|
|
|
|
Dieng Culture Festival Tanggal 08 Aug 2018 oleh OSKM18_16918017_Marcelino Fredianto. |
Dieng Culture Festival adalah suatu ritual tahuhan yang diselenggarakan di Dieng, Banjarnegara. Dieng Culture Festival (DCF) yang terakahir diselenggarakan pada tanggal 3-5 Agustus 2018, DCF ini merupakan DCF yang ke -9. Acara ini dihadiri oleh bupati dan wakil bupati Banjarnegara yaitu bapak Budhi Sarwono dan Syamsudin. Acara DCF ini biasanya diselelenggarakan pada saat musim kemarau dengan alasan agar para wisatawan/pengunjung dapat merasakan dinginya suhu udara di Dieng serta bisa merasakan kenyamanan suasananya. Acara DCF juga diikuti oleh bapak Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah. Hal ini diikuti dengan antusias pengunjung yang jumlahnya melebihi jumlah peserta pada tahun sebelumnya. Sabtu, 4 Juli 2018 Kakang Mbekayu Duta Wisata Banjarnegara berkesempatan ambil bagian dalam Kirab Budaya anak rambut gembel yang dimulai dari rumah pemangku adat Dieng yaitu Mbah Sumanto, hingga ke lapangan Pandawa, kompleks Candi Arjuna lokasi panggung Dieng Culture Festival 2018. Dihari ke-3 Dieng Culture Festival 2018, Minggu 5 Juli 2018 dilaksanakan puncak acara DCF ke-9 yakni pemotongan rambut Gembel. Kakang dan Mbekayu Banjarnegara bertugas untuk membawa beberapa keperluan dalam proses ritual jamasan.
Sebanyak 12 anak dengan rambut gembel siap dipotong rambutnya yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Sebelum pemotongan rambut gembel tersebut, dilaksanakan terlebih dahulu parade arak -arakan 12 anak rambut gembel, rombongan pemangku adat Dieng, serta arak-arakan kesenian dan deretan permintaan hadiah yang diminta oleh anak rambut gembel tersebut dan berakhir di kompleks Candi Arjuna, Dieng Kulon Banjarnegara. Permintaan hadiah dari anak-anak tersebut juga bermacam-macam dari mulai sepeda, kue, HP, boneka, Es Krim, makanan, dan hewan peliharaan. Permintaan dari setiap anak yang diruwat itu harus dipenuhi. Arti dari Ruwat rambut gimbal adalah ruwat berarti bebas atau terlepas. Bagi orang Jawa seseorang yang dianggap memiliki sukerta harus diruwat agar tidak terkena sial atau malapetaka bahkan marabahaya. Sukerta sendiri memiliki arti seseorang yang memiliki kelainan yang menurut tradisi turun temurun akan dimangsa Bathara Kala, seperti anak berambut gimbal yang harus diruwat terlebih dahulu.
#OSKMITB18
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |