Burek Kura adalah seorang pemuda miskin dengan wujud aneh. Wujudnya menyerupai kura-kura. Meski dengan wujud kura-kura, Bruek Kura dikenal selaku pemuda yang baik hati. Ia rajin bekerja membantu kedua orangtuanya. Orangtuanya sangat mencintai dan menyayangi Bruek Kura. Begitu pula halnya dengan Bruek Kura. Orang-orang yang mengenal Bruek Kura juga menghormati dan menyayangi pemuda baik hati itu tanpa mempedulikan wujud Bruek Kura yang aneh itu.
Ketika Bruek Kura telah dewasa usianya, Bruek Kura jatuh cinta pada seorang gadis berwajah cantik anak seorang saudagar kaya raya. Ia pun meminta kedua orangtuanya untuk meminang gadis yang dicintainya itu. Ibu Bruek Kura lantas menuju rumah gadis idaman anaknya. Orangtua Si gadis serta merta menolak lamaran Ibu Bruek Kura. Mereka tidak menghendaki anak gadisnya menjadi istri seorang pemuda berwujud kura- kura yang miskin itu.
Bruek Kura tidak menyerah meski lamarannya ditolak. Ia kembali meminta ibunya untuk datang ke rumah gadis idamannya. Ibu Bruek Kura terpaksa menuruti kehendak anaknya.
Orangtua Si gadis sangat kesal mendapati Ibu Bruek Kura kembali datang dan kembali mengutarakan keinginannya untuk melamar putrinya. Dengan wajah bersungut-sungut menahan kemarahannya, ayah Si gadis berujar, “Tanyakan sendiri pada anak gadisku! Apakah anak gadisku yang cantik wajahnya dan berasal dari keluarga saudagar kaya raya itu bersedia dinikahi seekor kura-kura yang miskin? Tanyakan langsung padanya!”
Ibu Bruek Kura lalu bertanya pada Si gadis, “Wahai gadis yang baik, apakah engkau bersedia menjadi istri dari anakku yang berwujud kura- kura lagi miskin itu?”
Sangat mengejutkan, Si gadis menyatakan kesediaannya!
Tak terkirakan kemarahan orangtua Si gadis ketika mendengar anak gadis mereka bersedia diperistri Bruek Kura. Ayah Si gadis berujar keras-keras, “Jika engkau tetap bersedia dinikahi kura-kura miskin itu, pergi engkau dari rumah ini!”
Si gadis tetap pada pendiriannya. Ia pun pergi dari rumah orangtuanya dan mengikuti ibu Bruek Kura. Bruek Kura dan Si gadis kemudian menikah. Mereka tinggal di sebuah gubug kecil yang dibangun Bruek Kura. Gubug kecil itu berdiri tidak jauh dari rumah mewah milik keluarga Si gadis.
Ketika malam tiba, Bruek Kura bergerak perlahan-lahan meninggalkan istrinya yang telah tertidur pulas. Bruek Kura melepaskan cangkang kura-kuranya. Berubahlah ia kemudian menjadi seorang pemuda yang gagah, bertubuh kuat, lagi sangat tampan wajahnya. Bruek Kura yang telah berubah wujud menjadi pemuda gagah lagi tampan itu kemudian pergi meninggalkan gubugnya. Ia lantas membeli aneka perhiasan indah dan juga barang-barang kebutuhan istrinya. Setibanya di gubug, Bruek Kura kembali memasuki cangkang kura-kuranya setelah meletakkan semua perhiasan dan juga kebutuhan istrinya.
Istri Bruek Kura sangat terperanjat ketika mendapati perhiasan indah dan aneka kebutuhannya berada di dekatnya. Ia tidak mengetahui siapa yang memberinya perhiasan indah dan aneka kebutuhannya itu meski ia yakin, suaminya tentu yang melakukannya. Keheranan istri Bruek Kura kian menjadi-jadi setelah hampir setiap pagi ia menemukan perhiasan indah dan juga kebutuhannya tergeletak di dekat tempatnya tertidur.
Istri Bruek Kura ingin mengetahui siapa sesungguhnya pelakunya. Maka, pada suatu malam ia berpura-pura tidur. Ia tetap berpura- pura tidur ketika Bruek Kura meninggalkan dirinya. Dengan berjingkat-jingkat ia mengintip apa yang dilakukan suaminya. Amat terperanjat istri Bruek Kura ketika melihat suaminya berubah wujud menjadi seorang pemuda yang gagah lagi sangat tampan wajahnya. Ketika suaminya pergi, istri Bruek Kura segera mengambil cangkang kura-kura yang ditinggalkan suaminya. Ia menghendaki suaminya tetap dalam wujud manusia. Maka, cangkang kura-kura itu lantas dibakarnya.
Keajaiban pun terjadi. Seketika cangkang kura-kura itu terbakar, mendadak cangkang itu berubah menjadi sebuah rumah besar yang sangat mewah. Laksana sebuah gedung istana! Mendadak muncul pula aneka hewan ternak di belakang rumah megah itu. Berjenis-jenis hewan ternak itu telah berada di dalam kandangnya masing-masing.
Ketika Bruek Kura pulang, ia terperanjat mendapati sebuah gedung mewah di dekat tempat tinggalnya. Ia juga tidak bisa menemukan kembali cangkang kura-kuranya. Berulang-ulang ia mencari, cangkang kura-kuranya itu tidakjuga diketemukannya. Sadarlah ia jika ia tidak lagi bisa menjelma menjadi kura-kura. Ia tetap menjad manusia untuk selama-lamanya.
Istri Bruek Kura amat gembira bersuamikan Bruek Kura yang ternyata lelaki gagah berwajah amat tampan. Bertambah-tambah kegembiraannya setelah mengetahui suaminya sesungguhnya seorang alim ulama yang sangat sakti. Masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka juga sangat gembira karena di daerah mereka terdapat seorang alim ulama yang dapat menjadi tempat mereka untuk belajar agama.
Bruek Kura dan istrinya hidup berbahagia. Keduanya hidup rukun, saling sayang-menyayangi. Berlimpah-limpah kekayaan yang mereka miliki dan mereka tidak ragu-ragu untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Burek Kura dan istrinya kemudian dikenal sebagai seoasang suami istri dermawan.
Lantas, bagaimana dengan orangtua istri Bruek Kura?
Mereka benar-benar malu dan sangat menyesal. Kura-kura buruk rupa yang telah mereka tolak pinangannya dahulu ternyata adalah jelmaan seorang alim ulama yang melimpah ruah kekayaannya. Berlipat-lipat kali kekayaannya dibandingkan kekayaan mereka yang telah ternama selaku saudagar kaya raya. Mereka hanya bisa menyesali diri dan merasa malu atas perbuatan buruk mereka dahulu.
JANGAN MEMANDANG RENDAH KEPADA ORANG LAIN. KEMULIAAN DAN KEHORMATAN ORANG SESUNGGUHNYA TIDAK TERLETAK PADA KEKAYAAN YANG DIMILIKINYA. MELAINKAN PADA SIFAT DAN PERILAKUNYA YANG BAIK DAN TERPUJI.
Sumber: https://dongengceritaanak.com/category/cerita-rakyat/aceh/
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.