|
|
|
|
Dodaidi Tanggal 07 Aug 2018 oleh OSKM18_16618080_Marshal Akbar. |
Dodaidi berasal dari dua kata dalam bahasa Aceh, yakni doda artinya bergoyang dan idi artinya berayun. Dodaidi ialah ritual bagi kaom Mak (kaum Ibu) bangsa Aceh dalam menidurkan anaknya dengan nanyian dan lantunan. Lagu-lagu pada Doda idi sendiri berasal dari syair-syair berstruktur mirip pantun yang berbahasa Aceh serta kalimat-kalimat thayyibah berbahasa Arab. Selain itu, dodaidi sering juga dilakukan dengan mengulang-ulang kalimat-kalimat thayyibah seolah-olah si Ibu sedang berdzikir untuk melelapkan si Anak. Keunikan dari kebiasaan masyarakat Aceh ini terletak pada makna senandung yang sangat filosofis sehingga kegiatan ini tidak sekedar meninabobokan anak hingga terlelap. Unsur utama dodaidi terletak pada nyanyian yang disenandungkan oleh sang Ibu, diantaranya:
Nyanyian dodaidi berasal dari syair berbahasa Aceh. Struktur dari syair dodaidi seperti pantun dengan bersajak a-a-a-a atau a-b-a-b. Secara umum, syair dodaidi ini mengandung pesan perjuangan dan keberanian yang disuarakan oleh sang Ibu terhadap anaknya. Hal ini berkaitan dengan suasana sosial pada masa lalu di mana bangsa Aceh sedang menghadapi prang sabi (perang suci) melawan penjajahan Belanda. Seruan perang suci muncul di tengah fanatisme rakyat Aceh atas Islam sehingga mereka merasa patut mengorbankan jiwa dan raga dalam membela tanah dan martabat agama melawan kaphe beulanda (kafir Belanda). Isi dari nyanyian ini juga menekankan harapan besar para Ibu di Aceh agar anaknya mampu berjuang membela bangsa dan agama ketika besar kelak, sekalipun risikonya ialah ditinggal selama-lamanya. Saat ini, terdapat banyak pengembangan dan versi syair dodaidi bergantung pada kearifan lokal daerah-daerah di tanah Aceh. Lirik dodaidi yang populer:
Allahai do dodaidi
Boh gadong bi boh kayee uteuen
Rayek sinyak hana peue ma bri
Ayeb ngon keuji ureueng donya kheun
Allahai do dodaidang
Seulayang blang ka putoh taloe
Beurijang rayek muda seudang
Tajak bantu prang tabila nanggroe
Wahe aneuk bek taduek le
Beudoh sare tabila bansa
Bek tatakot keu darah ile
Adakpih mate poma ka rela
Jak lon tateh, meujak lon tateh
Beudoh hai aneuk tajak u Acheh
Meubee bak on ka meubee timphan
Meubee badan bak sinyak Acheh
Allahai Po Ilahon hak
Gampong jarak hantroh lon woe
Adak na bulee ulon teureubang
Mangat rijang trok u naggroe
Allahai jak lon timang preuek
Sayang riyeuek disipreuek pante
'oh rayek sinyak nyang puteh meupreuek
Teh sinaleuek gata boh hate.
Bangsa Aceh tidak bisa dilepaskan dengan agama Islam dan perkembangan agama dan budaya Islam di Asia Tenggara. Diyakini banyak sejarawan, penyebaran Islam di Nusantara dimulai dari daerah Peureulak dan ditandai dengan berdirinya kesultanan Islam pertama di Nusantara yaitu Samudera Pasai. Budaya Islami ini sampai saat ini masih melekat erat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, termasuk dalam budaya dodaidi. Di samping nyanyian syair berbahasa Aceh, kaom Mak juga menyenandungkan kalimat-kalimat thayyibah berbahasa Arab dalam menidurkan anaknya. Caranya ialah dengan menyenandungkan berulang-ulang seperti saat berzikir. Selain sebagai media penidur anak, kalimat-kalimat thayyibah ini juga sebagai media pendidikan agama kepada sang anak.
Diantara kalimat yang sering disenandungkan:
Kalimat tauhid Laa ilaa ha illallah, muhammadarrasulullah - bertujuan untuk mengenalkan dan membiasakan sang anak untuk mengenal Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Kalimat Alhamdulillah - bertujuan untuk membiasakan sang anak untuk bersyukur dan berterimakasih atas apa yang diterima dalam hidup.
Kalimat Subhanallah – bertujuan untuk membiasakan anak untuk mengagumi kebesaran Allah SWT.
#OSKMITB2018
Sumber video: https://www.youtube.com/watch?v=TCyeHbmG0HE&t=158s
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |