Gundala-gundala karo
Gundala-Gundala Karo pun terlahir dari sebuah legenda yang ada di Kabupaten Karo. Dahulu dikisahkan akan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Sibayak. Raja tersebut kemudian bertemu seekor burung raksasa jelmaan dari petapa sakti yang bernama Gurda-Gurdi. Raja Sibayak pun akhirnya membawa pulang Gurda-Gurdi dan dijadikan sebagai penjaga putrinya.
Gurda-Gurdi memiliki kekuatan yang bersumber pada paruhnya, oleh karena itu terdapat sebuah pantangan bahwa paruhnya tidak boleh disentuh oleh siapapun. Suatu ketika tanpa disengaja paruh tersebut tersentuh oleh sang putri dan spontan Gurda-Gurdi merasa marah dan memberontak. Akhirnya Raja Sibayak mengutus pasukannya untuk menyerang Gurda-Gurdi hingga meninggal.
Kesalahpahaman tersebut menimbulkan kesedihan yang mendalam terhadap masyarakat Karo. Tangisan masyarakat yang mendalam pun disertai dengan hujan deras yang turun seolah turut berduka atas kepergian Gurda-Gurdi. Kemudian lahirlah tarian Gundala-Gundala Karo yang mengisahkan kisah Gurda-Gurdi sehingga sekaligus bermaksud untuk memanggil turunnya hujan.
Tarian ini digunakan saat pesta panen di desa.
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang