Peninggalan sejarah menjadi barometer peradaban suatu penduduk, tingkat sosial, teknologi dan politik sebagian besar dipelajari dengan peninggalan-peninggalan sejarahnya. Salah satu hasil budaya manusia sebagai bukti dari perwujudan ide, perasaan, keterampilan dan daya imajinasi adalah dihasilkannya bermacam-macam kerajinan fungsional salah satunya adalah kande (lampu). Kande atau Lampu yang biasa digunakan zaman kerajaan Aceh sebagai penerang baik dalam ruangan maupun diluar. Bentuk-bentuk kande pun berbeda-beda biasanya tergantung golongan yang menggunakannya, Dilihat dari segi perkembangan teknik, motif atau ornamen serta bahan pembuatannya tentu terkandung makna filosofis bagi masyarakat pemakainya/pendukungnya.
Jenis-jenis kande yang dikenal di aceh antaralai:
Pertama ada namanya, Lampu gantung 5 sumbu (panyot limong dan tujoh mata). Sebuah lampu duduk bertingkat, terbuat dari tembaga. Tiang serta tempat sumbu berukir. Tingkat pertama terdiri dari 6 tingkatan, 1 cabang sumbu, 3 rangkaian yang terdiri dari 4 sumbu dan 2 rangkaian dari 5 sumbu (5 mata). Pada tingkat ke 2 sebuah rangkaian dari 5 sumbu (5 mata). Pada bagian tengah tiap tempat sumbu terdapat hiasan berbentuk stupa. Bahan bakar adalah minyak kelapa. Biasanya kande jenis ini dimiliki oleh raja-raja aceh zaman dulu.
Kedua, Lampu bertingkat (panyot dong) jenis Lampu duduk, terbuat dari tembaga,semprong dari kaca. Bagian bawah merupakan kaki dapat dipisahkan dari badan lampu. bagian kaki ini dibuat seperti lekuk pucuk pakis. Tempat semprong berukir. Pada bagian badan terdapat tempat memasukkan minyak dan putaran sumbu.
Ketiga, Lampu satu sumbu (panyot dong) Lampu duduk terbuat dari tembaga,semprong dari kaca. Bentuk keseluruhan langsing,bagian dasarnya bundar bersambung dengan bagian badan yang berukir motif suluran daun dan bola-bola. Pada bagian tempat semprong terdapat hiasan ukiran. Alat pemutar sumbu berbentuk lempengan bertangkai.
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.