Musik dan Lagu
Musik dan Lagu
lagu daerah Jawa Tengah JAWA
GUNDUL-GUNDUL PACUL
- 24 September 2014

Gundul gundul pacul cul gelelengan
Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan

Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
 

 

Makna lagu GUNDUL GUNDUL PACUL mari kita simak 
FILOSOFI LAGU GUNDUL-
GUNDUL PACUL
Siapa yang tak kenal dengan
lagu Gundul-Gundul Pacul ?
sebagai orang Nuswantara,
atau sebagai orang Jawa, pasti
mengenal lagu ini yang
seringkali ditembangkan oleh
kawula alit, kawula muda, atau
bahkan kawula tua. Sekilas, para
kawula memasukkannya
sebagai lagu dolanan, tembang
yang hanya berfungsi sebagai
permainan dan hanya sedikit
yang memasukkannya sebagai
tembang yang penuh filosofi
Jawa-Islam. padahal konon
katanya, tembang Jawa ini
diciptakan tahun 1400-an oleh
Sunan Kalijaga dan teman-
temannya yang masih remaja
dan mempunyai arti filosofis
yang dalam dan sangat mulia.
Berikut mungkin makna
filosofis yang dapat ditangkap
dari tembang satu ini:
Gundul-gundul Pacul Cul
Gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul kul
gembelengan
Wakul nggelimpang segane
dadi sak latara 2x
Gundul adalah kepala, dan
orang jawa seringkali
menggunakan istilah ini untuk
kepala yang tidak memiliki
rambut alias plontos. Namun
kita akan melihat ‘kepala’ itu
sendiri yang dianggap selama
ini oleh para kawula sebagai
lambang kehormatan dan
kemuliaan seseorang.
Rambut adalah mahkota
lambang keindahan kepala.
Maka gundul artinya
kehormatan yang tanpa
mahkota.
Sedangkan pacul: adalah
cangkul yaitu alat petani yang
terbuat dari lempeng besi segi
empat. Pacul adalah lambang
kawula rendah yang
kebanyakan adalah petani.
Gundul pacul artinya: bahwa
seorang pemimpin
sesungguhnya bukan orang
yang diberi mahkota tetapi
dia adalah pembawa pacul
untuk mencangkul,
mengupayakan kesejahteraan
bagi rakyatnya.
Ada juga menurut Orang Jawa
yang memaknai pacul sebagai
papat kang ucul (empat yang
lepas).
Artinya bahwa: kemuliaan
seseorang akan sangat
tergantung 4 hal, yaitu:
bagaimana menggunakan mata,
hidung, telinga dan mulutnya.
1. Mata digunakan untuk
melihat kesulitan rakyat.
2.Telinga digunakan untuk
mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk
mencium wewangian
kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk
berkata-kata yang adil.
Jika empat hal itu lepas, maka
lepaslah kehormatannya.
karena itu 'Gundul-gundul
Pacul' bisa dimaknai dengan
dua hal:
1. Seorang pemimpin harus
amanah, jaangan hanya
memikirkan kehormatannya
2. Gambaran seorang pemimpin
yang tidak amanah, yang sudah
kehilangan empat indera dan
tidak sanggup lagi untuk
menggunakan empat indra
tersebut sebaik-baiknya.
adapun Gembelengan artinya:
besar kepala, sombong dan
bermain-main dalam
menggunakan kehormatannya.
jadi, "GUndul-gundul pacul cul
gembelengan' artinya seorang
pemimpin yang sejatinya harus
menunaikan amanah rakyat
ternyata menjadi sombong,
selengekan, clelak-clelek, dan
menjadikan kehormatannya
sebagai sebuah permainan.
sedangkan 'Nyunggi-nyunggi
wakul kul" artinya seorang
pemimpin harus selalu nyunggi
wakul (memikul bakul/tempat
nasi, yang berarti
mengupayakan kesejahteraan
rakyat dan menjunjung amanah
rakyat)
namun dalam realitasnya sering
ditemui pemimpin yang
'nyunggi-nyunggi wakul kul
gembelengan' atau pemimpin
yang hanya mementingkan
perut dan udelnya sendiri
akhirnya WAKUL NGGLIMPANG
(amanah jatuh tidak dapat
dipertahankan) SEGANE DADI
SAK LATAR (berantakan sia-sia,
tak bisa bermanfaat bagi
kesejahteraan rakyat)
INTINYA, MARI KITA MEMILIH
PEMIMPIN YANG AMANAH DAN
TANGGUNG JAWAB BUKAN
PEMIMPIN YANG MEMENTINGKAN
UDEL-NYA SENDIRI. DAN BAGI
PARA PEMIMPIN, SUDAH MENJADI
KEWAJIBAN ANDA UNTUK
MENGGUNAKAN 4 INDERA ANDA
SEBAIK MUNGKIN AGAR TIDAK
UCUL HINGGA WAKUL KALIAN
MENJADI NGGELIMPANG. 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline