Gula sabu dalam bahasa Sabu disebut Donahu, lengkapnya Donahu Hawu. Gula sabu merupakan penganan khas Provinsi Nusa Tenggara Timur yang sangat unik dan bermanfaat. Selain memberikan rasa manis pada minuman dan makanan, gula ini sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Kandungan glukosa dalam gula sabu sangat rendah sehingga sangat baik dikonsumsi oleh para penderita kolesterol.
Sepintas, gula sabu berbentuk cairan yang sangat kental dan lengket berwarna cokelat kehitaman. Jenis makanan ini dibuat dari bahan dasar yang disadap dari pohon lontar. Di daerah lain, gula jenis ini juga bisa dibuat dari bahan yang disadap dari pohon enau atau kelapa. Gula sabu merupakan hasil olahan pertanian mayoritas penduduk Atambua dan Sabu Raijua. Hal ini tidaklah aneh karena pohon tuak sebagai sumber nira (bahan baku pembuatan gula sabu) terdapat hampir di setiap wilayah provinsi NTT .
Masyarakat meyakini bahwa gula sabu adalah pangan utama selain beras dan jagung dan minuman pelengkap keseharian mereka di tengah kondisi geografis Atambua yang rawan kekeringan. Jika terjadi gagal panen pada tanaman palawija dan stok makanan menipis, maka gula sabu juga dipakai sebagai panganan untuk tetap bertahan. Cara menikmati gula sabu adalah hanya disendok pada tempat yang terdapat gula lalu dimakan. Cara lainnya adalah gula yang ada diseduh ke dalam air, kemudian diminum seperti teh atau kopi.
Gula sabu diyakini memiliki kalori yang cukup, sebab meneguk beberapa sendok gula air ini maka akan terasa kenyang. Di kalangan masyarakat NTT, gula sabu atau gula air ini juga sering dijadikan minuman terapi untuk menyembuhkan penyakit maag. Selain itu gula sabu juga bisa dijadikan bahan campuran untuk jenis panganan lainnya. Misalnya dijadikan sebagai bahan pemanis makanan dalam kue ataupun roti.
Sumber:
http://www.ntt-news.com/2016/09/15/si-manis-gula-sabu-dari-nusa-tenggara-timur/
http://roypazhakuankefa.blogspot.co.id/2014/02/gula-sabu-semanis-orang-sabuhehehehe-ntt.html
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang