Ritual
Ritual
Hubungan Sosial Sumatera Utara Medan (Suku Batak)
Filosofi Hidup Suku Batak

 

Suku Batak memiliki beberapa nilai-nilai adat budaya yang mencerminkan kepribadian hidup. Selain sebagai nilai yang menjadi sebuah keyakinan pribadi, nilai budaya ini juga tercermin dalam kehidupan sosial masyarakat Batak, diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Hagabeon : Nilai budaya yang mencerminkan keinginan untuk kebaikan hidup sepertu untuk panjang umur, beranak, bercucu banyak, dan segala hal lain yang baik-baik.
  • Hamoraan : Nilai budaya kehormataan bagi suku Batak yang mencerminkan keseimbangan pada aspek spiritual dan material.
  • Uhum dan Ugari : Uhum adalah sebuah nilai budaya yang mencerminkan kesungguhan orang Batak untuk menegakkan keadilan. Sedangkan ugari, mencerminkan kesetiaan dan kesungguhan orang Batak terhadap sebuah komitmen janji.
  • Pengayoman : Pengayoman merupakan sebuah nilai adat untuk mengayomi masyarakat. Dalam strata sosial suku Batak, pengayoman menjadi tugas yang harus diemban oleh tiga unsur Dalihan Na Tolu.
  • Marsisarian : Sebuah nilai budaya antar orang suku Batak untuk saling mengerti, menghargai, dan juga saling membantu terhadap sesama.
  • Perlambangan cicak : Cicak merupakan lambang bagi orang Batak. Maknanya adalah bahwa kehidupan orang Batak itu seperti kehidupan cicak. Cicak bisa hidup dimana-mana dan memiliki kemampuan hidup yang baik. Sebagai suku Batak harus mampu beradaptasi dengan berbagai kehidupan dan harus bisa bertahan dalam berbagai masalah hidup

Orang suku batak, juga sangat menjunjung tinggi kekerabatan yang berasal dari marga. Oleh sebab itu, dalam salah satu tradisi suku Batak terdapat yang namanya “Martarombo”. Martarombo adalah mencari-cari hubungan saudara satu dengan yang lainnya. Bila dua orang Batak dengan marga yang sama saling bertemu, mereka biasanya akan saling mencari titik kekerabatan yang menghubungkan persaudaraan mereka. Bagi orang Batak yang tidak mengenali silsilah kemargaannya sendiri maka akan disebut sebagai “Nalilu’, yang artinya orang Batak kesasar.

Oleh sebab itu, orang Batak diwajibkan untuk mengetahui silsilah minimal nenek moyang yang menurunkan marganya atau ‘dongan tubu’ (teman semarganya). Hal ini diperlukan agar seseorang tidak kehilangan kekerabatan (partuturanna) dalam suatu marga. Ketidaktahuan ini akan bisa mengakibatkan ia bisa jauh dari orang lain yang semarga.

Orang suku Batak juga punya salam yang senantiasa dikenal dengan sapaan salam “Horas” nya. Namun sebenarnya, sapaan salam pada masing-masing etnis Batak ternyata tidak sama satu sama lain.

  1. Etnis Pakpak : “Njuah-juah Mo Banta Karina!”
  2. Etnis Karo : “Mejuah-juah Kita Krina!”
  3. Etnis Toba : “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!”
  4. Etnis Simalungun : “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!”
  5. Etnis Mandailing dan Angkola : “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!”

Meskipun terlihat berbeda, namun pada dasarnya secara makna hampir sama. Secara arti kurang lebih adalah saling mendo’akan untuk sehat selalu atau kurang lebih  artinya “kiranya kita semua dalam keadaan selamat dan sejahtera”.Ucapan salam ini biasa diucapkan dengan lantang dan keras, tujuannya untuk menunjukkan kesungguhan sekaligus rasa senang dan mempererat rasa kekeluargaan.

Bagi suku Batak, mengungkapkan salam merupakan suatu keharusan karena menunjukkan rasa saling menghormati satu sama lain. Dengan ucapan salam, maka setiap perjumpaan akan menjadi perjumpaan kekerabatan yang cair dan nyaman untuk saling mengungkapkan maksud pertemuan satu sama lain.

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline