|
|
|
|
![]() |
Kamar legenda Nyai Roro Kidul Tanggal 06 Jan 2015 oleh Widariwied91 . |
Legenda "Nyai Loro Kidul "
Pelabuhan Ratu, Sukabumi, merupakan tempat bersantai dan berwisata bagi para pecinta pantai. Pantainya bersih yang indah akan memanjakan siapa pun yang datang. Akan tetapi, satu hal yang tidak kalah terkenal dari Pelabuhan Ratu adalah legenda Nyai Roro Kidul. Legenda Nyai Roro Kidul sangat terkenal di daerah ini, bahkan mitos yang melarang untuk memakai baju hijau saat ke pantai pun sangat ditaati. Nyai Roro Kidul bersemayam di sepanjang wilayah pantai selatan Pulau jawa. Ada yang bilang, Nyai Roro Kidul mempunyai kerajaan di dasar laut. Salah satu tempat yang dipercaya sebagai tempat istirahat Nyai Roro Kidul adalah kamar 308 Hotel Inna Samudera. Hotel Inna Samudera adalah hotel berbintang di kawasan Pelabuhan Ratu. Hotel ini mempunyai fasilitas yang lengkap, mulai dari service yang baik, kolam renang, taman bermain, hingga letaknya yang di pinggir pantai. Hotel ini didirikan pada tahun 1962 oleh Presiden Soekarno. Hotel ini sempat menyaingi beberapa hotel di Bali karena fasilitas dan kemegahannya.
Konon ceritanya, Jawa Barat pernah diperintah oleh seorang raja yang sangat berkuasa yakni, Prabu Siliwangi. Dia adalah seorang raja yang sangat terkenal serta bijaksana. Ia memiliki seorang permaisuri yang cantik serta beberapa orang selir. Pada suatu hari, sang permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik. Kehadiran bayi kecil ini, membuat mereka sangat bahagia. Tetapi, hal ini ternyata tidak disukai oleh para selir raja lainnya. Apalagi bayi itu tumbuh menjadi besar dan wajahnya lebih cantik daripada ibunya. Dan bayi tersebut diberi nama Putri Lara Kadita yang kelak akan menjadi ahli waris dari tahta kerajaan ayahnya. Oleh karena itu, raja sangat mencintainya dan mengasihi Putri Lara Kadita. Sementara itu, para selir yang berusaha untuk menyingkirkan Putri Lara Kadita, membuat suatu persengkokolan. Mereka menggunakan ilmu hitam untuk menghancurkan kehidupan permaisuri beserta putrinya yang cantik itu. Dan akhirnya, kuasa jahat dari ilmu hitam itu, telah membuat wajah permaisuri dan putrinya menjadi sangat buruk serta tubuh mereka menjadi berbau busuk. Karena keadaannya yang sangat mengerikan, maka sang raja memerintahkan permaisuri dan putrinya untuk meninggalkan istana. Alasannya, kalau dibiarkan mereka tetap tinggal di istana, akan membawa bencana bagi seluruh kerajaan. Selanjutnya, dengan terpaksa permaisuri dan putri pergi dari istana dan berkelana tak tentu arah di dalam hutan. Mereka pun menyusuri jalan-jalan sepi agar tidak bertemu dengan orang lain. Tanpa disadari, mereka menuju ke arah selatan. Penderitaan mereka sangat berat dan tidak tertahankan. Sampai akhirnya, sang permaisuri meninggal dunia dalam perjalanan pengembaraannya. Tinggallah Putri Lara Kadita seorang diri, dalam keadaan putus asa. Ia terus mengembara dan mengalami banyak penderitaan, tanpa seorangpun yang menghiburnya.
Pada suatu hari karena terlalu lapar dan lelah, ia jatuh pingsan. Ketika sadar kembali, ia mendengar suara deburan ombak dari arah selatan. Suara ini, membangkitkan semangatnya untuk kembali melanjutkan perjalanannya. Lalu, ia berjalan terus ke arah suara tersebut dan mendapati suatu pemandangan yang sangat indah. Suatu lautan yang luas dengan ombak-ombak besar yang menerjang batu karang di pantai.
Duduklah Putri Lara Kadita, dan beristirahat di salah satu batu karang tersebut. Dan kini, tempat duduk itu dinamakan Karanghawu dan menjadi objek wisata yang terkenal, berlokasi sekitar 8 kilometer di sebelah barat Inna Samudra Beach. Pada saat duduk di atas batu karang itu, ia tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, Putri mendapat petunjuk bahwa keadaan dan kecantikannya dapat dipulihkan bila ia membersihkan dirinya dengan melompat ke laut dan menenggelamkan diri. Setelah terjaga, ia pun berdiri di pinggir batu karang dan melompat ke dalam laut. Ternyata, tubuhnya pulih dan wajahnya pun menjadi cantik kembali. Sejak saat itulah, ia menjadi ratu di laut tersebut dan memerintah bagian selatan Pulau Jawa. Rupanya sejak saat itu pula ia bergelar "Nyi Loro Kidul". Yakni, ratu laut selatan.
Sebagian besar masyarakat di daerah Pelabuhanratu, sampai saat ini masih percaya akan kuasa yang memerintah di laut selatan ini. Maka untuk memperingati hal itu, tanggal 6 April ditetapkan sebagai hari nelayan bagi masyarakat Kota Pelabuhanratu, Sukabumi. Dimana dalam perayaannya, selalu dilaksanakan kegiatan "Pesta Laut" (Labuh Saji). Tujuannya, untuk memohon agar Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan dan kemakmuran. Berkaitan dengan legenda serta kepercayaan dari sebagian masyarakat itulah, maka Samudra Beach Hotel Pelabuhanratu menyediakan sebuah ruangan khusus sebagai gambaran dari legenda Nyai Roro Kidul. Mari berkunjung ke Sukabumi :)
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |