Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
teater seni Jawa Timur probolinggo
Glipang, Teater Tradisional Jawa Timur
- 16 April 2016

Di sebuah desa yang ada di daerah Kabupaten Probolinggo bagian tenggara, tepatnya di Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar, ada satu jenis kesenian tradisional yang bernama glipang. Konon, istilah “glipang” berasal dari bahasa Arab “goliban” yang mengandung makna suatu kegiatan keseharian yang dilakukan oleh para santri di dalam pondok. Kesenian yang menggambarkan tentang cerita kehidupan sehari-hari yang bernafaskan Islam ini disajikan dalam bentuk tari yang diiringi musik dan disertai dengan dialog dalam bahasa Jawa, Madura dan disisipi sedikit bahasa Arab.

Kesenian glipang dicipatakan oleh Sutrisno pada tahun 1935. Sutrisno adalah seorang pendatang dari Pulau Madura yang menetap di Desa Pendil. Mula-mula ia bekerja sebagai mandor penebang tebu di pabrik gula Sebaung, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Namun, karena sering terjadi pertentangan dengan sinder-sinder Belanda yang bertindak sewenang-wenang, maka Sutrisno memilih berhenti dari pekerjaannya sebagai mandor.

Setelah keluar dari pabrik gula milik Belanda tersebut, dengan daya kekreatifannya, Sutrisno menangkap keluhan-keluhan rekannya sesama pekerja pabrik terhadap sinder-sinder Belanda itu kemudian meramunya menjadi sebuah bentuk drama tari yang disebut kiprak glipang. Jadi, dahulu glipang adalah suatu kesenian yang bertujuan untuk mengingatkan para penguasa melalui sindiran-sindiran halus yang disampaikan dalam bentuk drama tari agar jangan bertindak sewenang-wenang dalam menggunakan kekuasaannya. Dalam perkembangannya, saat ini kesenian yang telah menyebar ke Kabupaten Lumajang, Jember dan Pasuruan, hanya dimanfaatkan sebagai sarana hiburan pelepas rutinitas keseharian.

 

Peralatan dan Tempat
Peralatan musik yang digunakan untuk mengiring pertunjukan glipang terdiri atas:

(1) dua buah ketipung besar, yaitu lake’an dan bhine’an. Kedua ketipung tersebut ditabuh tingkah meningkah atau saling mengisi. Ketipung lake’an (laki-laki) berfungsi sebagai pemimpin yang memberikan tekanan-tekanan pada gerak tarian;

(2) satu buah jedor yang berfungsi untuk memberikan tekanan-tekanan tertentu agar irama menjadi konstan; dan

(3) tiga sampai lima buah terbang atau kecrek yang berfungsi mengisi lagu dengan cara memberikan suara di antara degupan.

Pertunjukan glipang biasanya diadakan pada saat ada upacara-upacara, seperti perkawinan, bersih desa, panen raya dan hari-hari besar lainnya. Pertunjukkan yang kurang lebih memakan waktu tujuh jam ini dilakukan pada malam hari dan biasanya bertempat di pendopo atau halaman rumah dengan penerangan lampu petromaks atau listrik.

Pertunjukan Glipang
Pertunjukan glipang diawali dengan penampilan tari ngremo glipang atau tari kiprak glipang, kemudian berlanjut dengan tari baris yang dibawakan oleh seorang penari pria dan biasanya diiringi seorang pelawak pria. Setelah tari baris, disusul dengan penampilan tari pertemuan yang dibawakan oleh beberapa penari pria dan wanita secara berpasangan. Bersamaan dengan penampilan tari pertemuan ini, muncul dua orang pelawak (pria dan wanita) dalam arena yang akan menggoyang senyum dan tawa penonton. Para pelawak ini tidak hanya sekedar melawak, tetapi juga memainkan beberapa jenis tarian lain yang berakar pada gerakan-gerakan pencak silat. Kemudian, dimulailah babak-babak lakon pendek yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari yang bernafaskan Islam atau bergantung dari selera penonton atau penanggap. Sebagai catatan, pada lakon-lakon pendek ini ada suatu babak khusus yang ditampilkan secara berulang-ulang karena dianggap penting atau digemari oleh penonton. Pengulangan babak khusus tersebut dianggap sebagai suatu “pemantapan lakon” yang apabila dipadatkan atau dikurangi akan menyalahi aturan yang berlaku dalam kesenian glipang. Setelah babak “pemantapan”, babak lakon dilanjutkan kembali hingga berakhirnya pertunjukan. 

 

 

Sumber:
Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1993. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara V. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

http://www.depdagri.go.id

http://www.smu-net.com

http://www.indopos.co.id

http://www.sinarharapan.co.id

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline