×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

seni Wayang

Elemen Budaya

Seni Pertunjukan

Provinsi

Jawa Barat

Asal Daerah

Priangan

Cara Pertunjukan Wayang Wong Priangan

Tanggal 09 Aug 2018 oleh Oskm18_16818055_kayne .

Dalam Khazanah kesenian Cirebon dan khazanah kesenian Priangan, jenis kesenian yang selalu menampilakan ceritera dengan pelaku manusia adalah wayang wong. Seperti dijelaskan oleh Soedarsono, kata "wayang" dalam bahasa Jawa kuno (kawi) berarti "bayangan" atau "pertunjukan bayangan" dan kata wwang berarti manusia. Jadi wayang wwanh adalah pertunjukan wayang yang semula aktor-aktrisnya berupa boneka dari kulit atau golek kemudian diganti dengan manusia.

Setiap wayang wong Priangan memiliki cara pertunjukan khas. Cara adalah jalan (aturan, sistem) melakukan/menyajikan wayang wong Priangan untuk dipertunjukkan kepada masyarakat. Dari pertunjukan wayang wong Priangan sejak masa sebelum kemerdekaan sampai masa setelah kemerdekaan yang di alami oleh kelompok-kelompok di kalangan menak dan kelompok-kelompok di kalangan rakyat, terdapat dua cara pertunjukkan:

  1. Mandiri

Mandiri adalah cara pertunjukan yang tidak bergantung pada orang lain, melainkan diselenggarakan/diadakan oleh kelompok wayang wong Priangan yang bersangkutan secara mandiri, atau sendiri diadakan oleh kelompok tersebut. Cara pertunjukan mandiri adalah satu-satunya cara pertunjukan wayang wong Priangan yang dialami oleh kelompok wayang wong Keuangan di kalangan menak/priyayi, baik sebelum kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan.

Ditelaah dari peristiwa2 pertunjukannya, seperti dalam rangka perayaan hari besar menyambut tahun baru, Ulang tahun kerajaan Belanda, pelantikan bupati, menyambut pejabat tinggi kolonial Belanda, menyambut hari kemerdekaan, hari uang tahun berdirinya kota/kabuoaten dan hajata seputar keluarga, cukup jelas bahwa pertunjukan wayang wong Priangan hanya sebatas dari mereka untuk mereka sendiri. Begitu pula, dalam hal makna pertunjukan wayang wong, di samping untuk kepentingan menghibur diri, lambang status dan lambang peradaban halus, juga untuk mengukuhkan wibawa. Di sini akan lebih jelas lagi, bahwa dalam menyelenggarakan pertunjukan wayang Wong Priangan didasarkan atas kepentingannya sendiri.

Kaum menak atau priyayi sebagai penyelenggara dan juga sebagai seniman wayang Wong, tidak berpretensi untuk kebutuhan material. Sebagai kaum menak, mereka adalah orang-orang yang kaya di kabupatennya. Begitu pula, status kaum priyayi adalah pegawai pemerintahan (ambtenar) yang mempunyai gaji memadai. Pertunjukan wayang wong Priangan di kalangan menak atau wayang priyayi tetap membutuhkan biaya, antara lain untuk menutupi kebutuhan membayar para nayaga, dalang, dan termasuk para pelaku wanita dari kalangan rakyat. Akan tetapi kebutuhan biaya tersebut cukup ditanggulangi oleh para menak dan priyayi yang menjadi seniman. Dengan kata lain, tidak pernah mengandalkan penyelenggara.

Untuk mempertunjukkannya tidak pernah secara khusus ditanggap, maksudnya ada yang mengundang dan dibayar. Pertunjukan wayang wong seperti ini tidak termasuk sering dan diselenggarakan karena kepentingannya sendiri.

Mengenai peristiwa-peristiwa pertunjukan yang dialami oleh kelompok-kelompok wayang wong Priangan di kalangan rakyat sejak masa sebelum kemerdekaan sampai masa setelah kemerdekaan, umumnya cara pertunjukannya mandiri dan ditanggap. Pertunjukan kelilingnya diadakan di tempat-tempat tertentu dengan memungut bayaran (karcis) dari penonton termasuk dalam cara pertunjukan mandiri, rombongan bertindak atas inisiatif sendiri. Namun, dibandingkan dengan kondisi yang ada di kalangan menak, inisiatif dalam menyelenggarakan pertunjukan mandiri di kalangan rakyat didasari atas harapan akan adanya penonton. Dengan adanya penonton, berarti akan terkumpul sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari anggota rombongan wayang wong Priangan. Hal ini dapat dimengerti karena kontrak sosial antara rombongan dengan penonton yang membeli karcis adalah kontrak jangka pendek, yaitu satu pertunjukan atau karcis masuk ke pertunjukan adalah pembayaran ongkos yang pasti.

2.Ditanggap

Cara pertunjukan lainnya yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari adalah cara pertunjukan ditanggap. Ditanggap adalah cara pertunjukan dengan tujuan untuk memenuhi panggilan/undangan until kebutuhan huburan dalam perayaan atau hajatan. Melalui cara pertunjukan ditanggap ini biasanya akan terdapat banyak hal yang ditentukan oleh pihak pengundang, baik untuk kepentingan hiburan dalam hajatan, maupun hajatan khusus untuk ruwatan bagi yang disunat.

Hal yang ditentukan oleh pihak pengundang biasanya waktu atau tanggal dan bulan pelaksanaan pertunjukan, penyesuaian kondisi tempat pertunjukan yang ada, pilihan ceritera, dan ada pula pengundang yang secara khusus menetapkan lamanya waktu pertunjukan. Akan tetapi, besar-kecilnya imbalan senantiasa merupakan hasil persetujuan bers lama antara pimpinan kelompok wayang wong dengan pengundang.

OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...