Ornamen
Ornamen
Alat Masak Daerah Istimewa Yogyakarta DI Yogyakarta
Cowek - DI Yogyakarta - DI Yogyakarta - Peralatan Masak
- 19 April 2018

Cowek adalah salah satu alat memasak tradisional yang hingga sekarang masih banyak dijumpai dan digunakan oleh rumah tangga sebagai salah satu kelengkapan untuk memasak di dapur. Boleh jadi, dapur-dapur sekarang sudah modern, tetapi alat ini tetap masih eksis digunakan. Apalagi bagi warga di pedesaan, jelas alat ini selalu hadir dalam kegiatan memasak sehari-hari.

Selain cowek, orang Jawa sering menyebutnya layah. Dalam bahasa Indonesia disebut cobek. Tidak jauh berbeda. Namun menurut WJS Poerwadarminta dalam kamus Jawa “Baoesastra Djawa” (1939) membedakan pengertian cowek dan layak. Dalam kamus itu, pada halaman 257, disebutkan jika istilah layah itu untuk menyebut cowek berukuran besar. Namun tidak disebutkan secara jelas, ukuran besar itu dengan diameter berapa sentimeter. Sementara istilah cowek, seperti diterangkan pada halaman 647, dijelaskan sebagai layah kecil yang digunakan untuk membuat sambal atau sejenis piring kecil. Namun umumnya, masyarakat Jawa saat ini tidak begitu membedakan istilah layah dan cowek.

Umumnya, layak atau cowek terbuat dari batu atau gerabah. Bentuknya mirip dengan piring, tetapi lebih tebal (terutama cowek yang berasal dari batu). Diamater cowek sekitar 20 cm. Ada yang berukuran lebih kecil atau lebih besar. Sementara tingginya sekitar 7 cm. Bagian alas datar, agar mudah diletakkan di lantai atau alas lainnya. Pasangan cowek atau layah bernama munthu atau uleg-uleg. Munthu terbuat dari batu atau kayu. Munthu batu untuk pasangan layah yang terbuat dari batu, sementara munthu kayu untuk pasangan layah gerabah atau tanah liat.

Alat dapur tradisional ini hingga sekarang masih banyak dijumpai di dapur-dapur rumah tangga. Sebagian besar masih menggunakan alat ini. Fungsi utama layah atau cowek adalah untuk melumatkan bumbu-bumbu dapur atau untuk membuat sambal. Bumbu dapur yang perlu dilumatkan atau dilembutkan, alat ini cocok untuk dipakai. Biasanya bumbu-bumbu dapur yang perlu dilumatkan untuk memasak dan membuat sambal adalah bawang merah, bawah putih, mrica, ketumbar, kunyit, garam, gula jawa, cabe, kemiri, tomat, dan lainnya.

Namun saat ini juga ada alat pelumat bumbu yang sudah modern, tidak perlu tenaga ekstra untuk melumatkan dan mulai banyak dimanfaatkan, terutama untuk melumatkan bumbu dalam jumlah besar.

Biarpun keberadaan cowek atau cobek saat ini mulai terdesak oleh peralatan modern untuk melumatkan bumbu dan sambal, tetapi cowek tetap eksis dan dibutuhkan oleh sebagian besar ibu rumah tangga atau warung makan. Kiranya keberadaan cowek tidak tergantikan, terutama untuk urusan rasa. Apalagi untuk olahan sambal.

Banyak orang yang merasakan, olahan sambal yang dilembutkan dengan cowek, rasanya lebih enak, jika dibandingkan dengan pelumat modern adalah blender atau mesin giling. Melumatkan bumbu dengan alat ini jelas lebih mudah. Untuk kelembutan hasil, memang menang blender. Tetapi untuk urusan rasa, banyak yang menyatakan bahwa sambal dan bumbu, lebih enak rasanya “diuleg” dengan cowek.

Bumbu atau sambal yang bersentuhan dengan cowek dari batu atau tanah liat akan berbeda dengan rasa bumbu atau sambal yang bersentuhan dengan blender atau mesin giling yang terbuat dari besi, baja, atau stenlis. Itulah sebabnya, cowek dari batu atau tanah liat tetap menjadi pilihan utama bagi rumah tangga atau mayoritas warung kuliner yang menyajikan sambal sebagai bagian dari menu utama.

Bahkan dalam menyajikan sambal pun, cowek disertakan sebagai tempat sambal. Itu menandakan bahwa warung kuliner ingin mempertahankan cita rasa sambal yang diuleg dengan dengan alat tradisional.

Penjual lotek adalah satu satu pengguna cowek. Ukuran cowek yang dipakai tidak tanggung-tanggung, bisa berdiameter lebih dari 30 cm. Apalagi jika saat membuat lotek pesanan, sekali membuat di atas 10 porsi. Maka agar cepat menyajikan, digunakanlah cowek berukuran besar.

Salah satu warung lotek dan gado-gado di Yogyakarta yang terkenal dengan cowek besarnya adalah warung lotek teteg, di sebelah timur Stasiun Lempuyangan Yogyakarta.

Biar pun cowek sudah ada saingan alat serupa yag lebih modern, namun hingga sekarang pun produksi dan pemasaran cowek masih banyak dijumpai. Hampir di setiap daerah ada produsen dan penjualan cowek.

Di sekitar Jalan Raya Muntilan Jawa Tengah, adalah salah satu sentra produksi cowek batu. Di tempat-tempat wisata, juga banyak dijajakan suvenir atau oleh-oleh berupa cowek batu. Begitu pula di pasar-pasar tradisional maupun di swalayan, juga mudah ditemukan alat satu ini.

Apalagi harga cowek dari batu atau tanah liat lebih murah jika dibandingkan dengan alat modern. Cowek dari batu satu set ada yang berharga Rp 25.000. Tentu semakin besar, harganya lebih mahal. Untuk berbahan gerabah, harganya bisa lebih murah, tidak lebih dari Rp 10.000 untuk satu set.



 

Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2014/12/cowek-spesialis-untuk-melumatkan-bumbu-dan-sambal/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline