Ritual
Ritual
Kepercayaan Jawa Tengah Jawa
Kejawen
- 18 September 2014

Kejawen merupakan Agama dan pandangan hidup orang Jawa. Istilah Kejawen merujuk pada seperangkat tataaturan hidup yang diyakini oleh masyarakat Jawa, baik sebagai agama maupun sebatas nilai-nilai pandangan hidup dalam bingkai tradisi. Sebagai agama, Kejawen dianggap sebagai agama lokal yang dianut leluhur Tanah Jawa, jauh sebelum kedatangan agama-agama baru, seperti Hindu, Budha, Islam, dan Kristen. Sebagai pandangan hidup dalam bingkai tradisi, praktik-praktik Kejawen banyak ditempuh orang-orang Jawa dalam agama-agama baru yang mereka anut.

Tidak seperti konsep Islam, Kristen, dan agama pada umumnya yang cenderung baku, Kejawen mewakili bermacam pandangan dan praktik-praktik spiritual, yang biasanya memiliki kesamaan, terutama dalam bahasa pengantar, yakni bahasa Jawa, dan penggunaan simbol-simbol yang berkaitan dengan tradisi masyarakat Jawa, seperti keris, wayang, gamelan, pembacaan mantera, dan lain-lain. Kesamaan lain dalam konsep Kejawen adalah keyakinan terhadap ke-esa-an Sang Pencipta dan nilai-nilai keseimbangan hidup serta keluhuran budi yang menjadi dasar dan tujuan dari dari ajaran tersebut. 

Bagi yang menganggap Kejawen lebih jauh sebagai agama, dua ritual ibdah yang paling umum dilakukan adalah tapa (topo) dan puasa (poso). Berikut adalah beberapa jenis tapa atau meditasi yang umum dikenal di kalangan pemeluk Kejawen:   

  1. Topo Jejeg, tidak duduk selama 12 jam.
  2. Topo Lelono, melakukan perjalanan (jalan kaki) dari jam 12 malam sampai jam 3 pagi (waktu ini dipergunakan sebagai waktu instropeksi diri).
  3. Topo Kungkum, masuk kedalam air sungai tanpa pakaian selembar pun, duduk dengan posisi bersila di dalam air, dengan kedalaman setinggi leher. Biasanya di pertemuan dua buah sungai, menghadang arus. Namun demikian diperbolehkan memilih tempat yang baik, yang arusnya tidak terlalu deras serta tidak berlumpur. Lingkungan harus sepi, dan diusahakan tidak ada orang lain di tempat tersebut. Dilaksanakan mulai jam 12 malam (jam 10 keatas) sampai kurang lebih tiga jam (beberapa orang hanya 15 menit). Selama melakukan Topo Kungkum, tidak boleh tertidur dan tidak boleh banyak bergerak. Disarankan mandi terlebih dahulu sebelum melakukan ritual ini. Do’a sesaat sebelum masuk sungai: “Putih-putih mripatku, ireng-ireng mripatku, telenging mripatku, semua krana Gusti.” Pada saat masuk air, mata harus tertutup dan tangan disilangkan di dada serta nafas teratur. Kungkum dilakukan selama 7 malam.
  4. Topo Ngalong, yaitu bertindak seperti kalong (kelelawar besar) dengan posisi tubuh kepala dibawah dan kaki diatas (sungsang). Pada tahap tertentu, tapa ini dilakukan dengan kaki yang menggantung di dahan pohon, dan posisi kepala di bawah. Pada saat menggantung dilarang banyak bergerak. Biasanya puasa ini dibarengi dengan puasa ngrowot.
  5. Topo Ngeluwang, adalah tapa paling menakutkan bagi orang-orang awam, dan membutuhkan keberanian yang sangat besar. Topo Ngeluwang disebut-sebut sebagai cara untuk mendapatkan daya penglihatan ghaib dan menghilangkan sesuatu. Topo Ngeluwang adalah topo dengan dikubur di suatu pekuburan atau tempat yang sangat sepi. Setelah seseorang selesai dari topo ini biasanya keluar dari kubur maka akan melihat hal-hal yang mengerikan (seperti arwah, jin dan sebagainya). Sebelum masuk dikubur, disarankan membaca doa: “Niat ingsun Ngelowong, anutupi badan kang bolong siro mara siro mati, kang ganggu marang jiwa ingsun, lebur kaya dene banyu krana Gusti.

 

Sementara ritual-ritual puasa yang umum dilakukan para pemeluk kejawen, di antaranya adalah:

  1. Poso Mutih, yaitu tidak boleh makan apa-apa kecuali hanya nasi putih dan air putih saja. Nasi putihnya pun tidak boleh ditambah apa-apa lagi (seperti gula, garam dan lain-lain). Sebelum melakukan puasa mutih ini, biasanya seorang pelaku puasa harus mandi keramas dahulu, dan membaca do’a: “Niat ingsun mutih, mutihaken awak kang reged, putih kaya bocah mentas lahir, kabeh krana Gusti.
  2. Poso Ngeruh, yaitu hanya boleh makan sayuran/buah-buahan saja. Tidak diperbolehkan makan daging, ikan, telur dan sebagainya.
  3. Poso Ngebleng, adalah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Seseorang yang menjalani Poso Ngebleng tidak boleh makan, minum, keluar dari rumah/kamar, atau melakukan aktivitas seksual. Waktu tidur pun harus dikurangi. Biasanya seseorang yang melakukan Poso Ngebleng tidak boleh keluar dari kamarnya selama sehari semalam (24 jam). Pada saat menjelang malam hari tidak boleh ada satu lampu atau cahaya pun yang menerangi kamar tersebut. Kamarnya harus gelap-gulita tanpa ada cahaya sedikitpun. Dalam melakukan puasa ini diperbolehkan keluar kamar hanya untuk buang air saja.
  4. Poso Patigeni, hampir sama dengan Poso Ngebleng. Perbedaannya adalah, tidak boleh keluar kamar dengan alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya 3 hari, 7 hari dan seterusnya. Jika seseorang yang melakukan Poso Patigeni ingin buang air, maka harus dilakukan didalam kamar (dengan memakai pispot atau yang lainnya). Do’anya : “Niat ingsun patigeni, amateni hawa panas ing badan ingsun, amateni genine napsu angkara murka krana Gusti”.
  5. Poso Ngelowong, lebih mudah dibanding puasa-puasa di atas. Seseorang yang melakukan Poso Ngelowong dilarang makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya diperbolehkan tidur 3 jam saja (dalam 24 jam). Diperbolehkan keluar rumah.
  6. Poso Ngrowot, adalah puasa yang lengkap dilakukan dari jam 3 pagi sampai jam 6 sore. Saat sahur seseorang yang melakukan Poso Ngrowot ini, hanya boleh makan buah-buahan saja. Diperbolehkan untuk memakan buah lebih dari satu, tetapi hanya boleh satu jenis yang sama, misalnya pisang 3 buah saja. Dalam puasa ini diperbolehkan untuk tidur.
  7. Poso Nganyep, adalah puasa yang hanya memperbolehkan makan yang tidak ada rasanya. Hampir sama dengan Poso Mutih, perbedaanya makanannya lebih beragam asal dengan ketentuan tidak mempunyai rasa.
  8. Poso Ngidang, hanya diperbolehkan memakan dedaunan dan air putih saja. Selain daripada itu tidak diperbolehkan.
  9. Poso Ngepel, mengharuskan seseorang untuk memakan dalam sehari satu kepal nasi saja. Terkadang diperbolehkan sampai dua atau tiga kepal nasi sehari.
  10. Poso Ngasrep, hanya diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali saja dalam sehari.
  11. Poso Senin-Kemis, puasa yang dilakukan setiap hari Senin dan Kamis saja seperti namanya. Dari jam 3 pagi sampai jam 18.
  12. Poso Wungon, adalah puasa pamungkas, tidak boleh makan, minum dan tidur selama 24 jam.

 

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1089/kejawen

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya