|
|
|
|
Grebeg Syawal Pantai Laguna Tanggal 11 Aug 2018 oleh OSKM18_16018039_Titi Hidayanti. |
Grebeg Syawal Pantai Laguna, Mirit, Kebumen
Grebeg Syawal adalah salah satu tradisi di Kabupaten Kebumen yang diadakan di pantai. Tepatnya yaitu di Pantai Laguna, Desa Lembupurwo, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen. Tradisi ini biasanya dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri yaitu sekitar tanggal 7 atau 8 Syawal pada perhitungan kalender Jawa. Tradisi ini biasanya juga disebut dengan Grebeg Rowo atau Rowoan.
Pada tradisi ini, ribuan orang berbondong-bondong untuk pergi ke pantai. Tradisi Grebeg Syawal ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu wisata keluarga setelah hari raya. Selain itu, juga dapat menjalin silaturahmi karena dalam tradisi ini kita dapat menjumpai ratusan bahkan ribuan orang. Tradisi ini juga membawa berkah tersendiri, terutama untuk masyarakat yang tinggal di sekitar pantai. Sebagian masyarakat memanfaatkan momen ini untuk berjualan. Mulai dari berjualan makanan, mainan anak, pakaian, dan masih banyak lagi.
Dalam tradisi Grebeg Syawal ini banyak hal yang dapat dilakukan oleh pengunjung. Mulai dari yang mandi di pantai, keliling pantai dengan menunggangi kuda, atau sekedar duduk di tepi pantai. Selain itu, masih banyak yang dapat dilakukan oleh para pengunjung dalam tradisi ini.
Tradisi ini sudah ada sejak zaman dulu. Sebagian masyarakat mempercayai tradisi ini sebagai wujud persembahan terhadap Nyi Roro Kidul yang dianggap sebagai ratu pantai selatan. Selain itu, juga sebagai wujud syukur atas kekayaan alam yang salah satunya kekayaan laut yang dimanfaatkan oleh penduduk sekitar. Namun, terlepas dari semua itu, tradisi ini adalah salah satu ajang untuk melestarikan budaya dan untuk memajukan wisata daerah.
Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia harus mau menjaga dan melestarikan adat istiadat, tradisi, dan budaya. Salah satu caranya yaitu dengan melestarikan kebudayaan lokal yang ada di daerah kita. Semua itu demi mewujudkan dan menguatkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Selain itu, kita harus tetap menghargai dan menghormati perbedaan kebudayaan dari daerah lain. Seperti semboyan negara kita "Bhinneka Tunggal Ika", yang melambangkan perbedaan adat, budaya, suku, ras, agama yang tetap bersatu sebagai INDONESIA.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |