Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Kuno dan Prasasti
Bahasa Sumatera Utara Tapanuli Utara
Hata Andung Batak Toba

Suku Batak terkenal karena ketika sedang berbicara, aksen orang Batak selalu terdengar kental. Aksen Suku Batak ini memang sudah cukup familier bagi masyarakat Indonesia. Namun, bagi sebagian orang mungkin aksen bicara yang dilontarkan oleh Orang Batak terdengar kasar dan kurang sopan.

Tapi tahukah kamu, apabila dalam Bahasa Batak ada bahasa yang biasa yang diucapkan dalam percakapan sehari-hari dan ada pula bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua dari kita atau lebih sering disebut dengan Hata Andung. Hata andung ini biasanya digunakan apabila kita berbicara kepada orang yang kita segani atau orang yang lebih tua daripada kita. Misalnya, apabila kita ingin mengatakan ‘kamu’ kepada ayah atau ibu kita, tidak sopan apabila kita mengatakan kata ‘Ho’, meskipun artinya adalah kata kamu. Agar lebih sopan, kita harus menggunakan Hata Andung ‘Hamu’ atau kita dapat menggunakan kata sapaan seperti, ‘Uma’, ‘Bapa’, atau ‘Tulang’. Contoh lain, apabila kita ingin mengatakan kata mandi, kurang sopan apabila kita menggunakan kata ‘Maridi’. Hata Andung yang tepat adalah ‘Martapian’.

Sebenarnya konsepnya sama seperti bahasa Indonesia. Ada kata-kata tertentu yang sudah baku dari awal dan ada kata yang tidak baku. Jadi, Hata Andung ini semacam Bahasa Indonesia yang baku. Hata Andung inilah yang dipakai dalam acara-acara adat yang formal dan juga dipakai dalam meratap kematian.

Inilah beberapa contoh Hata Andung yang dilengkapi dengan kata yang tidak bakunya:

  1. Simanjujung : Ulu
  2. Sitarupon : Obuk
  3. Sipareon Pinggol
  4. Simalolong : Mata.
  5. Silumandit : Igung.
  6. Simangkudap : Pamangan.
  7. Gugut : Ipon.
  8. Simangido : Tangan.
  9. Siubeon : Butuha.
  10. Simanjojak : Pat.
  11. Sirimpuron : Jari-jari.
  12. Simatombom : Botohon dohot hae-hae.
  13. Among parsinuan : Amana parsinuan.
  14. Inong namangintubu : Inong niba.
  15. Ama namartunas : Ama paidua.
  16. Inong namartunas : Inong paidua.
  17. Sisumbaon : Pahompu.
  18. Ompung sisombaon : Ompung.
  19. Tulang/Ibebere : Sibijaon.
  20. Silansapon : Lae/Eda.
  21. Sinumbane : Namboru/paraman.
  22. Nabinalos : Simatua/Hela/Parumaen.
  23. Situriak : Panghataion.
  24. Simanangi : Parbinegean.
  25. Simalongkon : Parnidaan.
  26. Silumallan : Ilu/aek.
  27. Sitipahon : Ulos.
  28. Sitabean : Tujung.
  29. Sigumorsing : Mas.
  30. Sihumisik : Ringgit.
  31. Paiogom : Indahan/Parbue/Eme.
  32. Bona ni paigon : Bona ni eme.
  33. Sidumuhut : Duhut.
  34. Tongani lobangon : Hauma.
  35. Sibonggaran : Bonggaran.
  36. Silumantahon : Horbo.
  37. Silomlom ni robean : Lombu.
  38. Sijambe ihur : Hoda.
  39. Bulung ni lopian : Biru-biru.
  40. Siteuon : Biang.
  41. Simarhurup : Manuk.
  42. Tongani asean : Jabu bale-bale.
  43. Siatukolan : Jabu sopo.
  44. Siagalangon : Jabu ruma.
  45. Bulu situlison : Jabu ruang tano.
  46. Siruminsir : Solu, Kapal, Motor.
  47. Silogo-logo : Kapal terbang.
  48. Silali piuan : Iaher.
  49. Sihais mira : Kapal pemburu.
  50. Sibanua rea : Mariam, tomong.
  51. Sitengger dibanua : Bodil.
  52. Sijambe jalang : Roket.
  53. Simaninggal dipea : Bom.
  54. Sigargar dolok : Bom atom.
  55. Babiat dipittu : Anak na begu.
  56. Gompul dialaman : Raja.
  57. Parjaga-jaga dibibir pustaha ditoloan : Pamollung.
  58. Holi-holi so mansandi parjari-jari so mansohot : Tungkang.
  59. Gokkonon botari alapan manogot : Datu/Raja/Tukkang.
  60. Toru ni situmalin : Kuburan.
  61. Bona ni ubeon : Buha baju.
  62. Punsu ni ubeon : Siampudan.
  63. Goar soltpe : Panggoaran.
  64. Hau sinaiton : Hau/Btng ni namate/ranting.
  65. Silumambe hodong : Bagot.
  66. Papan narumimbas : Papan ni jabu.
  67. Rindang sibalunon : Amak.
  68. Dolok simanabun : Dolok.
  69. Langit ni sihadaoan : Taripar laut.
  70. Urat naibongkion : Dengke.
  71. Juhut tinanggoan : Juhut.
  72. Sirumantos : Raut, Hujur,giringan.
  73. Natoga bulung : Naung tubu.
  74. Didadang ari diullus alogo : Dihasiangon.
  75. Sirumata bulung : Napuran.
  76. Silumambe hodong : Saga-saga.
  77. Sirumonggur : Ronggur.
  78. Lombang simanamun : Lombang.
  79. Suga nasomarpatudu : Honas todos naso marsala.
  80. Godung naso marhinambor : Nasomarala.
  81. Mansitairon : Manarus.
  82. Songon tungko nisolu ganup ni panabian : Leleng marsahit.
  83. Mangganupi siarianan, mangganupi sihabornginan : Leleng dipauli.
  84. Hatipulan simanjujung, haponggolan simanjojak : Ina namabalu.
  85. Hatompasan tataring : Ama namabalu.
  86. Mapurpur tuangin nahabang tu alogo : Naso marrindang.
  87. Naso martunas : Naso maranak.
  88. Siparumpak balatuk soadong pajongjongkon : Napurpur
    sisapsap bahal dang adong namangungkap
  89. Marsada-sada bulung songon halak nalungun- : Sisada-sada/sada sabutuha lungunan tandiang nahapuloan
  90. Sibane-bane lili so sumungkar : Nalambok.
  91. Silumaksa ijur : Uta uta ni tohuk, sira.
  92. Mangungkit sibonggaron : Pabalik uma.
  93. Mambuat sidumuhut : Marbabo.
  94. Sipatuduhon luha sipapatar pangea, tanduk mambu : Nungga gok harorangon nubu surat manjoloani, sotampil sipasingot soboi siajaron.
  95. Sanjongkal bulu dua dopaan tolong, poga-poga : Sian etek nahansit diulu pinagodang ni sidangolan
  96. Namardingdinghon dolok namarhorihorihon : Taripar dolok simanamun ombun dilangit sihadaoan Taripar tao silumallan.
  97. Lombu-lombu nabidang tula-tula ni hapal, : Tarhirim ibana.
    tungkot dinalandit huat-huat dinagolap
  98. Hais tujolo tandak tupudi, lombu panguge : Dipajolo anangkonna
    horbo panampar

 

HORAS!

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline