|
|
|
|
Geuneuku - Aceh - Nanggroe Aceh Darussalam - Peralatan Masak Tanggal 16 Apr 2018 oleh Fachni . |
Geunuku alat untuk mengukur kelapa yang lazim dipakai orang Aceh disebut geuneuku. Ada pula orang menyebutnya geuneuku atau geudungku atau geuleungku. Dalam masyarakat adat
gayo menyebutnya dengan nama kukuren serta masyarakat adat Aneuk Jamee menyebutnya dengan nama kukuran. Di dalam bahasa Indonesia disebut kukuran kelapa. Geuneuku termasuk perkakas dapur yang sangat penting. Tanpa adanya sebuah geunuku belumlah sempurna sebuah dapur rumah tangga di Aceh.
Geunuku terbuat dari sebuah balak kayu di mana pada ujungnya ditancapkan sebuah besi pipih bergerigi seperti mata gergaji yang di nama ini mata geunuku atau gigoe geunuku. Bentuknya seperti seekor snak binatang yang pendek kakinya tanpa kepala. Panjang dari depan sampai ke belakang lebih kurang 50 cm dengan tingginya sekitar 20 cm. Geunuku di dalam masyarakat Aceh dipergunakan untuk kukuran kelapa. Sebagai alat pengukur kelapa pemakainya sangat sederhana sekali. Orang yang akan mengukur kelapa cukup dengan menduduki di punggungnya, kemudian kelapa yang sudah dibelah dua (tanpa kulit luar) digosokkan pada mata geunuku yang bergigi. Dalam waktu yang sangat singkat kelapa siap diparut tanpa harus mencongkel isinya seperti yang kita lihat ditempat-tempat lain di luar Aceh. Batok kelapa tetap tinggal untuk lagi keperluan lain seperti kayu bakar, membuat aweuek, dan lain-lain.
Untuk memperoleh sebuah geunuku bisa diperoleh dengan membeli di pasar-pasar, namun sering mereka menyuruh membuatnya pada tukang-tukang kayu setempat. Mata Geunuku umumnya dibuat oleh pandai-pandai besi (yangdi Aceh disebut utoih beusoe atau utoih pande beusoe, atau pande beusoe). Biasanya dengan bermodalkan sepotong kayu orang yang memerlukannya mendatangi tukang kayu (utoih kayee) untuk dibuatkan sebuah geunuku. Dalam waktu-waktu senggang seperti sehabis panen tukang kayu setempat mengambil ongkos yang relatif murah untuk membuatkan sebuah geunuku. Geunuku yang telah selesai dipakai hanya matanya saja yang disapu untuk membersihkan sisa-sisa kelapa yang melekat di matanya. Apabila telah dipakai dalam waktu yang relatif lama, lama kelamaannya matanya menjadi tumpul. Untuk itu mata geunuku dapat diperbaiki dengan cara mengikir untuk membentuknya kembali agar tajam. Geunuku yang tidak terpakai lagi yang keadaan matanya sangat aus akhirnya geunuku tersebut dibelah menjadi kayu bakar.
Sumber: Buku Dapur dan Alat-Alat Memasak Tradisional Propinsi Daerah Istimewa Aceh
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |