Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Bangunan Bersejarah Jawa Barat Kuningan
Gedung Perundingan Linggarjati

Gedung Linggarjati

 

Gedung linggarjati merupakan salah satu peninggalan sosial budaya karena di gedung linggarjati ini telah terjadi perundingan antara pihak Belanda dan pihak Indonesia untuk usaha mempertahankan kemerdekaan RI yang dikenal sebagai perundingan Linggarjati.

Pada awalnya gedung ini berbentuk gubuk yang dimilki oleh seorang janda yang bernama Jasitem pada tahun 1918. Lalu Ia menikah dengan seorang pria Belanda yang memiliki pabrik gula di Cirebon bernama Garsana, kemudian mereka pindah ke Belanda. Gubuk ini pun dijual kepada bangsa Belanda bernama Tersana dan dibangun menjadi semi permanen (setengah bata dan setengah bilik) pada tahun 1921. Lalu tahun 1930  dibangun menjadi permanen dan menjadi rumah tinggal keluarga Mr Jacobus (Koos) Johannes Van Os. Tahun 1935 dikontrak oleh Theo Huitker dan dijadikan hotel bernama “Rustoord”.  Jepang menjajah Indonesia pada tahun 1942 dan kemudian Hotel ini diganti namanya menjadi Hotel “Hokay Ryokan”. Pada tahun 1945 setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia Hotel ini berubah nama menjadi Hotel “Merdeka”. Digedung ini berlangsung peristiwa bersejarah yaitu perundingan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang menghasilkan Naskah Linggarjati sehingga gedung ini sering disebut “Gedung Perundingan Linggarjati” pada tahun 1946. Tahun 1946-1947 gedung ini tidak ada yang mengurus, barang-barang yang digunakan pada saat perundingan pun banyak yang hilang. Kemudian pada tahun 1948-1950 gedung ini dijadikan markas Belanda sejak aksi militer tentara ke-2. Lalu gedung ini dijadikan Sekolah Dasar Negeri Linggarjati pada tahun 1950-1975 selama 25 tahun. Tahun 1976 Gedung ini direnovasi dan dijadikan museum memorial “Perundingan Linggarjati” hingga sekarang.

Gedung yang beralamatkan di Jalan Naskah Desa Linggarjati Kampung Cipaku Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan sekitar 14 km dari Kota Kuningan atau 26 km dari Kota Cirebon berdiri diatas areal 2,4 hektar dengan luas bangunan  800 m2.

Bangunan ini terdiri atas ruang sidang, ruang sekertaris, ruang makan, gudang, wc, ruang setrika, bangunan paviliun, garasi dan 7 kamar tidur yang terdiri dari : 1 kamar tidur yang saat perundingan digunakan oleh Lord Killearn (Penengah dari Inggris), 3 kamar tidur yang digunakan oleh delegasi belanda, 2 kamar yang digunakan oleh delegasi Indonesia, dan 1 kamar tidur lainnya. Didalam Gedung inipun terdapat sebuah piano yang merupakan fasilitas dari hotel sejak dulu. Awalnya gedung ini dikelilingi oleh perkebunan teh, semenjak tahun 1982 karena tidak ada yang merawat, perkebunan ini diubah menjadi taman oleh pemerintah. Setelah dijadikan Museum memorial oleh pemerintah khususnya dalam bidang pariwisata, ada 12 petugas yang diperjakan untuk mengurus gedung serta memandu pengunjung gedung ini. 12 petugas itu diantaranya 1 Ketua Pengelola, 1 wakil pengelola, dan 10 orang staf (tour guide).

            Gedung linggarjati digunakan sebagai tempat perundingan adalah atas usulan mentri sosial ketiga di Indonesia yang bernama Maria Ulfah Santoso yang pada saat itu merupakan anak dari bupati pertama kuningan, Mochamad Achmad. Selain karena alasan tersebut kuningan merupakan tempat pertengahan antara Yogyakarta dan Jakarta serta udara di kuningan sangat sejuk.

            Latar belakang Perundingan Linggarjati adalah Indonesia meminta Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatra, dan Madura. Pemerintah Inggris menjadi penanggung jawab untuk menyelesaikan konflik politik dan militer di Asia. Pemerintah Inggris mengirim Lord Killearn untuk menyelesaikan perundingan antara Indonesia dan Belanda.

            Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada tanggal 10-13 November 1946 yang dihadiri oleh Negara Indonesia, Belanda, dan Inggris. Yang terdiri atas :

1)    Delegasi Indonesia     :

Sutan Sjahrir (ketua), Mr. Soesanto Tirtorodjo, Dr. A. K. Gani., dan Mr. Muhammad Roem.

2)    Delegasi Belanda       :

Prof. Mr. Schermerhorn (ketua), Dr. Vanmook, Mr. Vanpool, dan Dr. F. De boer

3)    Inggris                       :

Lord Killearn sebagai penengah.

4)    Notulen                      :

Mr. Amir Syariffudin, Mr. Ali Boediarjo, Dr. Leimena, dan Dr. Soedarsono. Mereka semua berasal dari Indonesia.

Pada saat perundingan, Gedung Linggarjati masih berupa Hotel Merdeka. Semua yang hadir di dalam perundingan menginap di Hotel tersebut kecuali Sutan Sjahrir yang menginap dirumah pribadinya yang berada dekat dengan hotel. Pada saat perundingan tidak ada Soekarno, Soekarno hanya berkunjung, dan mengobrol 4 mata dengan Lord Killearn. Perundingan dilakukan di Ruang Sidang Hotel Merdeka (Gedung Linggarjati). Perundingan ini dilakukan untuk meluruskan konflik antara Indonesia dan Belanda.

Hasil dari perundingan tersebut terdapat 17 pasal yang intinya :

1)    Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia yaitu Jawa, Sumatra, dan Madura.

2)    Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 januari 1949.

3)    Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk Negara RIS.

4)     Dalam bentuk RIS, Indonesia harus bergabung dalam Commonwealth/persemakmuran Indonesia Belanda dengan mahkota Negri Belanda sebagai kepala Uni.

sumber : wawancara langsung

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline