Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Hantu Jawa Tengah Bawean
Hantu Matianak
- 16 Juli 2018

Matianak adalah hantu Baweanyang memiliki beberapa kesamaan dengan hantu yang telah diakui secara nasional di Indonesia, kuntilanak. Atau dalam budaya Jawa, disebut sundel bolong. Matianak digambarkan sebagai hantu perempuan (atau betina?) berambut panjang, wajah pas-pasan, suara menyeramkan (sebagaimana semua hantu lainnya), dan yang menjadi ciri khasnya: hanya menggoda kaum pria—ini menimbulkan kecurigaan bahwa jumlah perempuan di dunia hantu sudah sangat banyak melampaui jumlah kaum pria, sehingga hantu-hantu perempuan juga mencoba untuk menggoda kaum pria non-hantu.
Tidak ada konfirmasi pasti apakah Matianak memiliki lobang berulat dipunggungnya atau tidak. Sepertinya alam imajinasi sebagian orang Baweandipengaruhi oleh gambaran kuntilanak sehingga mengira Matianak punya lobang dibelakangnya. Padahal tidak ada laporan yang meyakinkan tentang itu. Tapi yang perlu dibahas, apakah ada jenis laki-lakai dalam ras Matianak ini? Karena beberapa laporan dari penampakan-penampakan terakhir menyebutkan jika ada laki-laki (atau jantan?) dalam komunitas Matianak.
a.

dari mana datangnya?
Kita coba telusuri terlebih dahulu asal muasal hantu tak cantik ini. Apakah hantu ini dari tanah Jawa—dugaan ini mencuat karena diketahui jika dataran Jawa memiliki koleksi hantu yang paling banyak di Indonesia dan letak geografisnya paling dekat dengan pulau Jawa—atau Matianak adalah hantu berdarah Bawean asli?
Orang tentunya banyak menduga kuntilanak dari Jawa, bisa jadi dia berpindah ke Baweandengan ikut kapal nelayan, atau kapal dagang, atau mungkin dengan menumpang awan hitam di langit. Sulit membayangkan kuntilanak terbang melintasi lautan karena kuntilanak bukanlah penerbang handal seperti halnya boeing atau falcon atau stealth. Kuntilanak adalah hantu berkelebat. Artinya, dia melompat terbang hanya untuk berpindah tempat sebagai mana seekor belalang. Seekor belalang akan melakukan lompatan cepat dan melayang beberapa detik di angkasa untuk berpindah tempat atau berburu mangsa dengan cepat.
Namun yang perlu kita pertanyakan, bagaimana dengan lobang di belakangnya? Dan anak kecil yang biasa digendongnya? Matianak yang di Baweantidak menggendong bayi, mereka memang mendatangi bayi, tapi tidak menculik si bayi dan memangsanya atau menggendongnya ke mana-mana layaknya baby sitter. Kedatangan Matianak ke tempat ibu hamil melahirkan adalah—konon—untuk menghisap darah persalinan. Tapi alasan yang lebih bisa diterima adalah kedatangannya itu untuk belajar bagaimana cara bersalin yang tepat dan aman. Kita manusia tidak pernah tahu betapa banyak kasus kematian Matianak perempuan saat melahirkan.
Dan lagi, Matianak tidaklah sekejam sundel bolong, bahkan bisa dibilang Matianak ini sebagai si genit yang menyebalkan. Matianak memang menggoda para pria—beberapa orang mengaku diremas itunya oleh hantu kurang ajar ini—tapi tidak sampai membunuhnya. Mungkin benar dugaan di awal tadi, bahwa terlalu banyak perempuan di dunia Matianak, sehingga dia melanggar Aturan Melintas Batas, masuk ke dunia manusia dan menggoda para pria—mungkin anda pernah dengar tentang beberapa orang yang punya istri simpanan hantu perempuan di rumahnya, itu perbuatan yang menjijikkan. Matianak tidak sampai membunuh para korbannya.
Kalau demikian, dari manakah Matianak ini? Tebakan yang paling kuat adalah bahwa dia, Matianak ini, adalah hantu asli pulau Bawean, walaupun belum bisa diketahui melalui pembuktian ktp atau catatan sipil. Dugaan yang kuat adalah bahwa Matianak adalah anak kandung Mengmang dengan Lentong-lentong (wewe gombel), atau beberapa kabar miring mengabarkan, Matianak adalah hasil perselingkuhan lentong-lentong dengan Ilung Lanjang!
Untuk mempersingkat, kita perlu tahu bahwa Ilung Lanjang adalah hantu impotent. Itulah kenyataannya. Dia tidak bisa lagi berhubungan dengan siapapun maupun dengan apapun. Belum lagi, ada kecurigaan Ilung Lanjang adalah seorang (?) pedofilia. Jadi tidak mungkin dia berselingkuh dengan lentong-lentong yang jelas-jelas adalah hantu perempuan dewasa. Jadi, kemungkinan bahwa Matianak adalah anak kandung mengmang dengan lentong-lentong adalah sangat kuat. Masalahnya, semua manusia yang pernah bertemu dengan mereka tidak pernah sempat untu menanyakan hal ini, jadi manusia belum punya kepastian tentang hal ini kecuali hanya sebuah dugaan kuat. Kita juga tidak bisa mengatakan apakah keluarga mengmang + lentong-lentong + Matianak adalah keluarga yang bahagia atau kacau balau karena pemberontakan Matianak anaknya (mengmang dan lentong-lentong adalah hantu penyesat manusia dalam perjalanan, sementara Matianak adalah hantu penggoda pria). Dan satu lagi, kita tidak tahu pasangan mengmang-lentong-lentong yang manakah yang menghasilkan Matianak! Ini sangat sulit. Bahkan saya sendiri tidak mau menemui salah satu dari hantu-hantu itu hanya untuk mendapatkan informasi yang valid mengenai ini. Apa kau gila? Menemui setan kuno menyeramkan hanya untuk posting di blog? Gila!
b.

adakah kaum pria di kalangan Matianak?
Polemic ini muncul karena kepercayaan masyarakat menyebutkan Matianak adalah hantu perempuan. Tidak ada konfirmasi dia sebagai hantu pria sebelumnya. Tapi laporan-laporan terakhir menyebutkan jika ada laki-laki di kalangan Matianak.
Beberapa orang yang sempat berinteraksi dengan Matianak, mengidentifikasi adanya pria di antara gerombolan Matianak. Namun demikian, jumlahnya sangat jaraang. Untuk sementara, kita ambil hipotesis bahwa memang ada kaum pria di antara para Matianak. Setidaknya pemikiran ini bisa sedikit melegakan kaum pria manusia, bukan?

Masa kejayaan dan keruntuhan Matianak
Tak ubahnya dengan Ilung Lanjang, Matianak juga mengalami kemundurannya saat Baweanmulai memasuki era modern. Tapi, berbeda dengan ilunglanjang, Matianak masih jauh lebih beruntung. Orang-orang masih ingat dan menghawatirkannya. Tiap kali ada orang melahirkan, orang memasang lampu di depan rumah, di atas tempat penguburan ari-ari sebagai pengusir Matianak.
Itu adalah warisan budaya lama yang masih terus dipegang. Dan tradisi akan senantiasa dilaksanakan selama kepercayaan pada Matianak tetap ada. Sebenarnya, kita bisa menilai bahwa itu merupakan cara yang dipakai orang-orang jaman dulu untuk mengusir binatang, agar tidak menggali dan memakan ari-ari anak mereka. Kita tahu jika anjing memiliki penciuman yang sangat tajam. Ini adalah penjelasan untuk mereka yang tidak percaya pada superstition. Banyak hal yang diperbuat orang-orang jaman dulu yang dikaitkan dengan hantu-hantu tertentu sebenarnya memiliki alasan rasional jika saja kita mau mencoba menggali rahasia dibalik iu. Kesimpulannya, orang jaman dulu adalah orang yang cerdas, mereka tahu bagaimana menjelaskan suatu fenomena dan mebuat orang melakukan suatu hal dengan cara yang bisa dipahami dan diterima orang sesuai dengan takaran kemampuan berpikirnya saat itu. Karena saat itu orang-orang sangat memegang takhayul, maka para pemikir jaman dulu memakai takhayul untuk mengubah sikap dan tingkah-laku orang-orang di masa itu. Hanya saja kita yang terlalu tolol menerima semua itu dengan mentah-mentah. Namun, jika anda percaya jika Matianak itu memang benar-benar ada, percayalah, dengan menaruh lampu di atas penguburan ari-ari anak anda, itu sudah sangat aman. Dengan ijin Allah, tentunya.

DATA TENTANG MATIANAK:
Nama hantu: Matianak
Jenis kelamin: perempuan, beberapa laporan menyebutkan ada juga laki-lakinya.
Usia: tidak terdeteksi. Matianak tidak memiliki akta kelahiran atau semacamnya.
Habitat: tempat-tempat rimbun di hutan atau di pinggir kampung. Bisa di atas pohon raksasa atau semak belukar. Tapi mayoritas laporan menyebutkan habitat Matianak adalah poho-pohon besar rimbun dan angker.
Spesialisasi: menghantui pria dewasa dan memangsa ari-ari bayi. Menghisap darah persalinan.
Ancaman bagi manusia: menakuti manusia, baik laki perempuan, anak-anak atau dewasa.menyerang ibu hamil dan yang melahirkan. Memakan ari-ari bayi.
Asal: kemungkinan berasal dari tanah Jawa, tapi lebih masuk akal bahwadia hantu asli pulau Bawean.
Cara mengatasi: maki dia dengan kata-kata yang sangat kotor.

 

Sumber: https://arulchandrana.wordpress.com/2009/10/03/2-hantu-hantu-bawean-series-matianak-hantu-transgenic-dari-jawa-atau-hantu-pelarian/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline