Ritual
Ritual
Ritual Adat Sulawesi Selatan Kabupaten Enrekang
Damulu Banua
- 20 Desember 2018

Dalam menyambut Maulid Nabi besar Muhammad SAW, masyarakat adat Kaluppini di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan mengadakan ritual, salah satunya adalah Damulu.  Ada banyak macam Damulu, namun yang terbesar adalah Damulu sekarang ini, yang biasa disebut Damulu Banua, atau Maulid Akbar. Biasanya dilakukan di dalam Masjid Muttaqin Kaluppini, yang konon merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Enrekang.

Bagi masyarakat Kaluppini, Damulu adalah sebuah ritual keagamaan yang wajib dilaksanakan. Jika di daerah lain, waktu pelaksanaan maulid hanya sebulan saja, maka di Kaluppini berlangsung hingga tiga bulan. Dalam rentang tiga bulan ini, setiap rumah tangga yang memiliki hajatan ataupun kebetulan ada pesta perkawinan ataupun kematian, biasanya akan dirangkaikan dengan perayaan maulid tersebut.

Pelaksanaan Damulu Banua ini sendiri memiliki makna tersendiri, karena merupakan puncak perayaan maulid. Semua orang yang pernah bernazar atau bermohon sesuatu kepada Tuhan, akan membayar nazarnya sesuai dengan kemampuannya. Ada yang membayar dengan memotong beberapa ekor ayam. Bagi yang memiliki uang lebih, akan memotong seekor atau beberapa ekor sapi.

Ratusan ayam dan sapi itu dipotong di hari itu dan menjadi tahapan penting pelaksanaan Damulu Banua. Hewan-hewan ternak itu, setelah diberkati, langsung dipotong oleh salah seorang pemangku adat. Ayam-ayam yang telah dipotong segera dibersihkan, direndam di air panas sebelum dicabuti bulu-bulunya. Setelah bersih, ayam itu dibakar hingga hangat dan benar-benar bersih. Puluhan lelaki kemudian memotong ayam-ayam itu dalam potongan kecil, lalu dikumpulkan, sebelum akhirnya dimasak dengan hanya menggunakan bumbu garam.

Selama menunggu masaknya makanan tersebut, di dalam masjid, para pemangku adat bersama warga membaca barzanji. Dilafalkan berulang-ulang dengan dengan irama tertentu, khas Kaluppini. Laki-laki dan perempuan berkumpul di dalam masjid, meski tak bercampur. Di tengah-tengah masjid terdapat tumpukan pisang yang tersusun rapi, yang sekelilingnya dipenuhi makanan songkolo dan nasi putih yang terbungkus daun pisang.

Setelah seluruh makanan selesai dimasak, beberapa laki-laki mulai mendatangi warga yang hadir satu persatu membagikan songkolo, nasi, ayam dan sapi yang siap santap. Sebagai pengganti piring digunakan daun jati dan daun pisang. Sementara untuk pengganti mangkuk sop, digunakan tempurung kelapa. Selama proses pembagian makanan ini tak boleh ada yang mendahului makan. Makanan baru bisa dikonsumsi setelah semua orang yang hadir mendapatkan jatah makanan.

Penggunaan daun jati dan daun pisang ternyata memiliki maksud tersendiri. Daun-daun itu nantinya digunakan sebagai pembungkus makanan yang tidak dihabiskan, karena porsinya memang cukup besar. Sisa makanan itu, yang disebut nande sesa atau ‘makanan sisa’ akan dibawa pulang, untuk dimakan bersama keluarga.

Penyelenggaraan maulid secara besar-besaran merupakan salah satu tradisi yang masih bertahan di Kaluppini. Ini adalah ritual terbesar kedua setelah ritual delapan tahunan yang disebut pangewarang atau Maccera Manurung. Antusiasme warga bisa terlihat dari jumlah yang datang dan memberi kurban berupa ayam dan sapi.

Tradisi Damulu Banua ini sendiri menunjukkan pertautan antara Islam dan kebudayaan masyarakat Kaluppini. Jika tradisi pangewarang banyak terkait pada kebudayaan pra-Islam, maka Damulu Banua terkait pada ritual Islam.

sumber : http://www.mongabay.co.id/2018/01/13/damulu-banua-merayakan-kehidupan-di-kaluppini/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
tes
Alat Musik Alat Musik
Bali

tes

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline