×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Naskah Kuno

Elemen Budaya

Naskah Kuno dan Prasasti

Provinsi

Jawa Timur

Dhandhanggula, Bagian X Serat Panisastra

Tanggal 14 Jul 2018 oleh Arum Tunjung.

Dhandhanggula
 
(2)Iwir wana kaananing kaywaking, ragas anggerti dening kanginan, temah ingobar alase, rusak wana katunu, yeku iwirning menawa nenggih, ring wong abecik awya, age-age ngaku, wani digjayeng ayuda, neng ngarsaning nata lamun, durung uwis, ngasoraken kang prawira.
 
(3)Jangkep satus kasor kang prajurit, katawan neng madyaning ngalaga, awya ngaku pandhitane, yen durung sang awiku, ngasoraken satus pra resi, lan angumpulena, kang bisa wong sewu, tur ingkang padha pandhita, ingkang sewu prandene kasoran dening, wong ingkang widayaka.
 
(6)akeh-akeh wisayaning janmi, Ratu datan jrih ing kasalahan, tan nolih mring karatone, ilang tyasing sang wiku, santosane mungguh ing Widi, tan kajeng kasangsaran, ing sapurungipun, anak samnya ngala-ala, maring Bapa tan jrih ing tulah sarik, Dyah nir tang kawirangan.
 
Artinya:
 
(2)keadaan hutan itu, rontok karena terkena angin, hutannya terbakar, hutan itu terlihat rusak, kepada orang yang baik,segeralah mengakuinya, berani diajak perang, di depan Ratu, belum slesai, merendahkan yang perwira.
 
(3) lengkaplah seratus prajurit yang direndahkan, tertahan di tepat peperangan, jangan mengaku pendeta, kalau belum menjadi pertapa, merendahkan seratus resi, dan mengumpulkan, sampai bisa mengumpulke seribu orang, dan yang sama dengan pendeta, sedangkan yang seribu itu juga direndahkan, orang yang pintar.
 
(6)banyak alat-alat manusia, Ratu tanpa takut akan kesalahan, tidak kembali ke keratone, hilang dari hatinya sang pertapa, sentosannya kepada Tuhan, supaya tidak sengsara, dalam purungnya,anaknya mejelek-jelekka, kepada bapak tidak takut dengan karma, putrinya terjauh dari rasa malu.
 
Isi teks: inti dari teks di atas,jangan suka merendahkan orang lain,dan jangan ngelawan kepada orang tua,karena karma itu ada.
 

DISKUSI


TERBARU


Simpa Odja

Oleh Andi Redo | 05 Apr 2024.
Ornamen

Simpa Odja adalah ornamen wajib dalam setiap upacara di Kerajaan Gowa Tallo. Ornamen ini terdiri dari dua perangkat yang disatukan yaitu "Simpa&...

Ogoh-Ogoh, Dari...

Oleh Dodik0707 | 28 Feb 2024.
tradisi

Ogoh-Ogoh, Dari Filosofi Hingga Eksistensinya Malang - Jelang Hari Raya Nyepi, warga Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Mal...

Na Nialhotan (D...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Dali Nihorbo atau di Pulau Samosir disebut dengan Na Nialhotan. Dibuat dari susu kerbau yang dimasak dengan garam dan bahan pengental. Ada 3 pilihan...

Pulurpulur

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Pulurpulur Resep khas Simalungun yang bentuknya seperti bola dan disiram saus. Isinya terbuat dari cincang jantung pisang, daun bawang, bawang Batak,...

Itak Sipitu Bar...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Menurut Narasumber kami, Ibu Hotni br. Simbolon pada acara MERAYAKAN GASTRONOMI INDONESIA di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tanggal 03 Februari 2024,...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...