Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara
Dongeng Kera dan Ayam
- 25 Januari 2017 - direvisi ke 5 oleh Bangindsoft pada 13 Oktober 2024

Dikisahkan di suatu daerah di Sulawesi Tenggara, hiduplah seekor kera yang berteman dengan seekor ayam. Namun sayang, kera memilik sifat buruk seringkali menjahili ayam.

 

Pada suatu sore yang cerah, seperti biasa si kera mengajak ayam berjalan-jalan. "Ayam ayo kita berjalan-jalan sore hari ini mengusir penat." ajak kera.

"Baik. Ayo kita jalan-jalan hai Kera." jawab ayam.
Mereka berdua pun berjalan-jalan. Menjelang senja, kera merasa perutnya sangat lapar lalu keluarlah sifat jahilnya. Kera menangkap ayam kemudian mencabuti bulu-bulunya. Ayam merasa marah dengan tingkah laku kera.
"Hai kera apa yang kau lakukan? aku temanmu kenapa kau selalu usil padaku? Lepaskan aku...lepaskan...!" teriak si ayam sangat marah.
Ayam meronta-ronta berusaha keras melepaskan diri dari cengkeraman kera. Namun si kera tak perduli ia terus mencengkeram si ayam dengan terus berusaha mencabuti bulu-bulunya. Dengan susah payah, akhirnya si ayam bisa melepaskan diri dari kera. Ayam segera lari ketakutan tidak tentu arah. Setelah jauh dari si kera, ayam pergi menuju ke tepian sungai untuk menemui sahabatnya si kepiting. Ayam pun menceritakan kelakuan si kera pada kepiting.
"Sungguh keterlaluan si kera, ia berusaha mencabuti bulu-buluku. Entah apa yang ia pikirkan, mungkin ia hendak memakanku padahal aku kan temannya." kata ayam pada kepiting dengan nafas masih tersengal-sengal.
Kepiting sebagai sahabat ayam sangat marah. Kepiting tidak bisa menerima kelakuan si kera. Kepiting berkata pada ayam bahwa mereka harus membalas kelakuan kera agar ia jera.
"Kurang ajar nian si kera. Kita harus memberinya pelajaran agar ia tidak berani berbuat macam-macam lagi." kata si kepiting.
"Apa yang akan kita lakukan untuk membalas tingkah laku kera hai kepiting? Engkau punya gagasan?" tanya ayam.
"Mudah saja, kita akan mengajak si kera rakus berjalan-jalan menggunakan perahu tanah liat menyeberangi sungai. Kita berbagi tugas, aku akan membuat perahu dari tanah liat, sedangkan kamu ayam, tugasmu membujuk si kera agar mau ikut bersama kita. Jika sudah tiba di tengah sungai, aku akan memberi tanda agar kau melubangi perahu." kata kepiting.
"Baiklah kepiting aku akan membujuk si kera agar mau ikut dengan kita." kata ayam menyetujui rencana kepiting.
Sementara si kepiting membuat perahu dari tanah liat, si ayam pergi ke tempat si kera membujuk agar ia mau berjalan-jalan dengan mereka.
"Hai kera, engkau memang sering jahil padaku tapi bagaimanapun juga engkau tetap temanku. Aku bersama kepiting hendak  pergi berjalan-jalan menyeberangi sungai, marilah engkau ikut kami?" kata ayam pada kera.
"Memang ada apa si seberang sungai hai ayam?" tanya kera pada ayam.
"Di seberang sungai banyak sekali buah-buahan. Engkau bisa makan sepuasnya di sana." kata ayam.
"Oh benarkah begitu ayam. Baiklah aku akan ikut berjalan-jalan bersama kalian." kata si kera.
Tanpa curiga si kera berjalan mengikuti ayam menuju pinggir sungai dimana si kepiting telah menunggu mereka di dekat perahu tanah liatnya.
Akhirnya, ketiga binatang tersebut menaiki perahu tanah liat. Sebelumnya, kepiting dan ayam telah sepakat menggunakan kata-kata sandi. Jika kepiting berkata "lubangi", maka ayam akan mematuk-matuk perahu kayu untuk melubanginya.
Setelah perahu yang ditumpangi ketiganya telah berada di tengah sungai yang berair deras lagi dalam, si kepiting memberi isyarat pada ayam dengan mengatakan "lubangi". Ayam pun mengerti kemudian segera mematuk-matuk perahu tanah liat tersebut hingga bocor. Si kera mengetahui perahu tersebut bocor. Ia menjadi sangat panik karena tidak bisa berenang.
"Apa yang kau lakukan hai ayam? Kau ingin menenggelamkan perahunya? Kau kan tahu aku tak bisa berenang!" si kera ketakutan setengah mati.

Air sungai sangat cepat memasuki perahu melalui lubang yang dibuat si ayam. Akhirnya perahu tersebut tenggelam karena terlalu banyak air sungai masuk. Kepiting dengan mudahnya berenang sementara si ayam melompat sambil mengepak-ngepakan sayapnya kemudian mendarat di seberang sungai. Sedangkan si kera mati tenggelam bersama perahu tanah liat di tengah sungai berair deras. Si kera yang selalu jahil pada temannya sendiri dan keras kepala tidak pernah mau mendengarkan nasehat, kini mendapatkan ganjarannya.

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline