Berbicara tentang makanan khas Magelang, sebenarnya ada banyak sekali makanan khas dari magelang, mulai dari tape ketan hijau, tahu kupat, bakso krikil, sampai gethuk. Tapi jika harus menyebutkan mana yang paling khas dari magelang, tentu gethuklah jawabannya. Ya, karena memang gethuk adalah makanan yang sangat khas dan identik dengan Magelang. Bahkan saking identiknya, Magelang sering dijuluki sebagai kota gethuk.
Mengenal Gethuk
Gethuk dikenal sebagai makanan khas magelang yang punya cita rasa tinggi. Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut serta kenyal, ditambah dengan gurihnya parutan kelapa membuat gethuk mampu menyihir semua penikmatnya (ciaelah). Di Magelang sendiri, gethuk sangat digandrungi, tak hanya oleh penduduk setempat, tapi juga oleh para turis baik lokal maupun mancanegara yang pernah singgah di magelang dan sempat mencicipi gethuk magelang yang tak ada bandingannya.
Maka tak mengherankan jika gethuk banyak disajikan sebagai menu utama di berbagai acara penting di Kota dan kabupaten Magelang, terutama acara saresehan, dialog pemerintahan, sampai acara penyambutan tamu penting. Bahkan konon katanya, Gethuk disajikan sebagai menu makanan pembuka di Amanjiwo Resort and Hotel saat penyambutan David Bechkam sekeluarga ketika mereka berkunjung ke Borobudur dan menginap di hotel tersebut.
Hal ini tentu sangat kontras ketika mengetahui bahan baku apa yang digunakan untuk membuat gethuk. Karena asal tahu saja, ternyata bahan baku utama gethuk adalah ketela atau singkong, makanan yang selama ini bagi sebagian banyak orang dianggap sebagai makanan kampungan. Bahkan dalam lagunya yang berjudul Singkong dan keju, Arie Wibowo dengan tegas menunjukkan betapa mewahnya keju, dan betapa ndeso-nya singkong.
Jadi boleh dibilang, gethuk adalah perwujudan singkong yang naik kasta. dari tadinya hanya sebuah singkong yang dianggap sebagai makanan kampungan, kemudian diolah menjadi gethuk yang dianggap sebagai makanan berkelas penuh cita rasa.
Mengapa Magelang menjadikan Gethuk sebagai makanan khas daerahnya?
Bukan tanpa alasan kenapa Magelang menjadikan gethuk sebagai makanan khasnya. Seperti yang telah kita ketahui, bahwasanya gethuk dibuat dari ketela.Hal inilah yang membuat magelang menjadikan gethuk sebagai pilihan komoditi makanan khasnya. Lho, kok bisa? baik, akan saya terangkan.
Secara wilayah, Magelang terbagi menjadi dua, yaitu Kota Magelang, dan Kabupaten Magelang, letak Kota Magelang berada di tengah Kabupaten Magelang. Wilayah kabupaten magelanglah yang sangat mempengaruhi mengapa gethuk menjadi makanan khas. Hal ini karena wilayah kabupaten magelang merupakan wilayah pegunungan dan dataran tinggi, sehingga cocok sekali ditanami ketela.
Hal ini membuat kabupaten Magelang menjadi salah satu pemasok ketela terbesar di wilayah jawa tengah. Hal inilah yang kemudian membuat banyak UKM di wilayah magelang baik kota maupun kabupaten berinisiatif memanfaatkan ketela manjadi makanan olahan yang punya nilai jual yang lebih tinggi. Dan pilihan yang paling tepat serta cocok adalah Gethuk, karena selain mudah dibuat, gethuk juga bisa bisa dibuat dengan barbagai variasi bentuk, rupa, dan warna, sehingga punya nilai lebih tersendiri dibanding dengan makanan olahan dari ketela lainnya.
Di Kota Magelang sendiri, sekarang tercatat ada 7 UKM modern yang memproduksi gethuk, diantarannya adalah Aneka Usaha, Eco, Marem, Enak, Lezat dan Sarinah. Dari ketuju UMKM tadi, rata-rata produksi per harinya mencapai 300 dus. Apalagi jika ditambah dengan produksi dari UKM tradisional yang jumlahnya mencapai puluhan dan menjamur di wilayah Kota dan Kabupaten Magelang. Tak heran jika Magelang menjadi sentra utama gethuk dan dijuluki dengan sebutan Kota Gethuk.
sumber: http://sekedar-tahu.blogspot.com/2012/10/gethuk-si-ketela-yang-naik-kasta.html
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang