Warga menyebutnya "intip", mengingat bahan utama pembuatannya berasal dari kerak nasi liwet. Asal kata intip diambil dari bahasa Jawa Cirebon yang berarti kerak. Kuliner ini terbuat dari kerak nasi yaitu kerak yang dihasilkan ketika kita menanak nasi dengan cara konvensional.
Intip yang biasa dijual dalam 2 ukuran, yakni yang besar dengan berat kira-kira ¼ kg atau 3 ons dan yang kecil dengan berat kira-kira 1 hingga 1 ½ ons, terdiri dari 2 macam yakni yang manis dan yang asin.
Bahan-bahan utama :
Intip/kerak nasi liwet
Bahan-bahan bumbu :
Kelapa 2 gelondong
Bawang putih 1 kg
Bawang merah ¼ kg
Ketumbar 1 ons
Garam ¼ kg
Gula pasir 4 kg
Cara pembuatan :
Dua gelondong kelapa tadi dibuat santan dengan air 4 liter
Bawang putih, bawang merah dan ketumbar dihaluskan
Campurkan ke dalam air santan berturut-turut sebagai berikut sambil diaduk-aduk agar tercampur rata bumbu yang halus tadi, garam dan gula pasir
Intip yang telah kering (setelah melalui prose penjemuran) digoreng dengan minyak goreng hingga intip tenggelam. Peroses penggorengan memerlukan waktu kira-kira 10 menit
Berikan campuran air bumbu tadi ke intip yang telah digoreng tadi. Pemberian bumbu ini dilakukan dengan cara mengolesi cairan bumbu ke intip. Pengolesan dilakukan baik kepada permukaan atas maupun permukaan bawah. Selain kuas untuk mengecat, kuas yang digunakna untuk mengolesi bumbu ke intip adalah daun pisang yang disuwir-suwir (dibuat seperti serabut) atau lidi dari daun kelapa yang masih muda
Setelah diberikan bumbu, intip siap disantap atau disimpan untuk dinikmati
Intip asin :
Untuk resep intip asin tinggal tidak memasukkan gula dan ketumbar ke dalam bumbunya. Namun terdapat sebagian intip asin dengan menggunakna ketumbar. Untuk intip asin ini, kita hanya tidak memasukkan gula dan tetap menggunakan ketumbar dalam bumbunya.
Sekilas mirip rangginang, tapi perpaduan rasa intip dengan bumbu rempahnya yang melekat membuat intip menjadi lebih gurih dan renyah, sangat cocok untuk mereka yang hobi ngemil dan cinta kuliner Nusantara. Jajanan ini banyak dijumpai di sekitar Wisata Religi Komplek Makam Sunan Gunung Jati, Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Intip menjadi jajanan khas warga sekitar Kompleks wisata religi ini. Belum lengkap rasanya bagi para peziarah yang pulang, tanpa membawa oleh-oleh khas yang satu ini. Karena selain tahan lama (bisa tahan 2-3 minggu), rasanya yang renyah, serta aroma khas gosong dan bumbu rempah-rempahnya, membuat intip menjadi ‘favorit’ diantara jajanan lainnya.
sumber resep: Buku “KULINER TRADISIONAL CIREBON : Khasanah Makanan Khas”, Penerbit Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata Kota Cirebon
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.