Dayok Nabinatur adalah makanan khas suku Simalungun yang berada di Sumatera Utara. Nama Dayok yang berarti ‘’ayam’’ disuun secara ‘’teratur’’ diatas piring yang khusus. Setiap susunan ayam punya arti tersendiri. Setiap bagian potongan ayam disusun secara teratur layaknya seperti susunan ayam seperti masih hidup. Pengertian disusun disini adalah memotong bagian tubuh dari ayam yang teratur dan disusun dalam sebuah tempat penghidang dengan susunan yang teratur layaknya seperti susunan ayam tersebut ketika masih hidup. Masakan ini biasa dihidangkan saat ada acara-acara adat ataupun acara keluarga. Ayam yang digunakan biasanya ayam jantan kampung, karena ayam jantan dijadikan sebagai simbol dari kegagahan, kekuatan, semangat , kerja keras, pantang menyerah dan kewibawaan. Atau bisa juga menggunakan ayam hutan untuk hasil yang maksimal.
Pada zaman Kerajaan Simalungun ayam ini biasanya diberikan kepada raja dan seiring bertambahnya waktu dapat diberikan kepada tokoh masyarakat dan pimpinan daerah. Secara dasar, orang yang menikmati atau mengonsumsi makanan ini diharapkan menerima berkat dan menemukan keteraturan dalam hidup, seperti halnya keteraturan masakan ayam yang sudah diatur. Dayok nabinatur biasanya diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur. Arti dari ayam disusun ini agar yang menerima ayamnya mempunyai hidup yang teratur. Kenapa ayam? Itu karena di kampung, sebelum adanya alarm yang membangunin orang desa adalah ayam. Jadi orang desa biasanya bangun sebelum ayam berkokok Ayam itu untuk memperingatkan kita untuk bangun pagi tiap hari agar dapat rejeki. Di lingkup keluarga, makanan ini juga sering disajikan orangtua kepada anak yang hendak merantau. Saat menyerahkan makanan itu, orangtua menyampaikan kalimat-kalimat harapan terhadap anak yang hendak bepergian tadi, semacam petuah agar hidup bisa teratur di perantauan, santun dan tahu etika.
Seekor ayam pilihan, utamanya jantan merah berjambul bagus, dipotong mengikuti anatomi tubuhnya. Ada potongan kepala, leher, sayap, dada, punggung, ekor, hati-ampela, paha atas, dan kaki. Daging sisa potongan dicincang halus dan ditaruh dalam wadah daun pisang. Cara masaknya umumnya tiga: dipanggang, digulai (opor), atau dilemang.
Sentuhan terakhir adalah menaruh cabe rawit, irisan jahe dan bawang merah, serta mahkota bunga kembang sepatu di atasnya. Selain sebagai aksen, kelopak bunga kembang sepatu tersebut berfungsi sebagai penawar rasa pedas ketika kebanyakan makan cabe, jahe, dan bawang merah.
Saking jarangnya makan daging, selalu dibutuhkan acara khusus untuk menyajikan “Dayok Binatur Hinasumba” ini. Misalnya: pesta adat (baptisan, angkat sidi, perkawinan, kematian “sayur matua” [lanjut usia], dan memasuki rumah baru), ulang tahun, memberangkatkan anak sekolah/kuliah, wisuda, masuk kerja atau dapat job baru, kenaikan pangkat, dan bahkan “manonggot” (mengagetkan) pasangan suami-istri yang sudah lama menanti.
Protokol acaranya umumnya begini: yang terlibat dalam acara duduk bersila di atas tikar. Penerima ayam duduk di hadapan orang atau rombongan yang menyerahkan makanan tersebut. Sambil menyerahkan “Dayok Binatur”, orang atau rombongan menyampaikan harapan, nasihat, dan doa bagi si objek secara singkat. “Semoga hidupmu teratur, layaknya penataan makanan yang teratur ini dan semoga jiwa-ragamu tangkas, layaknya ketangkasan ayam jantan ini”. Atau, “Semoga rezekimu halal, rezeki yang kamu kais sendiri”. Nasihatnya adalah nasihat yang lurus-lurus saja.
Setelah berdoa, lantas makan bersama. Penerima ayam mengambil potongan favorit ayam panggang serta menjumput daging cincang, cabe rawit, irisan jahe dan bawang merah, serta kelopak bunga kembang sepatu. Khusus untuk daging cincang dan bumbu-bumbunya tersebut, si objek harus memakannya dalam satu suap. Setelah itu, ayam dikelilingkan agar semua peserta acara kebagian.
Selesai makan, acara dilanjutkan dengan penyampaian harapan, nasihat, serta doa yang panjang kali lebar kali tinggi. Lantas ditutup dengan doa. Makan tidak lagi sekadar mengenyangkan perut, melainkan menyemangati hidup.
“Dayok Binatur” telah didaftarkan di Kementerian Kehakiman sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) khas Simalungun.
Berikut ini bahan yang diperlukan dan cara membuatnya.
Bahan-bahan :
1. Ayam Kampung 1 ekor
2. Sikkam(Kulit batang daun salam)5x30 cm
3. Kelapa parut 1 buah
4. Lengkuas 2 cm
5. Jahe 1 cm
6. Serai 5 batang
7. Bawang merah 5 siung
6. Bawang putih 2 siung
7. Daun salam secukupnya
8. Lada secukupnya
9. Cabe merah/rawit secukupny
10.Darah ayam yang di sisihkan
Cara Membuat :
A. Untuk Ayam
1. Potong ayam dan kemudian bedah menurut karkasnya versi adat Simalungun.(bisa di tanya sama orang batak Simalungun).
2. Ambil daging pada bagian dada ayam (untuk di cincang halus jadi Hinasumba), sisihkan.
3. Haluskan semua bumbu-bumbu (lengkuas, jahe, bawang merah, bawang putih, lada) kecuali serai cukup memarkan saja.
4. Tumis bumbu yang telah di haluskan ,batang serai dan daun salam di dalam kuali kemudian masukkan potongan daging ayam besrta bagian dalamnya yang telah di bersihkan.
5. Tunggu kurang lebih 10 menit(setengah matang),kemudian masukkan kelapa parut yang sudah di sangrai terlebih dahulu.Biarkan selama 30 menit sampai ayamnya matang,lalu angkat.
B. Untuk Hinasumba/daging cincang halus
1. Memarkan Sikkam sampai bisa di peras airnya,kemudian tambahkan sedikit air supaya bisa di peras.
2. Mulailah memeras sikkam yang sudah di beri air sebelumnya, sisihkan.
3. Campur air sikkam dengan darah ayam yang di potong.
4. Cincang halus daging (dada ayam) yang telah di rebus bersama ayam tadi.
5. Campurkan daging yang telah di cincang dengan darah yang telah di campur dengan air sikkam, dan hinasumba telah jadi.
Penyajian :
1. Susun ayam di sebuah piring lonjong mulai dari kepala,bagian dalam,sayap,paha dan sampai ekor ayam seperti pada gambar.
2. Taburi hinasumba di sekeliling ayam yang sudah di susun, lalu hidangkan.
#OSKMITB2018
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...