Ornamen
Ornamen
Alat Masak Jawa Tengah Jawa Tengah
Enthong - Jawa Tengah - Jawa Tengah - Peralatan Masak
- 11 Mei 2018

Enthong digunakan masyarakat Jawa untuk menanak nasi dan persiapan makan. Maka keberadaannya pasti ada di setiap dapur tradisional dan meja makan.

Enthong biasanya terbuat dari kayu berbentuk lonjong dan dibuat pipih. Sementara pangkalnya dibuat mengecil yang berfungsi untuk pegangan. Fungsi utama enthong adalah untuk mengaduk beras yang sedang ditanak sekaligus sebagai alat untuk mengambil nasi yang sudah masak ke dalam wakul maupun saat hendak menuangkan nasi dari wakul ke piring makan.

Ukuran enthong bermacam-macam, ada yang kecil, sedang, dan besar. Ukuran kecil, panjang sekitar 15-20 cm. Sementara yang besar bisa berukuran panjang hingga 45 cm. Besar kecilnya enthong disesuaikan dengan kapasitas tempat memanak beras atau tempat nasi. Jika menanak nasinya untuk ukuran rumah tangga, pada umumnya menggunakan enthong kecil. Begitu pula saat nasi sudah tanak dan ditempatkan dalam wakul. Namun, apabila menanak nasi untuk hajatan yang membutuhkan tempat menanak berukuran besar, misalnya dandang, maka menggunakan enthong besar.

Jenis kayu yang digunakan untuk membuat enthong biasanya dipilih jenis kayu yang awet dan kuat, seperti kayu jati, kayu nangka, kayu sawo, kayu asam, dan glugu (batang pohon kelapa). Namun kadang-kadang dipilih kayu yang ada di sekitar lingkungan, bisa kayu mlandhing, kayu sengon, dan jenis kayu lainnya. Dipilih jenis kayu yang awet dan kuat, agar enthong lebih tahan lama dan tidak mudah rusak.

Hingga saat ini, tentu saja masyarakat Jawa masih menggunakan alat memasak satu ini sebagai perlengkapan dapur dan peralatan makan. Biasanya enthong di dapur, termasuk enthong yang sudah agak usang. Sementara enthong yang digunakan di meja makan, termasuk enthong yang kualitasnya agak bagus. Pembedaan itu hanya untuk menampilkan kepantasan saja. Apalagi jika ada tamu yang diundang dan diajak makan, tentu saja jenis enthong yang masih bagus yang dipakai di meja makan.

Walaupun sekarang ini enthong tradisional yang terbuat dari bahan kayu masih mendominasi di kalangan masyarakat Jawa, tetapi pembuatannya mengalami perkembangan. Enthong yang dibuat saat ini biasanya lebih halus, karena menggunakan mesin bubut dalam finishingnya. Demikian pula enthong produksi sekarang, biasanya ada yang dibuat cekung sedikit di tengahnya, dan di bagian pinggir tetap rata.

Selain dari kayu, dewasa ini juga muncul berbagai jenis enthong modern. Bahannya dari jenis logam aluminium, kuningan, stenlis, maupun plastik. Harganya juga bermacam-macam sesuai dengan bahannya. Namun fungsinya tetap sama, untuk menanak nasi dan pelengkap wakul di meja makan.

Selain sebagai alat dapur, ternyata bagi masyarakat Jawa, enthong termasuk alat dapur yang juga dipercaya sebagai alat sugesti dan juga pernah muncul dalam cerita rakyat Jawa. Enthong menjadi alat sugesti yang sering digunakan oleh masyarakat Jawa untuk menyembuhkan orang yang “kemlekaren” atau istilah bahasa Indonesianya ‘kekenyangan’.

Kadang-kadang, sering dijumpai anak-anak masyarakat Jawa di zaman dahulu yang terlalu bernafsu ketika ada banyak makanan. Nah, begitu banyaknya makanan, kadang-kadang anak lupa kapasitas perutnya, sehingga kelebihan makan. Akibat makan banyak, perut menjadi kekenyangan, sehingga perut terasa sakit dan kurang enak badan.  Pada kondisi demikian, biasanya orangtua tidak tega melihatnya. Maka untuk mengurangi rasa sakit akibat kekenyangan, orangtua segera mengambil enthong (atau irus), lalu diletakkan di perut si anak yang kemlekaren. Sambil seolah-olah mengambil sebagian makanan di perut, orangtua berkata yang intinya, “Sini makanannya di perut, saya kurangi pakai enthong, mudah-mudahan rasa kemlekarennya hilang”. Demikianlah tadi doanya. Biasanya tidak lama kemudian rasa kekenyangan akan hilang, dan anak tidak akan merasa sakit perut lagi.

Enthong ternyata juga pernah hadir dalam sebuah kisah cerita rakyat di Jawa Tengah, berkaitan dengan terjadinya Telaga Rawa Pening. Konon, ketika banjir bandang menggenangi sebuah desa, sang nenek menyelamatkan diri dengan menaiki perahu lesung dan dayung yang terbuat dari enthong. Hal ini dilakukan nenek tersebut, setelah seorang anak kecil berpesan kepadanya. Ternyata anak kecil yang berpesan itu, sebelumnya pernah diberi makan oleh sang nenek, setelah semua penduduk desa itu tidak mau memberi makanan kepada anak kecil yang dianggap gembel tersebut. Akhirnya, sang nenek bisa selamat berkat menaiki perahu lesung dan dayung enthong.



 

Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2014/09/enthong-alat-dapur-teman-setia-nasi/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline