Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Bengkulu Bengkulu
Bujang Awang Tabuang
- 19 September 2014 - direvisi ke 3 oleh Bangindsoft pada 12 November 2021

Cerita rakyat daerah Bengkulu, Bujang Awang Tabuang, menceritakan tentang seorang pemuda tampan lagi sakti mandraguna yang merupakan anak Raja Kramo Kratu Agung dan permaisurinya Putri Rimas Bangesu. Karena dianggap tidak mampu memberikan keturunan, Putri Rimas Bangesu diasingkan ke tengah hutan oleh suaminya sendiri atas nasehat penasehat kerajaan.

Pada dahulu kala di daerah Bengkulu, terdapat sebuah kerajaan bernama Peremban Panas yang dipimpin oleh Raja Kramo Kratu Agung yang memiliki permaisuri bernama Putri Rimas Bangesu. Sang Raja memerintah dengan adil bijaksana. Rakyat Kerajaan Peremban Panas sangat menghormati dan mencintai raja mereka.

Namun kebahagiaan Raja Kramo Kratu Agung sedikit terganggu, karena setelah menikah selama enam tahun dengan Permasuri Putri Rimas Bangesu, mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Sang Raja merasa khawatir, siapa yang akan meneruskan tahta kerajaannya nanti. Kerabat kerajaan kemudian berembug untuk membicarakan masalah ini. Setelah mereka berembug, hasil dari rembug kerabat kerajaan tersebut mengejutkan Putri Rimas Bangesu. Mereka memutuskan bahwa Sang Raja harus menikah dengan wanita lain. Sedangkan Putri Rimas Bangesu harus diasingkan ke tengah hutan rimba.

Kelahiran Bujang Awang Tabuang

Tidak lama kemudian, Putri Rimas Bangesu diasingkan ke tengah hutan. Ia ditemani oleh seekor harimau dan sepasang kera. Kerajaan membuatkan sebuah gubug di tengah hutan rimba sebagai tempat pengasingan Sang Permaisuri. Sebenarnya saat diasingkan, Sang Permaisuri tengah mengandung, hanya saja Raja Kramo Kratu Agung tidak mengetahuinya. Setelah sekian lama tinggal di pengasingan, lahirlah dari rahim Sang Permaisuri, seorang anak laki-laki tampan dan sehat. Sang permaisuri memberinya nama Bujang Awang Tabuang.

Di bawah pengasuhan ibunya, ditemani oleh harimau dan sepasang kera, Bujang Awang Tabuang tumbuh menjadi seorang pemuda gagah, tampan, tangguh lagi sakti. Waktu terus bergulir hingga Bujang Awang Tabuang mencapai umur tujuh belas tahun. Selama itu pula ibunya selalu berdusta padanya. Setiap kali Bujang bertanya perihal siapa ayahnya, Ibunya akan mengatakan bahwa ayahanda Bujang adalah seorang Dewa.

Namun kini Bujang telah menjadi seorang pemuda dewasa. Sang Permaisuri merasa sudah waktunya Bujang mengetahui siapa ayah kandungnya. Putri Rimas Bangesu akhirnya mengatakan bahwa Raja Kramo Kratu Agung adalah ayah kandungya. Ia juga menceritakan kejadian yang menimpa dirinya diasingkan dari istana.

Mengetahui hal tersebut, Bujang meminta izin pada ibunya untuk pergi ke istana Kerajaan peremban Panas mencari ayahandanya. Walaupun merasa berat hati, namun Putri Rimas Bangesu tetap mengizinkanya. “Berhati-hatilah engkau Bujang. Sebisa mungkin hindari pertengkaran atau perkelahian dalam perjalanmu nanti. Ibu akan terus mendoakanmu.” kata Sang Ibunda.

Bujang Berangkat Ke Istana Mencari Ayahandanya

Keesokan harinya Bujang Awang Tabuang berangkat menuju istana Kerajaan Peremban Panas. Dari hutan rimba ia berjalan kaki seorang diri selama berhari-hari. Setiap bertemu dengan penduduk, ia akan bertanya kemana arah istana Kerajaan Peremban Panas. Akhirnya Bujang tiba juga di istana Kerajaan Peremban Panas.

Setibanya di gerbang istana, Bujang langsung masuk begitu saja ke dalam istana. Tingkah lakunya itu membuat penjaga istana berusaha menghentikannya. “Saya ingin bertemu dengan Raja Kramo Kratu Agung.” kata Bujang pada para penjaga gerbang istana.

“Tidak bisa kau seenak perutmu masuk ke istana begitu saja. Yang Mulia Raja Kramo Kratu Agung saat ini tidak bisa diganggu. Beliau saat ini hendak menikah dengan Putri Rambut Perak dari Kerajaan Pinang Jarang.” kata para penjaga.

Bujang Membuat Kekacauan Di Istana Kerajaan Peremban Panas

Namun Bujang tetap memaksa masuk yang membuat para penjaga terpaksa mengusirnya. Tidak terima diusir, Bujang melawan para penjaga. Akibatnya tejadi perkelahian diantara mereka. Bujang Awang Tabuang nampaknya terlalu tangguh bagi para penjaga gerbang istana. Ketika datang prajurit lainnya untuk mengeroyok Bujang, dengan mudahnya Bujang mengalahkan mereka semua. Para prajurit akhirnya berlarian menjauhi Bujang. Sebagian diantara prajurit melaporkan hal ini pada Patih Kerajaan.

Karena merasa kelelahan setelah perjalanan jauh dan berkelahi dengan para penjaga, Bujang kemudian tidur di bawah pohon alun-alun istana. Suara dengkurnya terdengar begitu keras hingga membuat istana kerajaan bergetar bagaikan terkena gempa bumi. Getaran seperti gempa ini membuat seisi istana gempar.

Raden Tumenggung, Patih Kerajaan Peremban Panas segera keluar mencari biang keladi kekacauan tersebut. Ia segera mendapati Bujang Awang Tabuang sedang tidur mendengkur di bawah pohon alun-alun istana. “Hai gembel bangun! Jangan buat kekacauan di istana Kerajaan. Apa maksudmu dengan membuat kekacauan seperti!” teriak Raden Tumenggung kasar.

Bujang terbangun, kemudian ia berjalan ke dalam istana mencari Raja Kramo Kratu Agung. Ia sama sekali tidak memperdulikan Raden Tumenggung. Melihat sikapnya yang tidak sopan, Raden Tumenggung tanpa basa-basi langsung menyerang Bujang. Terjadilah perkelahian diantara keduanya. Lagi-lagi Bujang menunjukkan ketangguhannya dalam bertarung. Dalam waktu singkat ia mampu mengalahkan Raden Tumenggung.

Bujang Awang Tabuang lantas memasuki istana dan mengamuk menghancurkan apa saja yang ada di depannya. Para prajurit istana dibuat kocar-kacir tidak mampu menghadapinya. Raja Kramo Kratu Agung akhirnya turun tangan langsung menghadapi pemuda pengacau ini. Keduanya bertarung sengit selama satu hari satu malam. Keduanya belum mengetahui bahwa mereka berdua adalah ayah dan anak. Karena tidak ada tanda-tanda siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah, Raja Kramo Kratu Agung akhirnya meminta Bujang untuk menghentikan pertarungan tersebut.

“Sudahlah hai anak muda. Nampaknya pertarungan ini tidak akan selesai. Siapakah dirimu berani membuat kekacauan di istana? Aku Raja Kramo Kratu Agung. Katakan apa keperluanmu?” kata Sang Raja.

Bujang Akhirnya Bertemu Ayahandanya

Bujang merasa kaget bahwa ternyata lawan tarungnya ini adalah ayahanda yang ia cari selama ini. “Maaf Paduka Raja. Hamba adalah Bujang Awang Tabuang, putra dari Putri Rimas Bangesu. Sewaktu ibunda diasingkan ke hutan rimba, sebenarnya ibunda tengah mengandung Hamba.” kata Bujang.

“Jadi engkau adalah anakku wahai anak muda?” kata Sang Raja.

“Benar ayahanda. Sekarang ibunda masih di hutan ditemani harimau dan kera.” kata Bujang.

Raja Kramo Kratu Agung segera memeluk anaknya. Ia meminta maaf telah mengasingkan dan menyiakan-nyiakan ibunya. Raja mengaku tidak tahu bahwa Putri Rimas Bangesu saat diasingkan tengah mengandung. Sang Raja kemudian membatalkan pernikahannya dengan Putri Rambut Perak.

Putri Rimas Bangesu Kembali Ke Istana

Keesokan harinya, Sang Raja bersama Bujang Awang Tabuang beserta para prajurit pergi ke hutan tempat pengasingan Putri Rimas Bangesu untuk menjemputnya. Maka bertemulah kembali Raja Karmo Kratu Agung dengan istrinya Putri Rimas Bangesu. Keduanya berpelukan sambil menangis. Sang Raja kemudian membawa kembali istrinya ke istana Kerajaan Peremban Panas dengan menaiki kereta indah.

Akhirnya Bujang Awang Tabuang hidup berbahagia bersama kedua orang tuanya di istana Kerajaan Peremban Panas. Meski sudah tinggal di istana, Bujang Awang Tabuang tidak melupakan harimau dan kera yang telah menemaninya sejak kecil. Bujang kerap mengunjungi harimau dan kera dihutan dan bercengkrama dengan mereka seperti saat ia kecil dahulu.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya