya, dari kalangan bula'an hanya bisa melakukan upacara rambu solo sewaktu-waktu, disebabkan kemampuan ekonomi mereka lemah. Jikalau mereka belum punya kemampuan untuk memotong kerbau, biasanya mayat/jenasah disemayamkan dirumah duka (didalam Sumbung Tongkongan). Jenasah yang disemayamkan didalam sumbung tongkongan masih dianggap orang sakit bagi orang toraja. Jadi mereka setiap hari mengajak bicara jenasahnya, makan, dll, meskipun tidak ada respon seolah-olah jenasah masih hidup. Jenasah baru dianggap benar-benar sudah meninggal ketika upacara rambu solo telah dilakukan. Dikuburan batu alam (liang batu bagi masyarakat toraja) Londa, penempatan jenasahnya pun berbeda-beda. Masih kentalnya tradisi didaerah ini dibuktikan dengan penempatan jenasah dikuburan batu. Hal ini disesuaikan dengan strata sosial yang ada didesa Londa. Strata Sosial disini ditarik dari garis keturunan darah. Semakin tinggi penempatan jenasah, maka semakin tinggi pula strata sosialnya dimasyarakat Londa. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah penempatan jenasah maka semakin rendah pula strata sosialnya. Mereka yang bisa dimakamkan dikuburan batu alam Londa hanyalah masyarakat yang bermarga Tolengke dengan marga Topangrakba. Selain dari kedua marga itu, mereka (orang toraja) dimakamkan dikuburan batu lain. Sebab kuburan batu Londa adalah kuburan batu keluarga. Banyak cara yang dilakukan nenek moyang orang Toraja dalam membagi kelas, tidak lepas dari tradisi nenek moyang mereka. Seperti halnya dengan bayi yang meninggal, yang diperbolehkan masuk peti mati hanyalah bayi yang mempunyai gigi, sedangkan bayi yang belum bergigi disimpan dalam batang pohon. Hal unik seperti ini hanya bisa dijumpai di Toraja. Didalam kuburan batu berbentuk gua ini, terdapat sepasang tengkorak yang mati bunuh diri pada tahun 1972 sebab hubungan keduanya tidak direstui keluarga. Alasan tidak direstuinya adalah ikatan darah keduanya masih sangat dekat, masih sepupu satu kali. Masih banyak lagi yang bisa dijumpai didalam kuburan batu ini. Seperti erong tongkongan yang didalamnya terdapat jenasah laki-laki dan perempuan, erong babi didalamnya terdapat jenasah perempuan, dan erong kerbau yang didalamnya terdapat jenasah laki-laki. Mereka yang bisa memakai erong hanyalah masyarakat yang strata sosial menengah keatas. Bagi anda seorang peneliti kebudayaan, sangat rugi bilamana anda melewatkan kesempatan mengunjungi Toraja ( Makale dan Rantepao). Sebab daerah ini kaya akan semiotika arsitektur khas Toraja dan tradisi aluk todolo.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa
Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana