×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Maluku

Asal Daerah

Kepulauan Banda Naira

Cuci Parigi Pusaka

Tanggal 19 Aug 2015 oleh Rani_arfiah_asyura .

Banda naira adalah salah satu pulau di kabupaten banda yang merupakan pusat administratif kecamatan banda, kabupaten maluku tengah, Maluku, Indonesia.


Banda naira pernah menjadi pusat perdagangan pala dan cengkih di dunia karena merupakan satu-satunya sumber rempah-rempah terbaik yang pernah ada, aktifitas perdagangan di banda naira menarik perhatian dunia baik dari benua eropa maupun asia, hal ini menyebabkan banyaknya tradisi, budaya, adat dan berbagai cerita rakyat yang terdapat di banda naira.


cuci sumur pusaka merupakan salah satu cerita rakyat dari banda naira, cuci parigi (Sumur) pusaka atau yang biasa di kenal dengan Rofaerwar adalah salah satu tradisi yang tidak meninggalkan religi. tradisi ini merupakan cerita rakyat yang sangat terkenal di kecamatan banda naira maluku tengah, tradisi yang di lakukan 10 tahun sekali ini menuai banyak cerita dan unsur magis yang di yakini sampai saat ini oleh masyarakat banda. prosesi pencucian parigi pusakapun melewati beberapa ritual adat dimana yang terlibat hanyalah orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan tetua-tetua adat terdahulu. cuci parigi pusaka ini melibatkan 44 orang baik wanita maupun pria dari kampung baru yang terletak di banda, dan 44 orang dari kampung lonthoir yang terdapat di banda besar. sehari sebelum proses pencucian parigi di lakukan semua orang adat yang bersangkutan berkumpul di malam hari pada pukul 12 malam untuk melakukan ritual memanggil arwah-arwah orang tua di zaman dulu. parigi pusaka tersebut terletak di dataran tinggi kampung lonthoir, sebenarnya ada terdapat dua parigi, satu untuk air minum dan yang satunya lagi untuk air mandi maupun mencuci dll, parigi tersebut bila di perhatikan secara saksama berbentuk kepala kucing di dalamnya. konon katanya dahulu di kampung lonthoir ada seorang putri raja cantik nan menawan yang bernama cilubintang sedang kelelahan dan haus dalam perjalanan mencari saudaranya, dia berjalan sangat jauh untuk mencari air namun ternyata di kampung tersebut tidak ada air sedikitpun, kampong itu sangat kering dan gersang tak memiliki tanda-tanda adanya mata air. dia kecewa dan menangis tersedu-sedu sambil mengosokkan telapak kaki di tanah yang kering, pada saat yang bersamaan tak sengaja dia melihat seekor kuncing berwarna hitam pekat yang berjalan keluar dari semak-semak sambil mengibaskan ekor dan bulunya dalam keadaan basah kuyup. diapun merasa heran dan bertanya-tanya dalam hati “kenapa bisa kuncing itu basah, bukankah tidak ada air di kampung ini”. demi memuaskan rasa penasaran diapun memutuskan mengikuti arah dimana kucing tersebut datang, dia melangkah perlahan-lahan dan seketika terpancar rona bahagia di wajahnya karena ternyata ada mata air.. yang keluar dari tanah gersang di balik semak-semak belukar. itulah sepenggal cerita mengenai bentuk dari sumur pusaka di kampung lonthoir, sebelum proses pencucian sumur pusaka ada pertunjukan ritual yang bernama belang darat atau biasa yang lebih di kenal oleh masyarakat luas yaitu kora-kora, ritual tersebut di lakukan oleh 44 orang dari masing-masing kampung yang di sebutkan tadi terlibat di dalamnya. menurut cerita pada saat belang di arak keliling kampung tidak boleh ada apapun yang lewat di depan belang tersebut, jika demikian maka akan ada yang mati. setelah semua ritual suda di lakukan barulah pencucian parigi di mulai, parigi tersebut di cuci dengan kain gajah berwarna putih sepanjang 99 depa (meter) uniknya pada saat kain gajah ini di arak melewati ratusan tangga dari parigi pusaka ke arah pantai, kain ini hanya boleh di pegang oleh perempuan, perempuan yang bersih (tidak sedang datang bulan). berpuluh-puluh tahun yang lalu ketika tradisi ini di jalankan pastilah mereka menghadirkan seorang perempuan yang memiliki keturunan adat untuk menjadi putri pada saat prosesi berlangsung perempuan yang menjadi putri itupun akan dirasuki arwah putri cilubintang dan menari mengelilingi lingkaran parigi yang kecil. itu semua melambangkan bahwa putri cilubintanglah yang pertama kali menemukan sumber mata air tersebut. menurut orang tua adat di banda naira, adanya tarian dari perempuan yang menggambarkan putri cilubintang di karenakan masuknya pemikiran-pemikiran bangsa portugis di banda naira, namun 9 tahun terakhir ini proses pencucian sumur pusaka suda tidak lagi menghadirkan sosok yang menggambarkan putri lagi. adapun beberapa narasumber mengatakan bahwa pada saat proses pencucian sumur sedang berlangsung tidak boleh ada apapun yang jatuh ke dalam sumur, jika yang hidup maka akan mati dalam sekejap. dan jika parigi tersebut tidak di cuci lebih dari 10 tahun maka akan terjadi bencana besar di banda naira, jika airnya kering maka akan ada bencana di dunia, semua yang terjadi kembali pada keyakinan kita masing-masing, dan tak tanggung-tanggung tradisi inipun mampu menyedot perhatian wisatawan local maupun manca Negara dari belahan dunia asia,eropa.


Penulis
Rani Arfiah Asyura

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...