|
|
|
|
Cara-cara Suku Tengger Memakai Sarung Beserta Artinya Tanggal 11 Aug 2018 oleh OSKM_16518061_Krishudson Clement Teja. |
Sarung adalah pakaian tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia yang sekarang sudah menjadi atribut yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sebabkan oleh cara pemakaian dan kegunaannya yang sangat luas. Misalnya, sebagai bawahan untuk sholat, untuk menahan dinginnya malam saat meronda, dan bahkan sebagai atribut saat menghadiri acara resmi.
Salah satu suku yang memiliki ciri khas dalam pemakaian sarung adalah suku Tengger, penduduk sekitar Gunung Bromo. Bila kita bertemu dengan mereka, biasanya mereka akan terlihat memakai sarung. Salah satunya adalah Pak Subi. Pak Subi adalah seorang penyewa kuda di Bukit Teletubbies. Menurut informasi dari Pak Subi, sarung dapat menjadi simbol status, mode atau gaya, dan juga sebagai alat pembantu dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah cara-cara pemakaiannya.
Bagi perempuan, sarung yang disimpul di belakang menandakan bahwa mereka masih gadis dan belum berpacaran. Sedangkan bila sarung disimpul di pundak kanan, menandakan bahwa mereka masih gadis namun sudah punya pacar. Lain halnya bila sarung disimpul di depan, ini menandakan bahwa perempuan itu sudah menikah. Terakhir, sarung disimpul di pundak sebelah kiri berarti perempuan itu sudah menjadi janda.
Bagi laki-laki, sarung tidak dipakai untuk menandakan status, melainkan untuk formalitas, bergaya, ataupun sebagai atribut tambahan saat bekerja. Cara memakai sarung yang paling umum adalah sengkletan, yaitu dengan diselempangkan. Cara ini bertujuan untuk bergaya atau sebagai formalitas. Cara lain yang juga bertujuan sebagai formalitas adalah sempetan, yaitu dengan melipat sarung sebatas pinggang seperti masyarakat Indonesia pada umumnya. Selain cara-cara tersebut, simpul lampin juga merupakan cara menyimpul yang sering dipakai. Cara menggunakannya adalah dengan disimpul di bagian depan dan dipakai seperti halnya jubah. Cara ini bertujuan untuk memberi kehangatan pada bagian punggung. Selain disimpul lampin, cara memakai sarung sebagai penghangat beragam. Ada yang dipakai secara melingkar di leher (simpul wolu), ada juga yang menggunakannya seperti kerudung (kudungan), dan juga sebagai penutup wajah (sarung kudung) yang juga bertujuan untuk menangkal debu saat berkendara di atas motor. Gabungan dari kudungan dan sarung kudung disebut kekodong, yaitu menutupi kepala sehingga tinggal terlihat matanya saja. Tujuan lain bagi mereka untuk memakai sarung adalah sebagai atribut tambahan saat bekerja. Bisa dengan mengikatkan sarung di pinggang (sembong) atau bisa juga sebagai alat untuk membawa barang, yaitu dengan memasukkan barang-barang yang akan dibawa dan memakai sarung tersebut sebagai wadahnya. Sembong sendiri biasa digunakan oleh para laki-laki yang berkerja di ladang.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |