Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Candi Jawa Timur Blitar
Candi Selotumpuk
- 10 Mei 2019

Candi Selotumpuk secara harfiah berarti candi batu tumpuk (Selo = Batu), oleh karenanya tidak aneh juga jika ada yang menyebut candi ini dengan nama Watu Tumpuk. Secara administratif candi ini terletak di Desa Pagerwojo, Kesamben, Kab. Blitar. Letaknya sedikit jauh dari pemukiman, karena berada di puncak Gunung Batok.

Untuk menuju Candi Selotumpuk kalian bisa memarkirkan kendaraan di rumah warga, karena sejauh ini memang belum ada tempat parkir khusus bagi pengunjung candi. Selanjutnya perjalanan bisa dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak yang nantinya mengarah ke puncak Gunung Batok. Gunung tersebut tidak terlalu tinggi, hanya diperlukan waktu sekitar 20 menit untuk mancapai puncak, tapi tetap saja pendakian kecil ini tidak bisa diremehkan. Kerapatan vegetasi yang rendah membuat suasana pendakian sedikit terik di musim kemarau. Kami sarankan agar travelers sekalian melakukan pendakian pada pagi hari atau sore hari.

Sesampai di puncak, kalian akan menjumpai candi yang dimaksud. Sesuai dengan namanya, Candi Selotumpuk benar benar terlihat seperti tumpukan batu. Tumpukannya jelas sudah tidak sesuai dengan bentuk aslinya, tapi salut karena tumpukannya rapi berbentuk persegi. Tepat disamping candi terdapat sebuah gazebo, jika capek mendaki, kalian bisa menggunakannya untuk beristirahat sembari menikmati keindahan alam di puncak Gunung Batok.

Candi Selotumpuk memiliki ornamen hias yang cukup indah. Tampak beberapa antefik dan batu candi dihiasi dengan pahatan ornamen sulur, mirip dengan ornamen sulur Candi Simping.

Pada Candi Selotumpuk kalian juga dapat menjumpai keberadaan kala dan kemuncak candi. Melihat ukurannya yang tak terlalu besar, mungkin kala dan kemuncak ini bagian dari miniatur candi.

Candi Selotumpuk kemungkinan juga memiliki relief naratif. Relief tersebut dapat diamati pada dinding candi yang terletak di samping gazebo. Disana terlihat relief yang menggambarkan dua tokoh yang sedang duduk bersila saling berhadapan. Salah satu tokoh digambarkan gemuk dan satunya kurus. Diduga relief tersebut adalah penggalan dari cerita Bukbuksah Gagangaking.

Candi yang telah runtuh ini sebenarnya dibangun dengan perancangan yang matang. Tampak jelas bahwa sejumlah batu penyusun candinya diberi penomoran. Aksara yang digunakan dalam penomoran tersebut adalah aksara Jawa Kuno.

 

sumber: travellersblitar.com

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Vila Van Resink
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Vila Van Resink adalah bangunan cagar budaya berbentuk vila yang terletak di Jalan Siaga, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilik awal vila ini adalah Gertrudes Johannes "Han" Resink, seorang anggota Stuw-groep , sebuah organisasi aktif pada Perang Dunia II yang memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan negara demokratis Hindia Belanda. Bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda sebagai bagian dari station hill (tempat tetirah pada musim panas yang berada di pegunungan) untuk boschwezen dienst (pejabat kehutanan Belanda). Pada era Hamengkubuwana VII, kepengelolaan Kaliurang (dalam hal ini termasuk bangunan-bangunan yang berada di wilayah tersebut) diserahkan kepada saudaranya yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi. Tanah tersebut lantas dimanfaatkan untuk perkebunan nila, tetapi kegiatan itu terhenti kemudian hari karena adanya reorganisasi pertanian dan ekonomi di Vors...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Kertodadi
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pakem Kertodadi adalah salah satu gereja di bawah naungan sinode Gereja Kristen Jawa, yang terletak di Jalan Kaliurang km. 18,5, Padukuhan Kertadadi, Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Awal mula pertumbuhan jemaat gereja ini berkaitan dengan keberadaan Rumah Sakit Paru-Paru Pakem, cabang dari Rumah Sakit Petronela (Tulung), yang didirikan di wilayah Hargobinangun. Sebelum tahun 1945, kegiatan keagamaan umat Kristen diadakan secara sederhana dalam bentuk renungan atau kebaktian pagi yang berlangsung di klinik maupun apotek rumah sakit yang dikenal dengan nama "Loteng". Para perawat di rumah sakit tersebut juga melakukan pelayanan kesehatan ke dusun-dusun di sekitarnya, yaitu Tanen, Sidorejo, Purworejo, dan Banteng. Menurut Notula Rapat Gerejawi, jemaat gereja ini mengadakan penetapan majelis yang pertama kali pada 21 April 1945. Tanggal tersebut lantas disepakati sebagai hari jadi GKJ Pa...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Situs Cepet Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Situs Cepet Pakem adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Cepet, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan temuan dua buah yoni dan sejumlah komponen arsitektur candi di sekitarnya, situs ini diduga merupakan reruntuhan sebuah candi Hindu dari masa klasik. Lokasinya kini berada di area permakaman umum Padukuhan Cepet, berdekatan dengan sebuah masjid. Benda cagar budaya (BCB) utama yang ditemukan di situs ini adalah dua buah yoni yang terbuat dari batu andesit. Kondisi keduanya telah rusak, sedangkan lingganya tidak ditemukan. Yoni pertama awalnya berada di pekarangan penduduk bernama Pujodiyono, tetapi sekarang dipindahkan di halaman makam. Yoni ini memiliki ukuran relatif besar dengan bentuk yang sederhana, yaitu lebar 134 sentimeter, tebal 115 sentimeter, dan tinggi 88 sentimeter. Bagian bawah cerat yoni tersebut tidak bermotif dan memberikan kesan bahwa pengerjaannya belum selesai. Sementara itu, terdap...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Situs Potro
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Situs Potro atau Pancuran Buto Potro adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Potro, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini terdiri atas dua benda cagar budaya (BCB) utama yang seluruhnya terbuat dari batu andesit, yaitu jaladwara dan peripih. Jaladwara di situs ini oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Pancuran Buto, karena bentuknya menyerupai kepala raksasa (kala) dengan mulut terbuka, gigi bertaring, dan ukirannya menyerupai naga. Sementara itu, keberadaan peripih berukuran cukup besar di situs ini menimbulkan dugaan bahwa pernah berdiri sebuah bangunan keagamaan di sekitar lokasi, kemungkinan sebuah candi, meskipun bentuk dan coraknya tidak dapat dipastikan karena minimnya artefak yang tersisa.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev